Puasa Senin dan Kamis, sebuah amalan sunnah yang dianjurkan dalam Islam, kembali menjadi sorotan. Amalan ini, yang secara konsisten dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya, menyimpan hikmah mendalam dan manfaat spiritual bagi umat muslim. Pemahaman yang tepat mengenai niat dan doa berbuka puasa ini menjadi kunci untuk meraih keberkahan yang dijanjikan.
Hikmah dan Dalil Puasa Senin Kamis
Rasulullah SAW senantiasa menekankan pentingnya niat dalam setiap amal ibadah, termasuk puasa. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim menegaskan, "Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya." Hal ini menggarisbawahi bahwa niat yang tulus dan ikhlas menjadi pondasi utama diterimanya amal ibadah di sisi Allah SWT.
Puasa Senin dan Kamis sendiri memiliki landasan yang kuat dalam Al-Quran dan Sunnah. Abu Hurairah RA meriwayatkan sabda Nabi SAW, “Amal-amal perbuatan itu diajukan ke hadapan Allah pada hari Senin dan Kamis. Oleh karenanya, aku ingin agar amal-amal perbuatanku itu diajukan saat aku sedang berpuasa.” (HR At-Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memilih berpuasa pada hari Senin dan Kamis sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT agar amal ibadahnya diterima dengan baik. Hari Senin dipilih karena di hari ini Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS, dan hari Kamis karena di hari ini Allah SWT memberikan keputusan (takdir) bagi makhluk-Nya.
Selain hadits tersebut, terdapat pula riwayat dari Aisyah RA yang menjelaskan kebiasaan Rasulullah SAW dalam menjalankan puasa Senin dan Kamis. Aisyah RA berkata, "Sesungguhnya Rasulullah senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis." (HR Imam Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah). Keteladanan Rasulullah SAW ini menjadi motivasi bagi umat muslim untuk mengamalkan puasa sunnah ini secara istiqomah.
Tata Cara Niat Puasa Senin dan Kamis
Sebelum memulai puasa, niat merupakan rukun yang wajib dipenuhi. Niat puasa Senin dan Kamis sebaiknya dilafadzkan dengan kalimat yang benar dan diiringi dengan keikhlasan semata-mata karena Allah SWT. Berikut adalah lafadz niat yang dianjurkan:
1. Niat Puasa Senin:
"نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الإِثْنَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى"
Nawaitu shauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah hari Senin karena Allah Ta’ala."
2. Niat Puasa Kamis:
"نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيسِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى"
Nawaitu shauma yaumal khamisi sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah hari Kamis karena Allah Ta’ala."
Niat ini dapat dibaca setelah salat Isya atau sebelum fajar menyingsing (sebelum Subuh). Yang terpenting adalah niat tersebut terpatri di hati sebelum waktu imsak tiba. Meskipun lafadz di atas dianjurkan, niat yang penting adalah keikhlasan dan kesungguhan hati dalam menjalankan ibadah puasa ini.
Doa Berbuka Puasa Senin dan Kamis
Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, berbuka puasa merupakan momen yang penuh berkah. Membaca doa berbuka merupakan sunnah yang dianjurkan, sebagai bentuk syukur atas karunia Allah SWT. Terdapat beberapa doa berbuka puasa yang dapat diamalkan, di antaranya:
1. Doa Berbuka Pertama:
"اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ"
Allahumma laka sumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthartu birahmatika ya arhamar-rahimiin.
Artinya: "Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih." (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Doa ini mengandung ungkapan syukur dan ketawakkalan kepada Allah SWT. Puasa dilakukan karena Allah SWT, keimanan dijalankan karena Allah SWT, dan rezeki untuk berbuka juga berasal dari Allah SWT. Doa ini juga diakhiri dengan permohonan rahmat dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih.
2. Doa Berbuka Kedua:
"ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ"
Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.
Artinya: "Rasa dahaga telah hilang, kerongkongan telah basah, dan pahala telah tetap, insya Allah." (HR Abu Daud)
Doa ini lebih singkat dan lugas, menggambarkan kondisi fisik setelah berbuka dan keyakinan akan tercapainya pahala. Kata "insyaallah" menunjukkan ketergantungan sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT.
Kesimpulan
Puasa Senin dan Kamis merupakan amalan sunnah yang dianjurkan, dengan landasan yang kuat dari Al-Quran dan Sunnah. Melalui amalan ini, seorang muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan keimanan, dan meraih pahala yang berlimpah. Ketepatan dalam melafalkan niat dan doa berbuka, serta keikhlasan dalam menjalankan ibadah, menjadi kunci keberhasilan dalam meraih keberkahan dari amalan sunnah ini. Semoga uraian di atas dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai puasa Senin dan Kamis, sehingga dapat dijalankan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua.