ERAMADANI.COM – Kasus meninggalnya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana (Unud) berinisial TAS (22) masih menyisakan misteri.
Polisi kini berupaya meminta izin untuk membuka ponsel korban demi mencari petunjuk yang bisa menjelaskan dugaan perundungan di balik kematian tersebut.
Kapolsek Denpasar Barat (Denbar), Kompol Laksmi Trisnadewi, mengatakan pihaknya berharap ponsel korban dapat membantu mengungkap kondisi dan aktivitas korban sebelum kejadian.
Kronologi Kejadian di Kampus
Setelah insiden terjadi, petugas Polsek Denbar langsung mendatangi lokasi di kampus FISIP Unud.
Mereka mengumpulkan barang bukti dan memeriksa sejumlah saksi. Namun, hasil sementara belum menunjukkan penyebab pasti korban jatuh dari lantai empat.
Kepolisian menemukan bahwa CCTV di area kejadian rusak sejak 2023.
Rekaman kamera di lobi kampus menunjukkan TAS datang sendirian dan naik ke lantai empat menggunakan lift.
“Saat keluar dari lift, korban bertemu tiga mahasiswa lain, tetapi mereka tidak saling mengenal,” ujar Laksmi.
Korban kemudian berjalan ke arah teras, meletakkan tas dan sepatu, lalu duduk. Sekitar 10–15 menit kemudian, korban menghilang dari pandangan. Tas dan sepatunya masih tertinggal di lokasi.
Dugaan Perundungan Masih Diselidiki
Melansir dari balipost.com, Kepolisian masih menyelidiki dugaan perundungan terhadap TAS.
Namun, pemeriksaan terhadap dosen, teman seangkatan, teman satu kelas, dan sahabat korban tidak menemukan indikasi perundungan.
Penyidik juga mengalami kendala karena orangtua korban belum mengizinkan akses ke ponsel anaknya.
“Dari ponsel itu, kami berharap menemukan petunjuk penting, misalnya pesan atau percakapan yang bisa membantu penyelidikan,” jelas Laksmi.