ERAMADANI.COM – Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu Bali setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kaelnder Bali yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
Hari raya Galungan juga dirayakan oleh masyarakat Tengger dengan makna dan cara yang berbeda dengan masyarakat Bali, setidaknya hingga introduksi agama Hindu Dharma ke kawasan Tengger tahun 1980-an. Masyarakat Tengger merayakan Galungan setiap 210 hari sekali di wuku galungan sebagai hari untuk memberkati desa, air, dan masyarakat. Tata cara perayaannya identik dengan barikan, satu upacara lain yang biasanya dilakukan tiap 35 hari sekali atau setelah bencana seperti gunung meletus, gempa, atau gerhana. Berbeda dengan barikan, hari raya galungan Tengger sudah tidak dilaksanakan dengan cara Tengger namun telah disatukan dengan perayaan galungan sesuai tata cara Hindu Bali. Di tahun ini Galungan dilaksanakan tepatnya 10 Nopember 2021.
Setelah 10 hari Galungan, maka disambung Hari Raya Kuningan yakni pada tanggal 20 Nopember 2021.
Hari Raya Kuningan, adalah hari raya yang dirayakan umat Hindudi Bali. Perayaan ini jatuh pada hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan Hari raya ini dilaksanakan setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali (1 bulan dalam kalender Bali = 35 hari). Sepuluh hari setelah hari raya Galungan. Kata Kuningan memiliki makna “kauningan” yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya.
Kedua hari raya besar ini dirayakan setiap enam bulan sekali oleh umat Hindu di Bali. Berikut adalah hal-hal mengenai perayaan yang selalu ada setiap tahun.
Pernak-Pernik di Hari Raya Galungan dan Kuningan Umat Hindu di Bali
Dalam hari raya besar umat Hindu seperti Galungan dan Kuningan, biasanya ada beberapa kebiasaan yang hanya kamu temukan di Bali saat perayaan Galungan dan Kuningan.
Penjor

Sembahyangan/Ibadah di Pura

Olahan Daging Babi Guling dan Lawar


Sesaji

Nglawang Barong

Dua tahun ke belakang ini, perayaan Galungan dan Kuningan selalu berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Covid-19 yang belum juga usai membuat umat Hindu di Bali tidak bisa merayakan dengan leluasa akibat pandemi tersebut. Pembatasan terjadi di mana-mana. Harapan yang sama didoakan warga Bali, semoga pandemi ini segera usai dan bisa merayakan hari-hari besar dengan semestinya, juga kembali normal dengan keadaan yang lebih baik.
Editor : WK
Source : Wikipedia 2021, idntimes.com , kintamani.id