Peristiwa Isra Miraj, perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit dan kembali ke bumi dalam semalam, merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perjalanan spiritual yang luar biasa ini tidak hanya menandai perintah salat lima waktu, tetapi juga diwarnai oleh pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan delapan nabi terdahulu. Pertemuan-pertemuan ini, yang tercatat dalam berbagai hadits, memberikan gambaran yang kaya akan dimensi spiritual dan keagungan perjalanan Isra Miraj. Hadits-hadits yang mengisahkan pertemuan ini, yang dirangkum oleh ulama terkemuka seperti Ibnu Hajar al-Asqalani dan Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Isra’ wa al-Miraj (dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Arya Noor Amarsyah), menjadi rujukan utama dalam memahami peristiwa monumental ini.
Hadits yang paling sahih dan disepakati, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim, menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dimulai setelah beliau menunaikan salat di Masjidil Aqsa. Di sana, beliau menerima hidangan segelas susu dari Malaikat Jibril, pertanda dimulainya perjalanan spiritual yang akan mengubah sejarah umat manusia. Didampingi Malaikat Jibril dan menunggangi Buraq, hewan tunggangan yang digambarkan lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bagal, Nabi Muhammad SAW memulai pendakiannya ke langit.
Perjalanan ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual yang melewati berbagai lapisan langit, masing-masing dijaga oleh penjaga pintu yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menguji keaslian misi Nabi Muhammad SAW. Pertanyaan-pertanyaan ini senantiasa sama di setiap lapisan langit: siapa yang datang, dan apakah ia diutus oleh Allah SWT? Jawaban Jibril yang konsisten, "Aku Jibril, dan bersamaku Muhammad, utusan Allah," membuka pintu-pintu langit satu per satu, memperlihatkan keagungan dan keistimewaan misi kenabian Muhammad SAW.
Pertemuan pertama Nabi Muhammad SAW terjadi di langit pertama, tempat beliau bertemu dengan Nabi Adam AS, manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Pertemuan ini sarat makna, melambangkan awal dari penciptaan manusia dan awal dari perjalanan kenabian. Nabi Adam AS, dengan penuh hormat dan kasih sayang, menyambut Nabi Muhammad SAW dan mendoakan kebaikan untuk beliau. Ini merupakan sambutan hangat dari leluhur umat manusia kepada Nabi penutup, yang akan membawa risalah terakhir bagi seluruh umat.
Di langit kedua, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan dua nabi besar, Nabi Isa AS (Yesus) dan Nabi Yahya bin Zakariya AS (Yohanes Pembaptis). Kedua nabi ini, yang membawa risalah Ilahi di zaman mereka, menyambut Nabi Muhammad SAW dengan penuh penghormatan dan mendoakan kebaikan untuk beliau. Pertemuan ini menunjukkan kesinambungan risalah kenabian dan persatuan ajaran tauhid di sepanjang sejarah.
Langit ketiga menjadi saksi pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Yusuf AS, yang terkenal akan ketampanan dan kesabarannya yang luar biasa. Nabi Muhammad SAW terkesima oleh ketampanan Nabi Yusuf AS, yang mencerminkan keindahan dan kesempurnaan ciptaan Allah SWT. Nabi Yusuf AS, dengan penuh kegembiraan, menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW dan mendoakan kebaikan untuk beliau.
Di langit keempat, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Idris AS, seorang nabi yang dikenal karena ketaqwaannya dan diangkat ke derajat yang tinggi oleh Allah SWT. Pertemuan ini menegaskan keagungan Nabi Idris AS dan pengakuan Allah SWT atas ketaatan dan kesalehannya. Rasulullah SAW pun membenarkan firman Allah SWT dalam surat Maryam ayat 57 yang menyebutkan pengangkatan Nabi Idris AS ke martabat yang tinggi.
Langit kelima menjadi tempat pertemuan dengan Nabi Harun AS, saudara Nabi Musa AS, yang dikenal karena kesabaran dan kepemimpinannya yang bijaksana. Nabi Harun AS, dengan penuh kasih sayang, menyambut Nabi Muhammad SAW dan mendoakan kebaikan untuk beliau. Pertemuan ini memperlihatkan pentingnya kepemimpinan yang adil dan bijaksana dalam menyebarkan risalah Ilahi.
Di langit keenam, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS, salah satu nabi terbesar dalam sejarah Islam. Pertemuan ini merupakan pertemuan yang sangat penting, mengingat Nabi Musa AS menerima wahyu langsung dari Allah SWT dan memimpin Bani Israil keluar dari Mesir. Nabi Musa AS menyambut Nabi Muhammad SAW dan mendoakan kebaikan untuk beliau, menunjukkan penghormatan terhadap Nabi penutup yang membawa risalah sempurna bagi seluruh umat manusia.
Puncak perjalanan Isra Miraj ditandai dengan pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Ibrahim AS di langit ketujuh. Nabi Ibrahim AS, bapak para nabi, ditemukan sedang bersandar di Baitul Ma’mur, sebuah rumah ibadah di langit yang dikunjungi oleh 70.000 malaikat setiap hari. Pertemuan ini melambangkan puncak dari perjalanan spiritual dan penghormatan kepada leluhur para nabi. Setelah pertemuan ini, Malaikat Jibril membawa Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha, tempat beliau menerima perintah salat lima waktu langsung dari Allah SWT.
Pertemuan-pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan delapan nabi terdahulu dalam perjalanan Isra Miraj bukan sekadar peristiwa sejarah, melainkan juga pelajaran berharga bagi umat Islam. Pertemuan-pertemuan ini menunjukkan kesinambungan risalah kenabian, persatuan ajaran tauhid, dan keagungan misi Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi. Peristiwa ini juga menegaskan pentingnya ketaatan, kesabaran, dan keteguhan dalam menjalankan ajaran agama. Semoga kisah Isra Miraj dan pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan para nabi terdahulu ini senantiasa menginspirasi kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam bishawab.