ERAMADANI.COM, DENPASAR – Saat ini, penggunaan sarung tangan karet atau plastik menjadi salah satu pelindung diri bagi tim medis, bahkan juga menjadi bagian pelindung diri kasir kasir yang ada di toko toko di Indonesia.
Namun bagi masyarakat yang tidak berada dalam pantauan kesehatan, penggunaan sarung tangan karet atau plastik justru dapat memicu penyebaran virus.
Sehingga masyarakat dihimbau untuk tidak sembarangan menggunakannya. Pasalnya, penggunaan alat ini justru bisa memicu penularan infeksi virus corona (Covid-19).
Terkait hal ini, disampaikan oleh Direktur RSUD dr Iskak, Tulungagung, Supriyanto di GOR Lembupeteng, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (16/07/2020)
“Jangan dikira menggunakan alat yang satu itu aman. Sebab [bahan] karet yang menutup kulit tangan kita itu justru memicu kelembapan di mana virus corona menjadi lebih lama bertahan,” tuturnya.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, sebalilknya, hal yang berbeda akan terjadi jika tangan dibiarkan terbuka tanpa sarung tangan.
Pasalnya suhu udara bercampur angin kering yang menerpa permukaan kulit, akan membuat virus maupun bakteri cepat mati.
Dalam hal ini, Supriyanto menegaskan bahwa rajin mencuci tangan lebih penting dari sekadar memakai sarung tangan.
“Yang jauh lebih penting itu adalah kebiasaan cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir ataupun memakai hand sanitizer,” katanya.
Pemakaian sarung tangan, lanjut Supriyanto, hanya direkomendasikan untuk petugas medis ataupun kegiatan nonmedis yang berkaitan dengan kebersihan benda yang tersentuh atau dipegang.
Penggunaannya juga harus dilakukan dengan mengikuti protokol yang berlaku. Memakai dan melepaskannya harus dilakukan dengan benar, diikuti dengan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
“Jika digunakan sembarangan, apalagi oleh warga tanpa tahu prosedur yang benar, bisa jadi bumerang. Membahayakan diri sendiri dan orang lain tentunya,” ujarnya. (IAA)