ERAMADANI.COM, DENPASAR – Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Provinsi Bali menggelar Rapat Kerja Daerah ( RAKERDA ) III di Quest Hotel Denpasar hari Sabtu (20/07/2019) kemarin.
Acara tersebut mengusung tema “Membangun Sinergi Ummat – Ulama Untuk Penguatan Ekonomi dan Peran Ummat Dalam Kebangsaan Berbasis Masjid”.
Setelah Tembusnya Pengurus MUI Bali Ke Senayan
Acara tersebut baru terselenggara usai suksesnya MUI Bali antarkan tokoh muslim yang juga merupakan pengurusnya merebut satu kursi di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yakni, Bambang Santoso.
Dilansir dari Radar Bali, dalam forum itulah muncul gagasan untuk mewakilkan tokoh muslim di Pilkada serentak 2020 mendatang.
Ketua MUI Bali, H. Taufik Asy’adi, saat membuka Rakerda III berikan apresiasi atas kebersamaan dan persatuan ummat Islam di Bali yang telah berhasil antarkan Bambang Santoso ke Senayan.
“Bersyukur pada tahun ini (Pemilu 2019) kita di Bali telah bisa tunjukkan prestasi untuk persatuan.”
“Sehingga Dewan Perwakilan Daerah dari Bali salah satunya adalah Ustadz Bambang Santoso, yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia Provinsi Bali,” ungkapnya.
Bagi Kyai Taufik, menjadi tugas bersama untuk mengawal dengan memberikan masukan agar wakilnya tetap istiqomah sebagai wakil umat.
Sukses Raih DPD, Melemah Di DPRD
Di bagian lain H. Taufik juga mengaku prihatin karena partisipasi dalam Pemilu Legislatif (Pileg) malah merosot.
“Di Pemilu Legislatif sebelumnya ada 11 wakil rakyat yang duduk di DPRD namun sekarang hanya mendapat enam kursi. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama lima tahun ke depan,” tukasnya.
Saat ini di DPRD Kota Denpasar, pada Pemilu sebelumnya terdapat 3 kursi PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Namun, di Pemilu 2019 ini tiga kursi tak mampu di raih lagi.
Itulah yang kata H. Taufik menjadi pekerjaan kedepan dalam masalah kebangsaan di tingkat lokal.
Karena itu, mengawal program di bidang kebangsaan menjadi poin penting sebagai pekerjaan bersama.
“Kita perlu pikirkan tentang bagaimana baiknya dan ormas-ormas saya kira bisa ikut memikirkan dengan sebaik-baiknya.”
“Sehingga keterwakilannya sebagai umat Islam di Bali menunjukkan kualitas dan kuantitasnnya di masa depan,” tandasnya.
Pemikiran tersebut terelaborasi dalam dua sesi diskusi panel.
Bahas Penguatan Ekonomi
Sesi pertama usung tema “Penguatan Ekonomi dan Peran Umat dalam Kebangsaan Berbasis Masjid”, pembicaranya yakni Mardi Soemitro (pengusaha) dan Dewan Pimpinan MUI Bali, Ustadz Mustafid Amna.
Sedang sesi kedua mengetengahkan pemaparan Catur Program Umat 2019 – 2020 dan Rencana Musda 2020 dengan pembicara, Abdul Kadir Makaramah (Sekretaris MUI Bali) dan Sigit Sunaryanto (Pimpinan MUI Bali).
“Revolusi industri 4.0 saat ini tidak hanya mengubah sisi ekonomi, tapi semuanya.” Ujar Soemitro.
“Kita amati, Amerika dan China sesungguhnya bukan perang dagang, melainkan ujung-ujungnya perang ideologi. Kalau sudah tahu begitu, dimana posisi umat Islam?” ungkap Mardi Soemitro, dengan nada tanya.
Sebaliknya, Ustadz Mustafid Amna yang juga pimpinan Pondok Pesantren Diponegoro Klungkung, malah mendorong tokoh-tokoh muslim di Bali untuk ikut aktif dalam ranah kebangsaan.
“Menurut saya penting sejak awal, untuk sosialisasikan tokoh muslim dalam kontestasi Pilkada kedepan ini. Nah ini MUI Bali perlu lebih aktif untuk memperluas gagasan ini,” tandas Mustafid.
Bahkan gagasan itu dibahas secara intens dalam sidang Komisi Kebangsaan.
Meski diakui dalam sistem Pemilu saat ini tidak mudah mengorbit tokoh independen, namun lembaga terkait diminta untuk lebih intens lakukan pendekatan dengan Partai Politik. (ZAN)