ERAMADANI.COM, JAKARTA – Menangapi virus corona yang sudah masuk ke Indonesia, Presiden RI Joko Widodo diminta untuk menerapkan aplikasi cegah corona seperti yang sudah diterapkan oleh Negeri Tirai Bambu.
Hal ini sebagai wujud pemanfaatan teknologi untuk membuat aplikasi demi langkah mitigasi wabah virus corona (Covid-19), agar dapat terdektisi
Pengamat Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) dari ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan hingga saat ini pemerintah Indonesia kurang memanfaatkan teknologi untuk menekan Covid-19.
Sementara, pemerintah China telah membuat aplikasi yang bisa mendeteksi apakah pengguna pernah melakukan perjalanan dengan penderita virus corona atau tidak.
Aplikasi ini bakal memberikan informasi lewat tiket pesawat dan kereta pengguna, apakah ia terdektesi virus corona tersebut atau tidak.
“Sampai saat ini belum terlihat [memanfaatkan teknologi untuk Covid-19]. Kita harap dalam beberapa hari ke depan sudah dimulai. Agar kita semua selamat dari wabah Covid-19 yang global ini,” ujar Heru saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (3/2).
Heru mengatakan teknologi dapat dimanfaatkan untuk melakukan langkah mitigasi menghadapi Covid-19 yang dikabarkan sudah hinggap di Indonesia.
Manfaatkan Teknologi, Pemerintah Diminta Terapkan Aplikasi Cegah Corona
Pertama-tama, Heru mengatakan pemerintah Indonesia bisa menyontek langkah pemerintah China yang telah membuat aplikasi pendeteksi Corona di pesawat maupun kereta.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, Perusahaan internet China, Qihoo 360 meluncurkan aplikasi untuk mendeteksi apakah pengguna pernah satu kereta atau satu pesawat dengan pengidap virus corona saat pengguna sedang melakukan perjalanan.
Aplikasi tersebut bernama Qihoo 360 memanfaatkan basis data dan kecerdasan buatan (AI) dalam aplikasi tersebut.
Dengan memasukkan tanggal perjalanan mereka, bersama dengan nomor penerbangan atau kereta, pengguna dapat mengetahui apakah mereka bepergian dengan seseorang yang telah terinfeksi virus. Pengguna bisa mengakses situs NoSugarTech untuk mengecek tiket perjalanan mereka
“Bisa memantau pergerakan tiap orang agar bisa ketahuan apakah ada di sekelilingnya yang terkena Corona atau berpotensi tertular atau tidak. Ini membutuhkan aktivasi GPS. Sehingga jika ada terdeteksi, maka siapa yang berpotensi terkena juga dapat ditelusuri,” kata Heru.
Pemerintah juga diharapkan bisa membuat informasi secara digital perihal penyebaran virus ini. Ia pemerintah bisa menginformasikan wilayah yang berbahaya maupun wilayah yang aman dari Virus Corona.
Dengan begitu, pemerintah bisa mengeluarkan rekomendasi terkait wilayah yang harus dihindari oleh masyarakat. Tak hanya itu, aplikasi juga bisa digunakan untuk penyebaran masker di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar layanan customer care 112 dan 110 bisa menggunakan GPS untuk mengetahui wilayah terduga corona dengan akurat.
“Saat ini merupakan saat yang tetap bukan untuk kita saling egois tapi berbagi. Aplikasi bisa digunakan untuk menyebarkan masker agar tidak ada penumpukan masker di satu wilayah atau tempat,” kata Heru.
Dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI), pemerintah bisa memberikan informasi kepada masyarakat secara real time soal ketersediaan ruangan di rumah sakit.
“Rumah sakit terdekat dan ketersediaan rawat inap dan gawat darurat seyogyanya juga dapat diimplementasikan menggunakan aplikasi digital,” tutur Heru. (MYR)