ERAMADANI.COM – Seorang pemimpin membawa amanah besar pada kedua pundaknya, memikul tanggung jawab mulia membawa kaumnya ke jalan kebenaran dan kesejahteraan. Tanggung jawab yang ditunaikan dengan baik akan mendapatkan kebaikan pula di akhirat. Namun, tidak semua pemimpin dapat amanah atas tanggung jawab mereka, tak jarang justru melukai kesejahteraan kaumnya. Rasulullah mengingatkan kepada mereka para pemimpin yang tak amanah, kelak mereka tak akan menemui kebaikan.
Agama Islam mengajarkan agar para pemimpin menjadi pemimpin yang baik, adil, jujur, bijaksana, dan amanah agar selamat dunia akhirat.
Melansir dari republika.co.id. Rasulullah SAW dalam sabdanya menyampaikan suatu hal terkait seorang hamba, yang mendapatkan amanah menjadi seorang pemimpin oleh Allah SWT.
Akan tetapi, seorang itu tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik atau tidak amanah, maka ia tidak akan mencium bau surga.
Ubaidullah bin Ziyad mengunjungi Ma’qil bin Yasar ketika sakit yang membuatnya mati, lantas Ma’qil mengatakan kepadanya, “Saya sampaikan hadis kepadamu yang aku dengar dari Rasulullah SAW.”
Aku (Ma’qil) mendengar Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang hamba yang Allah beri amanat kepemimpinan, namun dia tidak menindaklanjutinya dengan baik, selain tak bakalan mendapat bau surga.”
HR Bukhari
أنَّ عُبَيْدَ اللهِ بنَ زِيَادٍ دَخَلَ علَى مَعْقِلِ بنِ يَسَارٍ في مَرَضِهِ، فَقالَ له مَعْقِلٌ: إنِّي مُحَدِّثُكَ بحَدِيثٍ لَوْلَا أَنِّي في المَوْتِ لَمْ أُحَدِّثْكَ به، سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ، يقولُ: ما مِن عَبْدٍ اسْتَرْعاهُ اللَّهُ رَعِيَّةً، فَلَمْ يَحُطْها بنَصِيحَةٍ، إلَّا لَمْ يَجِدْ رائِحَةَ الجَنَّةِ
Imam Muslim dalam Shahih Muslim pun menyampaikan hadis serupa dengan redaksi yang sedikit berbeda.
Rasulullah SAW dalam sabdanya menyampaikan bahwa surga haram bagi pemimpin yang mati dalam keadaan sedang menipu rakyatnya.
عَنِ الْحَسَنِ، قَالَ: عَادَ عُبَيْدُ اللهِ بْنُ زِيَادٍ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ الْمُزَنِيَّ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ، قَالَ مَعْقِلٌ: إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَوْ عَلِمْتُ أَنَّ لِي حَيَاةً مَا حَدَّثْتُكَ، إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Ubaidullah bin Ziyad mengunjungi Ma’qil bin Yasar al-Muzani yang sedang sakit dan menyebabkan kematiannya.
Ma’qil berkata, “Sungguh, aku ingin menceritakan kepadamu sebuah hadis yang aku pernah mendengarnya dari Rasulullah SAW. Sekiranya aku mengetahui bahwa aku (masih) memiliki kehidupan, niscaya aku tidak akan menceritakannya.”
Ma’qil mengatakan sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan surga atasnya.”
HR Muslim
(ITM)