Jakarta, 17 Februari 2025 – Aroma Ramadan kian terasa. Hanya tinggal hitungan hari, tepatnya dua belas hari lagi, umat Muslim di seluruh dunia akan kembali menyambut bulan suci penuh berkah dan ampunan, Ramadan 1446 H. Bulan kesembilan dalam kalender Hijriah ini, yang diapit oleh Syaban dan Syawal, menjadi momen sakral bagi umat Islam untuk meningkatkan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Keutamaan bulan Ramadan telah ditegaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits, menjadikannya periode istimewa yang dinanti-nantikan setiap tahunnya.
Ayat suci Al-Baqarah ayat 185 menjadi landasan utama kewajiban berpuasa di bulan Ramadan. Ayat tersebut secara jelas menjelaskan tentang keutamaan bulan Ramadan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an, petunjuk bagi umat manusia, dan pembeda antara hak dan batil. Allah SWT berfirman (terjemahan): "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang telah diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."
Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan lebih lanjut tentang keistimewaan bulan Ramadan. Ibnu Katsir menekankan bahwa Allah SWT telah memilih bulan Ramadan di atas bulan-bulan lainnya karena di bulan inilah Al-Qur’an diturunkan. Kewajiban berpuasa di bulan Ramadan dijelaskan pula bagi mereka yang mampu secara fisik dan tidak dalam keadaan yang dibolehkan untuk tidak berpuasa, seperti sakit atau sedang dalam perjalanan.
Keutamaan Ramadan juga dijelaskan secara rinci dalam berbagai hadits. Imam Baihaqi dalam Kitab Fadha’ilul Quwat, sebagaimana diterjemahkan oleh Muflih Kamil, menukil hadits dari Abu Hurairah RA yang menyebutkan kabar gembira Rasulullah SAW kepada para sahabatnya: "(Hadits tentang keutamaan bulan Ramadan, redaksi hadits yang lengkap dan akurat dibutuhkan untuk melengkapi bagian ini. Redaksi yang diberikan dalam pertanyaan tidak terbaca dengan jelas dan tidak memungkinkan untuk diterjemahkan secara akurat)." Hadits ini secara gamblang menggambarkan betapa agungnya bulan Ramadan dan betapa besarnya pahala yang akan diperoleh bagi mereka yang menjalankan ibadah di bulan tersebut.
Hadits lain yang diriwayatkan dari Aisyah RA juga menekankan keistimewaan bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda (terjemahan): "(Hadits tentang keutamaan bulan Ramadan, redaksi hadits yang lengkap dan akurat dibutuhkan untuk melengkapi bagian ini. Redaksi yang diberikan dalam pertanyaan tidak terbaca dengan jelas dan tidak memungkinkan untuk diterjemahkan secara akurat)." Hadits ini menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan bulan Ramadan untuk meraih ampunan dan ridho Allah SWT.
Hitung Mundur Ramadan: 12 Hari Lagi
Berdasarkan kalender Hijriah Indonesia 2025 yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) dan penetapan awal Ramadan oleh PP Muhammadiyah, 1 Ramadan 1446 H jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025. Artinya, umat Islam hanya memiliki waktu 12 hari lagi untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan bulan suci ini.
Pemerintah, melalui Kemenag, akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal Ramadan 1446 H pada tanggal 28 Februari 2025. Sidang isbat ini merupakan proses penting yang melibatkan perhitungan astronomi (hisab), verifikasi hasil rukyat (pengamatan hilal), dan musyawarah untuk mencapai keputusan final mengenai penetapan awal Ramadan.
Hasil hisab awal Ramadan menunjukkan indikasi kuat akan terlihatnya hilal di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam tanggal 28 Februari 2025. Ketinggian hilal diperkirakan berada di atas ufuk, berkisar antara 3° 5,91′ hingga 4° 40,96′, dengan sudut elongasi antara 4° 47,03′ hingga 6° 24,14′. Direktur Urais Binsyar Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat, menjelaskan bahwa secara astronomi, indikasi terlihatnya hilal cukup kuat. Namun, keputusan resmi tetap menunggu hasil sidang isbat yang akan diumumkan oleh Menteri Agama.
Persiapan Menyambut Bulan Ramadan: Lebih dari Sekedar Puasa
Menyambut Ramadan bukan hanya sekedar menunggu datangnya waktu berpuasa. Persiapan yang matang secara spiritual dan fisik sangatlah penting untuk memaksimalkan ibadah dan meraih keberkahan di bulan suci ini. Berikut beberapa persiapan yang dapat dilakukan, mengacu pada referensi buku "Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan" karya Abu Maryam Kautsar Amru:
-
Melunasi Utang Puasa: Bagi mereka yang memiliki utang puasa dari tahun-tahun sebelumnya karena alasan yang dibenarkan syariat, seperti sakit, haid, atau nifas, sebaiknya segera melunasinya sebelum Ramadan tiba. Waktu yang tepat untuk mengganti puasa Ramadan yang lalu adalah sepanjang tahun hingga bulan Syaban, atau sebelum Ramadan berikutnya dimulai.
-
Memperbanyak Puasa Sunnah di Bulan Syaban: Bulan Syaban merupakan bulan yang tepat untuk mempersiapkan diri memasuki Ramadan. Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah RA, sangat menganjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah di bulan Syaban. Hadits yang diriwayatkan menyebutkan: "(Hadits tentang keutamaan puasa sunnah di bulan Syaban, redaksi hadits yang lengkap dan akurat dibutuhkan untuk melengkapi bagian ini. Redaksi yang diberikan dalam pertanyaan tidak terbaca dengan jelas dan tidak memungkinkan untuk diterjemahkan secara akurat)." Hadits lain dari Ummu Salamah juga mendukung hal ini, menyatakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Syaban, sebelum kemudian berpuasa di bulan Ramadan.
-
Membekali Diri dengan Ilmu Seputar Puasa Ramadan (Fikih Puasa): Memahami fikih puasa merupakan hal yang krusial. Pengetahuan tentang hukum, tata cara, dan aturan syariat yang berkaitan dengan puasa Ramadan akan membantu dalam menjalankan ibadah dengan benar dan menghindari hal-hal yang membatalkan puasa. Selain itu, mempelajari keutamaan puasa Ramadan dan cara meraihnya akan semakin meningkatkan semangat dan keikhlasan dalam beribadah.
-
Berdoa Dipertemukan dengan Bulan Ramadan: Kehidupan manusia penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, berdoa agar dipertemukan dengan Ramadan dan diberikan kesempatan untuk menjalankan ibadah di bulan suci tersebut merupakan hal yang sangat dianjurkan. Doa ini dapat dilakukan secara pribadi dan merupakan bentuk permohonan kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan dan kesempatan untuk meraih keberkahan Ramadan. Para ulama salaf bahkan memiliki kebiasaan berdoa selama enam bulan agar dipertemukan dengan Ramadan, dan lima bulan berikutnya untuk memohon agar amal ibadahnya diterima Allah SWT.
Kesimpulannya, Ramadan 2025 sudah di depan mata. Dua belas hari lagi, umat Islam akan memasuki bulan penuh berkah dan pengampunan. Persiapan yang matang, baik secara spiritual maupun fisik, sangat penting untuk memaksimalkan ibadah dan meraih keberkahan yang dijanjikan Allah SWT di bulan Ramadan. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk menjumpai dan menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan keikhlasan. Aamiin.