ERAMADANI.COM – Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam firman-Nya memang menjanjikan akan mengijabah doa para hamba-hamba-Nya. Namun, sebagai seorang hamba juga perlu untuk memperhatikan sebab-sebab utama agar doa terkabul.
Melansir rumaysho.com, ada 3 sebab utama terkabulnya sebuah doa, yakni sebagai berikut.
- Hati tidak lalai dalam doa, benar-benar menghayati saat memanjatkan doa.
- Benar-benar butuh, membuat kondisi genting saat meminta.
- Menaruh harapan besar terkabulnya doa.
Tiga sebab itu berdasarkan hadis-hadis serta penjelasan para ulama.
Salah seorang ulama bernama Yahya bin Muadz pernah berkata:
“Siapa yang Allah mudahkan baginya untuk menghadirkan hati dalam doa, maka doanya takkan tertolak."
Kemudian, dalam kitab Al-Fawaid, Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziah berkomentar dengan mengatakan:
“Siapa yang menghadirkan hati dalam doa, ketika keadaan darurat (genting) ia meminta, dan kuat rasa harapnya, maka hampir-hampir doanya sulit untuk ditolak."
Adapun dalil dari hadis Nabi yang mendasari 3 sebab itu adalah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”HR. Tirmidzi, No. 3479 serta Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini hasan
Sementara hadis yang menjelaskan bahwa berdoa dalam keadaan genting atau dalam keadaan sangat butuh menjadi salah satu sebab utama terkabulnya permohonan, adalah hadis dari Abu Hurairah riwayat Imam Muslim.
“Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai, dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?”HR. Muslim, No. 1015
Pada hadis di atas, Nabi sebenarnya mengisyaratkan bahwa keadaan laki-laki yang genting itu sangat berpotensi untuk membuat doanya terkabul.
Akan tetapi, lantaran ia mengonsumsi yang haram maka efeknya adalah doanya tidak terkabul. (ERK)