Sa’ad bin Abi Waqqash, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk surga, merupakan sosok yang dikenal dengan keteguhan iman dan kemanjuran doanya. Lahir dari keluarga terpandang di suku Quraisy, Sa’ad memiliki hubungan erat dengan Rasulullah SAW sebagai paman dari pihak ibu.
Sejak muda, Sa’ad dikenal sebagai pemuda cerdas dan serius. Ia memiliki tubuh tegap, meski tak terlalu tinggi, dengan potongan rambut pendek. Keberaniannya dalam medan perang membuatnya dijuluki sebagai salah satu kesatria Islam yang paling tangguh.
Senjata Doa yang Mempesona
Sa’ad menguasai dua senjata utama: panah dan doa. Keahliannya dalam memanah tak tertandingi, setiap panah yang dilepaskan selalu tepat sasaran. Namun, yang lebih menonjol adalah kekuatan doanya yang selalu dikabulkan Allah SWT.
Kehebatan doa Sa’ad tak lepas dari doa Nabi Muhammad SAW untuknya. Suatu ketika, Rasulullah SAW melihat sesuatu yang menggembirakan dan menenangkan dari Sa’ad. Beliau pun memanjatkan doa yang makbul, "Ya Allah, tepatkanlah lemparan panahnya dan kabulkanlah doanya."
Di antara para sahabat, Sa’ad dikenal memiliki doa yang tajam laksana pedang. Kisah kemanjuran doanya terukir dalam riwayat Amir bin Sa’ad. Suatu hari, Sa’ad melihat seorang laki-laki mengumpat Ali, Thalhah, dan Zubair. Ia menegur laki-laki tersebut, namun diabaikan.
"Kalau begitu akan kudoakan (keburukan) padamu!" ancam Sa’ad.
Laki-laki itu menantang, "Engkau mengancamku seolah dirimu seorang nabi."
Sa’ad pun berwudhu dan salat dua rakaat. Setelah salat, ia mengangkat kedua tangannya dan berdoa, "Ya Allah, jika menurut ilmu-Mu laki-laki ini telah mengumpat orang-orang yang telah mendapat anugerah (kebaikan) dari-Mu dan umpatan itu membuat-Mu murka, jadikanlah ia sebagai pertanda dan suatu pelajaran."
Tak lama kemudian, seekor unta liar muncul dari sebuah pekarangan rumah. Hewan itu menerjang kerumunan manusia seolah mencari sesuatu. Unta tersebut kemudian menerjang laki-laki yang mengumpat dan membantingnya di antara kaki-kakinya. Ia menginjak-injak laki-laki itu hingga tewas.
Wafatnya Sa’ad bin Abi Waqqash
Sa’ad bin Abi Waqqash wafat di rumahnya di kawasan ‘Aqiq, sekitar 10 mil dari Madinah, di usia 70 tahun lebih. Jenazahnya dimakamkan di komplek pemakaman Baqi’. Tahun wafatnya diperkirakan 55 H atau 50 H, namun hal ini masih menjadi perdebatan.
Sa’ad bin Abi Waqqash merupakan contoh nyata dari seorang sahabat Nabi yang memiliki keimanan yang kuat dan doa yang dikabulkan Allah SWT. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya dalam segala urusan.
Catatan:
- Artikel ini ditulis berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber yang disebutkan dalam teks berita asli.
- Penulis berusaha untuk menyajikan informasi dengan bahasa yang lugas, mudah dipahami, dan sesuai dengan kaidah jurnalistik.
- Artikel ini tidak dimaksudkan untuk menghakimi atau menafsirkan secara subjektif terhadap keyakinan atau ajaran agama tertentu.
- Penulis menghargai keragaman keyakinan dan menghormati setiap individu untuk memiliki penafsirannya sendiri.