ERAMADANI.COM, DENPASAR – Hari Buku Nasional dirayakan setiap tanggal 17 Mei. Pemilihan tanggal 17 Mei berasal dari berdirinya Gedung Perpustakaan Nasional tanggal 17 Mei 1980.
Hingga pada era tahun 2002 dicetuskanlah ide dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Abdul Malik Fajar mencetuskan ide menjadikan tanggal 17 Mei sebagai Hari Buku Nasional.
Digelar Dua Komunitas
Dua komunitas anak muda di Bali salah satu yang merayakan hari buku nasional. Mereka adalah Komunitas Turun Tangan Regional Bali dan Komunitas Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) Regional Bali.
Mereka merayakan hari buku nasional dengam mengadakan perpustakaan keliling di Lapangan Puputan Niti Mandala Bajra Sandhi Renon pada hari Ahad (19/5/2019) dari pukul 06.00 s.d 10.00 wita.
Dua komunitas ini menggelar karpet di sekitar lapangan renon saat masyarakat kota Denpasar melakukan aktivitas olahraga. Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan budaya literasi dan membaca yang saat ini semakin berkurang.
Anak-anak generasi millenial lebih condong menyukai permainan mereka ketimbang mencari ilmu pengetahuan lewat buku-buku pengetahuan. Buku-buku yang bisa dibaca gratis ini banyak menarik minat masyarakat disekitar. Ada komik, buku hobi, novel fiksi, dan karya sastra Indonesia lainnya.
Di lapak perpustakaan keliling juga disediakan pojok mewarnai bagi anak-anak sekolah dasar dan taman kanak-kanak mengekpresikan masa kanak-kanak mereka.
Penyelenggara perpustakaan keliling sudah menyiapkan kertas gambar dengan aneka tokoh-tokoh kartun dan tokoh-tokoh animasi sebagai media mewarnai.
Sembari Mendengarkan Dongeng
Kegiatan perpustakaan keliling juga mengundang pendongeng dari Komunitas Kampung Dongeng untuk menghibur anak-anak yang mampir ke lapak perpustakaa keliling.
Kak Eka membawa sebuah boneka untuk berinteraksi dengan anak-anak disana. Mirip dengan boneka Susan yang dibawakan Kak Ria Enes. Bedanya boneka yang dibawa berukuran lebih besar.
Cerita yang dibawakan oleh Kak Eka saat mendongeng pun sarat akan nilai-nilai budi pekerti yang luhur.
Ketua Komunitas Turun Tangan Bali yakni Chandra Arinata mengatakan bahwa kegiatan buka lapak perpustakaan keliling berkolaboraksi dengan Komunitas GPAN Bali merupakan kegiatan pertama semenjak dibentuk beberapa bulan lalu.
Ia mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang dapat mendorong dan merangsang budaya baca anak-anak sejak dini.
“Ini merupakan kegiatan perdana komunitas turun tangan Bali sekaligus bisa berkolaboralsi dengan komunitas lain. Semoga budaya membaca generasi muda bisa ditularkan sejak dini. Membaca buku adaah jendela dunia sehingga jika anak-anak rajin membaca dapat meraih prestasi yamg mereka inginkam”, ungkapnya.
Komunitas Turun Tangan merupakan gerakan yang mengajak masyarakat sekitar untuk turut dalam kegiatan sosial politik dimana setiap kegiatan berdasar pada permasalahan yang sering terjadi sehingga dari permasalahan ini timbu-lah sebuah solusi untuk dipecahkan. (HAD)