ERAMADANI.COM – Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, meminta maaf atas kesalahan pemerintahannya yang memutuskan untuk melonggarkan aturan penanggulangan pandemi sehingga kasus harian Covid-19 melonjak. “Ada kesalahan penilaian. Kami pikir kami bisa melonggarkan, padahal tidak. Kami sedih dan kami meminta maaf,” ujar Rutte.
Rutte melontarkan permintaan maaf ini setelah 9.300 orang dilaporkan positif Covid-19 pada Minggu (11/7). Sehari kemudian, Belanda juga melaporkan 8.500 infeksi baru corona.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, angka ini meningkat pesat karena dua pekan lalu, rata-rata kasus harian Covid-19 di Belanda hanya 500. “Peningkatan belakangan ini lebih cepat dari yang diperkirakan,” tutur Rutte. Rutte dan Menteri Kesehatan Belanda, Hugo de Jonge, sudah melihat peningkatan kasus ini dari pekan lalu.
Mereka pun sudah menerapkan kembali sejumlah aturan jaga jarak pada Jumat pekan lalu, termasuk menutup kelab malam, salah satu tempat Covid-19 varian Delta merebak di tengah kalangan muda.
“Kami melihat penambahan kasus eksponensial, terutama di kalangan usia 18-25 tahun. Di luar kelompok umur itu, tak ada penambahan tinggi,” ucap Rutte. Pada Jumat lalu, de Jonge mengatakan bahwa sebenarnya, 80 persen penduduk Belanda sudah divaksin setidaknya satu kali.
Namun, ahli virus khawatir anak muda menularkan Covid-19 ke kelompok usia lebih tua yang belum menerima vaksinasi corona. Secara keseluruhan, Belanda sudah melaporkan 1,73 juta kasus Covid-19 dengan 17.765 kematian sejak pandemi merebak tahun lalu.