ERAMADANI.COM, JAKARTA – Saat ini, sebanyak 21.275 netizen telah menandatangani petisi Universitas Indonesia (UI) Pecat Ade Armando yang dibuat di laman change.org.
Jumlah terhitung tersebut, berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pada hari kedua petisi, Rabu (06/11/2019), pukul 09.13 WIB.
Dilansir dari CNNIndonesia.com, petisi ini dibuat oleh seorang bernama Nadine Olivia, sebagai respons atas pernyataan-pernyataan Ade.
Yang selalu menyerang tokoh-tokoh politik dan ulama, yang dianggapnya sering membuat kegaduhan, padahal Ade merupakan seorang dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Nadine menyebutkan bahwa Ade kerap mengeluarkan pertanyaan yang membuat resah pemeluk agama Islam
Bahkan yang terbaru, Ade mengunggah sebuah meme bergambar Anies dengan wajah Joker. Dalam meme itu tertulis ‘Gubernur Jahat Berawal dari Menteri yang Dipecat’.
Harapan Pecat Ade Armando lewat Petisi
Nadine juga berharap, lewat petisi ini, pihak UI memberikan tindakan tegas terhadap Ade yang akan berpotensi memecah belah kerukunan umat beragama.
“Terutama di tanah air, dan menyerang secara personal kepada tokoh politik maupun ulama,” demikian tulisan Ade di petisinya.
“Kami menggalang dukungan dari masyarakat melalui petisi dengan tujuan agar UI memecat Dr. Ade Armando M.Sc sebagai dosen di Universitas Indonesia”. tuturnya.
UI telah merespons petisi tersebut. Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) UI Riffely Dewi Astuti menjelaskan UI selalu menjamin kebebasan akademik dan juga berekspresi setiap staf.
Namun, menurutnya, kasus Ade Armando tidak berhubungan dengan kampus karena telah masuk dalam ranah tanggung jawab pribadi.
“Kalau sudah dalam ranah menyinggung orang lain dan masuk ranah hukum, itu urusan pribadi,” kata Riffely.
Sementara Ade, mengomentari meme unggahannya, menyatakan niatnya memang untuk menyinggung Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta setelah mencuat draf Kebijakan Umum APBD dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI 2020.
Dalam draf anggaran itu ada sejumlah anggaran yang dianggap tidak wajar, anggaran pengadaan lem aibon Rp82,8 miliar, serta pulpen yang mencapai Rp124 miliar.
Angka tersebut beredar ke publik usai politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya menyoroti sebagian materi KUA-PPAS DKI Jakarta 2020 di media sosial Twitter.
“Nah, pada saat itulah (kabar melonjaknya anggaran Pemda DKI mencuat), kemudian saya unggah sebuah gambar, saya repost sebuah gambar yang saya peroleh di galeri gambar saya,” kata Ade.
Atas unggahannya itu Ade dilaporkan oleh anggota DPD dari DKI Jakarta, Fahira Idris. Laporan teregister dalam nomor laporan LP/7057/XI/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus, tanggal 1 November 2019.
Ade dilaporkan dengan Pasal 32 Ayat 1 Jo Pasal 48 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Menurut Fahira, Ade telah melanggar Undang-Undang dengan mencemarkan nama baik orang nomor satu di Ibu kota yaitu Anies Baswedan. (ZAN)