ERAMADANI.COM, DEPOK – Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus ( FSLDK ) Indonesia mengeluarkan pernyataan sikap dan klarifikasi atas munculnya hasil penelitian Setara Institute.
Hasil penelitian tersebut bertajuk “Wacana dan Gerakan Keagamaan di Kalangan Mahasiswa: Memetakan Ancaman atas Negara Pancasila di PTN.”
Peran FSLDK Indonesia Dalam Dunia Kampus
Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus ( FSLDK ) Indonesia merupakan forum yang menghimpun Lembaga Dakwah Kampus ( LDK ) di hampir seluruh kampus se-Indonesia.
FSLDK Indonesia terus berkomitmen mengajak anak-anak muda untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila, merawat kebhinekaan, dan menjaga persatuan bangsa melalui serangkaian program yang telah dilakukan.
Saat ini, LDK Nuansa Islam Mahasiswa Universitas Indonesia (Salam UI) diamanahkan sebagai Pusat Komunikasi Nasional (Puskomnas).
Berkaitan dengan isu radikalisme yang berpotensi mengancam sendi kehidupan masyarakat Indonesia yang bhineka, FSLDK Indonesia juga memiliki sikap yang jelas, yaitu siap berjuang bersama elemen bangsa lain dari beragam latar belakang untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Serangkaian agenda kebangsaan telah dilakukan oleh FSLDK Indonesia, baik yang diselenggarakan di tingkat pusat maupun oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di berbagai kampus.
Kegiatan tersebut di antaranya adalah Sekolah Kebangsaan yang mengundang berbagai elemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kepolisian RI, Menristekdikti, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), bertujuan memperkuat semangat nasionalisme bagi anak-anak muda.
Hasil Penelitian Yang Dianggap Menyinggung
Mengacu pada dokumen Ringkasan Eksekutif hasil penelitian yang dirilis oleh SETARA Institute, terdapat keterangan bahwa penelitian ini dilaksanakan di beberapa kampus sebagai area riset.
Yang disebut antara lain Universitas Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Teknologi Bandung, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Institut Pertanian Bogor.
Adapula Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawijaya, dan Universitas Airlangga.
“Berdasarkan hasil telaah kami atas dokumen SETARA Institute tersebut, khususnya pada bagian yang menyinggung Lembaga Dakwah Kampus (LDK) di temuan kunci kedua, kami menilai perlu untuk merespon, menggunakan hak kami menyampaikan klarifikasi dan menyuguhkan data pembanding atas temuan tersebut.”
FSLDK menganggap temuan tersebut sangat berpotensi menimbulkan kesalahpahaman terhadap Lembaga Dakwah Kampus (LDK) atas keadaan/fakta yang sebenarnya.
“Apalagi, setelah kami melakukan pengecekan terhadap kampus-kampus yang menjadi area riset penelitian ini, tidak kami temukan adanya wawancara atau teknik pengumpulan data lainnya yang melibatkan Pengurus Inti LDK periode tahun ini di semua kampus yang menjadi area riset oleh SETARA Institute.”
Temuan kunci kedua yang dimaksud dalam dokumen Ringkasan Eksekutif SETARA Institute tersebut terdapat pada bagian “Beberapa Temuan Kunci”, tertulis pernyataan sebagai berikut:
“Kedua, corak kegiatan keislaman di sebagian besar kampus sebenarnya monolitik, cenderung homogen, belum mengakomodir kegiatan kelompok-kelompok lain sesama Islam.”
Hal itu dinilai dari dominasi kegiatan keislaman tertentu yang diakomodir oleh lembaga struktural kemahasiswaan seperti Lembaga Dakwah Kampus (LDK), Lembaga Dakwah Fakultas (LDF), dan UKM Kerohanian Islam (dengan aneka nomenklatur organisasi).
Menurut Setara Institute, kelompok tersebut hanya mengakomodasi kegiatan keislaman kelompok-kelompok Tarbiyah dan Tahririyah (yang belakangan simpul gerakannya dikuasai oleh gerakan Tarbiyah).
Maka diperkirakan hampir semua organisasi dan kegiatan keislaman di seluruh kampus area riset memiliki kecenderungan yang sama.
Berdasarkan analisis data yang dimiliki SALAM UI sebagai Puskomnas FSLDK Indonesia.
SALAM UI bermaksud memberikan beberapa poin klarifikasi dan menyuguhkan data pembanding atas temuan SETARA Institute yang dinilai menyinggung berbagai LDK-LDK di daerah. (ZAN)