Peristiwa Isra Miraj, yang diperingati setiap tanggal 27 Rajab, merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam Islam. Peristiwa ini menandai perjalanan luar biasa Nabi Muhammad SAW, yang menerima perintah sholat lima waktu langsung dari Allah SWT. Lebih dari sekadar peristiwa historis, Isra Miraj menyimpan makna spiritual mendalam yang terus relevan hingga saat ini, mendorong umat Islam untuk merenungkan keagungan Tuhan dan menjalankan perintah-Nya. Peringatan Isra Miraj pun tak lepas dari berbagai amalan sunnah, salah satunya sholat sunnah yang dikerjakan pada malam 27 Rajab.
Isra Miraj: Perjalanan Spiritual dan Mukjizat Ilahi
Isra, dalam konteks Isra Miraj, merujuk pada perjalanan Nabi Muhammad SAW secara fisik dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem. Perjalanan ajaib ini terjadi dalam sekejap mata, melewati batas-batas ruang dan waktu, sebuah mukjizat yang menegaskan kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas. Bayangkan, perjalanan yang secara normal membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, ditempuh dalam waktu singkat. Kejadian ini bukan sekadar perjalanan geografis, melainkan perjalanan spiritual yang penuh makna. Masjidil Aqsa, tempat suci ketiga bagi umat Islam, dipilih sebagai destinasi perjalanan ini, menandakan pentingnya tempat tersebut dalam sejarah dan agama Islam.
Miraj, sebagai kelanjutan dari Isra, menggambarkan peristiwa pengangkatan Nabi Muhammad SAW ke langit. Perjalanan ini membawa Nabi SAW melewati berbagai lapisan langit, bertemu dengan para nabi terdahulu, dan akhirnya mencapai Sidratul Muntaha, titik terdekat hamba dengan Tuhannya. Di Sidratul Muntaha, Nabi SAW menerima wahyu langsung dari Allah SWT, perintah untuk melaksanakan sholat lima waktu, sebuah rukun Islam yang menjadi pondasi kehidupan spiritual bagi setiap muslim. Peristiwa Miraj ini menegaskan kedekatan Nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT dan menjadi bukti nyata atas kenabian dan kerasulan beliau.
Ayat Al-Qur’an yang mengisahkan Isra Miraj terdapat dalam Surah Al-Isra’ ayat 1:
"Subḥāna allāżī asrā bi-ʿabdihī lailan min al-masjidil ḥarāmi ilā al-masjidil-aqṣā allāżī bāraknā ḥaulahū li-nurīyahū min āyātina innahu huwas-samīʿul-baṣīr."
Terjemahannya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Ayat ini menegaskan keajaiban perjalanan Isra Miraj dan tujuannya, yaitu untuk memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Perjalanan ini bukan hanya untuk Nabi SAW sendiri, tetapi juga untuk seluruh umat manusia, sebagai bukti nyata akan kekuasaan dan kasih sayang Allah SWT.
Amalan Sunnah 27 Rajab: Sholat dan Doa
Peringatan Isra Miraj dirayakan dengan berbagai amalan sunnah, salah satunya adalah sholat sunnah. Tidak ada jumlah rakaat yang secara spesifik dijelaskan dalam Al-Qur’an atau hadits terkait sholat sunnah 27 Rajab. Namun, berbagai referensi, seperti kitab Ihya ‘Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali, menyebutkan amalan sholat 12 rakaat sebagai salah satu amalan yang dianjurkan pada malam Isra Miraj. Sholat ini dikerjakan dengan tata cara sholat sunnah pada umumnya, diawali dengan niat:
"Ushalli sunnatan rajaban rak’ataini lillahi ta’ala."
Artinya: "Aku niat sholat sunnah Rajab dua rakaat karena Allah Ta’ala."
Setelah sholat 12 rakaat, dianjurkan untuk melanjutkan dengan membaca sholawat dan istighfar masing-masing sebanyak 100 kali. Amalan ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memohon ampunan atas dosa-dosa, dan meningkatkan keimanan. Selain sholat dan wirid, berpuasa sunnah pada pagi hari tanggal 27 Rajab juga merupakan amalan yang dianjurkan, sebagai bentuk ibadah dan refleksi atas peristiwa Isra Miraj.
Makna Spiritual Isra Miraj dalam Kehidupan Modern
Peristiwa Isra Miraj lebih dari sekadar peristiwa sejarah. Perjalanan Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita tentang pentingnya keimanan, ketekunan dalam beribadah, dan ketaatan kepada Allah SWT. Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tantangan, peristiwa ini mengingatkan kita untuk senantiasa merenungkan keagungan Tuhan dan mencari petunjuk-Nya dalam setiap langkah kehidupan. Perintah sholat lima waktu yang diterima Nabi SAW pada malam Isra Miraj menjadi pengingat akan kewajiban kita sebagai umat Islam untuk senantiasa beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Isra Miraj juga mengajarkan kita tentang pentingnya perjalanan spiritual. Perjalanan Nabi SAW bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang penuh dengan hikmah dan pelajaran. Kita juga perlu melakukan perjalanan spiritual dalam kehidupan kita, merenungkan perjalanan hidup kita, dan senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Peringatan Isra Miraj juga menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan ukhuwah Islamiyah. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa kita semua adalah satu umat, bersaudara di bawah naungan agama Islam. Mari kita rayakan Isra Miraj dengan penuh khidmat, meningkatkan keimanan, dan memperkuat tali persaudaraan di antara sesama muslim.
Kesimpulan:
Peringatan Isra Miraj 27 Rajab merupakan kesempatan berharga bagi umat Islam untuk mengenang perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dan merenungkan keagungan Allah SWT. Amalan sunnah seperti sholat sunnah, membaca sholawat dan istighfar, serta berpuasa sunnah, dapat dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan perwujudan keimanan. Lebih dari sekadar ritual, Isra Miraj mengajarkan kita nilai-nilai luhur yang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengingatkan kita akan pentingnya keimanan, ketekunan, dan persatuan dalam menjalani kehidupan yang diridhoi Allah SWT. Semoga peringatan Isra Miraj tahun ini dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.