Jakarta, 4 Februari 2025 – Gedung Sultan Hotel & Residence Jakarta hari ini menjadi pusat perhatian para tokoh agama, politik, dan akademisi. Sarasehan Ulama Nahdlatul Ulama (NU) bertajuk "Asta Cita dalam Perspektif Ulama NU" menarik perhatian luas, menandai peran penting NU dalam memandu navigasi politik dan sosial bangsa di tengah dinamika yang kompleks. Acara yang didukung oleh Bank Syariah Indonesia dan MIND ID ini menjadi panggung diskusi mengenai "Asta Cita Prabowo-Gibran," sebuah visi yang diharapkan dapat menjadi pedoman pembangunan nasional.
Sejumlah menteri Kabinet Merah Putih dan ulama terkemuka hadir dalam acara yang disiarkan langsung melalui live streaming detikcom pukul 13.00 WIB ini. Kehadiran mereka menegaskan komitmen pemerintah dan ulama dalam membangun sinergi untuk mewujudkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Suasana khidmat namun penuh semangat intelektual menyelimuti ruangan, menunjukkan betapa pentingnya perhelatan ini bagi masa depan bangsa.
Salah satu tokoh yang pertama tiba adalah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti. Dengan mengenakan batik dan peci hitam, ia menunjukkan kesederhanaan dan kesiapannya untuk berdiskusi. Kedatangannya disambut hangat oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan jajarannya, menunjukkan penghormatan dan kolaborasi yang terjalin antara pemerintah dan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia ini.
Tak lama berselang, Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, juga hadir. Kehadiran dua tokoh penting di pemerintahan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung dan menghargai peran NU dalam membangun bangsa. Penyambutan hangat dari Rais Syuriah PBNU Mohammad Nuh dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) semakin memperkuat ikatan solidaritas antara pemerintah dan NU. Kehadiran Gus Ipul, tokoh berpengalaman dalam kancah politik nasional, menunjukkan peran penting NU dalam menjembatani berbagai kepentingan di Indonesia.
Selain para menteri, kehadiran Ketua Umum Pagar Nusa, Gus Nabil Haroen, menunjukkan komitmen NU dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Pagar Nusa, organisasi pencak silat NU, memiliki peran strategis dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Kehadirannya menandakan bahwa sarasehan ini tidak hanya berfokus pada aspek ideologi dan politik, tetapi juga memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan bangsa.
Sarasehan ini dirancang dalam tiga sesi panel diskusi yang intensif. Setiap sesi menghadirkan pembicara dari kalangan menteri Kabinet Merah Putih, ulama NU, dan cendekiawan terkemuka. Format ini dirancang untuk memperkaya perspektif dan menghasilkan rekomendasi yang komprehensif mengenai "Asta Cita Prabowo-Gibran." Kehadiran cendekiawan menunjukkan upaya untuk memasukkan aspek akademis dan pemikiran kritis dalam mendiskusikan visi tersebut.
Pemilihan "Asta Cita Prabowo-Gibran" sebagai tema utama menunjukkan kesadaran NU terhadap dinamika politik nasional. Sebagai organisasi keagamaan yang memiliki pengaruh luas, NU memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas politik dan mengawasi jalannya pemerintahan. Diskusi mengenai visi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan nasional dan menciptakan ruang dialog yang konstruktif antara berbagai pihak.
Melalui sarasehan ini, NU sekali lagi menegaskan peran strategisnya sebagai penjaga harmonisasi sosial dan mitra pemerintah. NU tidak hanya berperan sebagai pengawas, tetapi juga sebagai aktor aktif dalam membangun bangsa. Komitmen ini terlihat dari keterlibatan aktif NU dalam berbagai program pemerintah yang bertujuan untuk memajukan rakyat Indonesia.
Kehadiran para menteri dari Kabinet Merah Putih menunjukkan pengakuan pemerintah terhadap peran penting NU dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kolaborasi antara pemerintah dan NU diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam mewujudkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sangat penting di tengah tantangan global yang semakin kompleks dan dinamis.
Sarasehan ini bukan sekedar pertemuan formal, tetapi merupakan manifestasi dari komitmen bersama untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Diskusi yang terbuka dan objektif diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang pro-rakyat. Peran ulama NU sebagai pemimpin agama dan pemikir yang bijak sangat dibutuhkan dalam mengarahkan arah pembangunan bangsa.
Kehadiran Bank Syariah Indonesia dan MIND ID sebagai pendukung acara ini juga menunjukkan peran sektor swasta dalam mendukung upaya pembangunan bangsa. Kolaborasi antara pemerintah, organisasi keagamaan, dan sektor swasta merupakan kunci sukses dalam mewujudkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dukungan keuangan dari kedua lembaga ini menunjukkan keseriusan mereka dalam mendukung peran NU dalam membangun bangsa.
Secara keseluruhan, Sarasehan Ulama NU ini merupakan peristiwa penting yang menunjukkan komitmen bersama untuk membangun Indonesia yang adil, makmur, dan bermartabat. Harapannya, diskusi yang terjadi dapat menghasilkan rekomendasi konkret yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah dan stakeholder lainnya untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Peran NU sebagai penjaga harmonisasi sosial dan mitra pemerintah akan terus diperlukan dalam menghadapi tantangan ke depan. Semoga sarasehan ini dapat menjadi momentum untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan acara ini tergantung pada komitmen bersama untuk terus berkolaborasi dan berdialog dalam rangka mewujudkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.