Bulan Ramadan, bulan penuh berkah yang dinantikan umat Islam seluruh dunia, kembali mendekat. Suasana penuh khidmat dan antusiasme menyambut datangnya bulan suci ini selalu terasa di mana-mana, mulai dari persiapan ibadah hingga berbagai tradisi unik yang mewarnai setiap daerah. Namun, di tengah euforia tersebut, seringkali muncul pertanyaan yang memicu perdebatan: penulisan yang benar, Ramadan atau Ramadhan? Penggunaan "Ramadhan" dengan huruf "dh" dan "Ramadan" tanpa huruf rangkap kerap membingungkan banyak orang. Lantas, mana yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia?
Penulisan Baku: Ramadan sesuai KBBI
Jawabannya tegas dan lugas: Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rujukan utama tata bahasa dan ejaan Bahasa Indonesia, menetapkan Ramadan sebagai penulisan yang benar. Penulisan lain seperti Ramadhan, Romadhon, atau variasi lainnya dianggap tidak baku. KBBI mengategorikan "Ramadan" sebagai kata benda yang merujuk pada bulan kesembilan dalam kalender Hijriah, yang berlangsung selama 29 atau 30 hari. Pada bulan inilah umat Islam yang telah baligh diwajibkan menjalankan ibadah puasa.
Penjelasan lebih lanjut mengenai penulisan baku ini dapat ditemukan di situs web Kantor Bahasa Maluku, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. KBBI, dalam konteks ini, mengikuti aturan penyerapan kosakata asing ke dalam Bahasa Indonesia. Aturan penyerapan tersebut menekankan pentingnya penyesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia. Salah satu kaidah yang relevan adalah larangan penggunaan konsonan rangkap seperti "/dh/" dalam Bahasa Indonesia. Aturan ini berlaku universal, tidak hanya untuk kata serapan dari bahasa Arab, tetapi juga dari bahasa asing lainnya. Konsistensi dalam penerapan kaidah ini menjaga kemurnian dan keseragaman Bahasa Indonesia.
Penentuan Awal Ramadan 1446 H (2025 M): Antisipasi dan Proses Isbat
Selain perdebatan seputar penulisan, umat Islam di Indonesia juga menantikan penetapan awal Ramadan. Penentuan ini menjadi hal krusial setiap tahunnya karena berdampak langsung pada pelaksanaan ibadah puasa dan berbagai persiapan yang dilakukan. Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), melalui kalender Hijriah yang diterbitkannya, memprediksikan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Prediksi ini berfungsi sebagai panduan awal bagi umat Islam dalam mempersiapkan diri menyambut bulan suci.
Namun, penting untuk diingat bahwa prediksi ini bersifat sementara dan masih dapat berubah. Kemenag RI akan menyelenggarakan sidang isbat pada akhir bulan Syaban. Sidang isbat ini merupakan forum resmi yang melibatkan para ahli falak, tokoh agama, dan pemerintah untuk menentukan awal Ramadan secara resmi berdasarkan perhitungan hisab dan rukyat (pengamatan hilal). Hasil sidang isbat inilah yang akan menjadi penentu pasti awal Ramadan 1446 H di Indonesia. Proses ini memastikan keakuratan penentuan awal Ramadan dan menghindari perbedaan penafsiran yang dapat mengganggu keseragaman pelaksanaan ibadah di seluruh Indonesia. Transparansi dan keterbukaan dalam proses sidang isbat juga penting untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan semua pihak memahami dasar penetapan awal Ramadan.
Keutamaan Bulan Ramadan: Bulan Al-Qur’an, Kesabaran, dan Berkah Tak Terhingga
Bulan Ramadan memiliki keutamaan yang luar biasa, yang dijelaskan secara rinci dalam berbagai kitab suci dan hadits. Keutamaan-keutamaan tersebut menjadi motivasi bagi umat Islam untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dan amal ibadah selama bulan suci ini. Beberapa keutamaan utama Ramadan antara lain:
-
Bulan Diturunkannya Al-Qur’an: Ramadan merupakan bulan istimewa karena di dalamnya Allah SWT menurunkan Al-Qur’an, kitab suci umat Islam. Al-Qur’an menjadi pedoman hidup, sumber petunjuk bagi orang beriman, dan pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 185 yang menjelaskan tentang kewajiban berpuasa bagi mereka yang berada di tempat tinggalnya selama bulan Ramadan. Ayat ini juga memberikan keringanan bagi mereka yang sakit atau sedang dalam perjalanan. Keringanan ini menunjukkan kasih sayang Allah SWT dan pentingnya menjaga keseimbangan antara ibadah dan kondisi fisik.
-
Bulan Kesabaran: Ibadah puasa Ramadan mengajarkan kesabaran dan pengendalian diri. Puasa bukan hanya menahan makan dan minum, tetapi juga menahan hawa nafsu dan amarah. Melalui puasa, umat Islam dilatih untuk mengendalikan diri dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Kewajiban berpuasa di bulan Ramadan dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 183, yang menekankan pentingnya bertakwa kepada Allah SWT. Ayat ini juga menghubungkan ibadah puasa dengan ibadah umat terdahulu, menunjukkan konsistensi ajaran Islam sepanjang masa.
-
Bulan Penuh Berkah: Ramadan dikenal sebagai bulan penuh keberkahan. Hadits Rasulullah SAW menjelaskan bahwa di bulan Ramadan, pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Keberkahan ini meliputi berbagai aspek kehidupan, baik spiritual maupun material. Hadits ini juga menekankan pentingnya meraih kebaikan di bulan Ramadan, karena siapa yang kehilangan kesempatan ini akan mengalami kerugian besar.
-
Bulan Dibukanya Pintu Surga: Selain keberkahan, Ramadan juga diiringi dengan dibukanya pintu-pintu surga dan tertutupnya pintu-pintu neraka. Hal ini merupakan anugerah besar dari Allah SWT bagi umat Islam yang menjalankan ibadah dengan ikhlas. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. menegaskan hal ini, menggambarkan suasana spiritual yang penuh rahmat dan ampunan di bulan Ramadan.
-
Bulan yang Terdapat Malam Lailatul Qadar: Malam Lailatul Qadar merupakan puncak keutamaan Ramadan. Malam ini lebih baik daripada seribu bulan. Dalam surat Al-Qadar, Allah SWT menjelaskan tentang turunnya para malaikat dan Jibril pada malam ini untuk mengatur segala urusan. Malam Lailatul Qadar dipenuhi dengan kesejahteraan dan keberkahan hingga terbit fajar. Keistimewaan malam ini mendorong umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan doa pada malam-malam ganjil di bulan Ramadan, dengan harapan dapat menemukan dan meraih keberkahan Lailatul Qadar.
Kesimpulannya, bulan Ramadan adalah momen sakral yang penuh makna bagi umat Islam. Pemahaman yang benar tentang penulisan kata "Ramadan" dan keutamaan bulan suci ini penting untuk meningkatkan kualitas ibadah dan meraih keberkahan yang dijanjikan Allah SWT. Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan menjawab pertanyaan yang sering muncul seputar bulan Ramadan.