Jakarta – Percaya atau tidak, penyakit ain, atau yang lebih dikenal sebagai "mata jahat," tetap menjadi perbincangan hangat di kalangan umat Muslim. Keyakinan akan dampak negatif pandangan mata yang penuh iri atau dengki terhadap seseorang telah berakar kuat dalam tradisi dan ajaran Islam. Meskipun secara ilmiah belum ada bukti empiris yang mendukung keberadaan ain sebagai penyakit fisik, hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, "Ain adalah sesuatu yang nyata," (HR Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Malik dan Ahmad) memberikan landasan bagi keyakinan ini di kalangan banyak pemeluk agama Islam. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang penyakit ain, doa-doa yang dianjurkan untuk pencegahan dan pengobatannya, serta perspektif yang seimbang antara kepercayaan agama dan pemahaman ilmiah.
Memahami Penyakit Ain dalam Perspektif Islam
Dalam literatur Islam, ain didefinisikan sebagai dampak negatif dari pandangan mata seseorang yang dipenuhi rasa hasad (dengki) atau iri hati terhadap keberuntungan, kesehatan, atau keindahan orang lain. Pandangan tersebut, menurut kepercayaan ini, bukan sekadar pandangan biasa, melainkan mengandung energi negatif yang dapat menyebabkan gangguan fisik maupun psikis pada korbannya. Buku "Doa Zikir Wirid & Pengobatan Islami Paling Mustajab" karya Ipnu R Noegroho menjelaskan bahwa setan seringkali memanfaatkan kesempatan ini untuk memperparah dampak negatif dari pandangan tersebut. Penting untuk ditekankan bahwa ain hanya terjadi jika pandangan tersebut berasal dari individu yang memang memiliki sifat hasad. Pandangan orang yang tidak memiliki niat jahat, tidak akan menimbulkan efek negatif yang disebut ain.
Sifat hasad sendiri merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Hasad diartikan sebagai rasa tidak senang yang mendalam melihat keberhasilan atau kebahagiaan orang lain. Rasa ini dapat menimbulkan dampak negatif baik secara fisik maupun psikis, baik bagi orang yang merasa hasad maupun bagi orang yang menjadi sasaran hasad tersebut. Oleh karena itu, Islam sangat menekankan pentingnya menjauhi sifat hasad dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan.
Doa-Doa Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Ain
Islam menawarkan berbagai macam doa dan amalan untuk mencegah dan mengobati penyakit ain. Salah satu doa yang paling terkenal dan sering dibacakan adalah doa yang diajarkan Rasulullah SAW untuk cucunya, Hasan dan Husain. Doa ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dengan redaksi Arab sebagai berikut:
"عُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ"
Transliterasi: U'iidzuka bikalimatillahit taammati min kulli syaithaanin wa haammatin wa min kulli 'ainin laammatin.
Artinya: "Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kamu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang yang berbahaya serta dari ain yang mencela." (HR Bukhari)
Perlu diperhatikan bahwa kata "u’iidzuka" ditujukan untuk laki-laki. Jika doa dibacakan untuk perempuan, kata tersebut diganti menjadi "u’iidzuki".
Selain doa di atas, ada pula doa lain yang sering diamalkan, seperti yang dikutip dari Majalah Kesehatan Muslim: Lebih Dekat Tentang Khitan karya dr. Raehanul Bahren dkk., khususnya untuk melindungi anak dari penyakit ain:
"أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ"
Transliterasi: A’udzu bi kalimaatillahi tammaati min syarri ma khalaq.
Artinya: "Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya." (HR Muslim dan Ibnu Sinni)
Mencegah Penyakit Ain: Langkah-Langkah Pencegahan
Selain berdoa, Islam juga menganjurkan beberapa langkah pencegahan untuk menghindari penyakit ain. Berikut beberapa langkah yang dikutip dari Syarah Hisnul Muslim susunan Syaikh Majdi Abdul Wahab Al-Ahmad yang diterjemahkan Abdul Rosyad Shiddiq:
-
Membaca Dzikir dan Doa: Membaca dzikir, doa-doa perlindungan, Surat Al-Falaq dan An-Nas (surat Al-Mu’awwidzatain), serta lafal ta’awwudz secara rutin dapat menjadi benteng perlindungan dari energi negatif.
-
Doa Perlindungan bagi Orang yang Dipandang: Membaca doa berikut ini dapat membantu melindungi orang yang dipandang agar terhindar dari penyakit ain:
"ما شاء الله لا قوة إلا بالله اللهم بارك عليه"
Transliterasi: Maa syaa-allaahu laa quwwata illa billaahi Allahumma baarik ‘alaih.
Artinya: "(Inilah) apa yang dikehendaki Allah, tiada kekuatan selain dengan Allah, ya Allah berkahilah ia."
- Menghindari Ria dan Pamer: Menghindari sikap ria atau pamer akan kelebihan, keindahan, atau keberhasilan dapat meminimalisir kemungkinan menjadi sasaran pandangan mata yang penuh iri. Kesederhanaan dan rendah hati dianjurkan dalam ajaran Islam.
Menyembuhkan Penyakit Ain: Metode yang Dianjurkan
Jika seseorang merasa terkena penyakit ain, Islam menganjurkan beberapa metode pengobatan, diantaranya:
-
Mandi dan Mengguyurkan Air: Metode ini didasarkan pada kisah yang diriwayatkan oleh Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif tentang Sahl bin Hunaif yang terkena ain. Air bekas mandi orang yang terkena ain kemudian diguyurkan ke belakang tubuhnya. Ini merupakan salah satu cara tradisional yang dipercaya dapat membersihkan energi negatif.
-
Wudhu dan Mengguyurkan Air: Mirip dengan metode mandi, air bekas wudhu orang yang terkena ain juga diguyurkan ke belakang tubuhnya. Hal ini didasarkan pada riwayat Aisyah RA.
-
Ruqyah: Ruqyah, atau pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa tertentu, merupakan metode yang umum digunakan dalam pengobatan penyakit ain. Terdapat doa dan cara khusus yang dipercaya dapat mengusir energi negatif yang menyebabkan ain. Hadits tentang Bani Ja’far yang terkena ain dan diperbolehkan untuk diruqyah juga mendukung praktik ini.
Kesimpulan: Menyeimbangkan Kepercayaan dan Sains
Percaya atau tidak pada penyakit ain merupakan hak individu. Ajaran Islam sendiri tidak secara eksplisit menyatakan ain sebagai penyakit medis yang harus dipercaya secara mutlak. Namun, hadits dan riwayat yang ada memberikan ruang bagi keyakinan tersebut. Penting untuk menyeimbangkan kepercayaan agama dengan pemahaman ilmiah. Jika seseorang mengalami gejala yang dikaitkan dengan ain, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan medis yang tepat. Doa dan amalan yang dianjurkan dalam Islam dapat dilihat sebagai bentuk upaya spiritual untuk mencari perlindungan dan ketenangan jiwa, tanpa mengesampingkan pentingnya perawatan medis jika diperlukan. Sikap bijak dan seimbang antara kepercayaan dan sains akan membawa kita pada pemahaman yang lebih utuh dan bermanfaat. Wallahu a’lam bis-shawab.