ERAMADANI.COM, DENPASAR – Akibat pariwisata Bali kian sepi, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengakui selama ini selalu menomorsatukan wisatawan mancanegara dan kini menyesal karena menganak-tirikan wisatawan lokal di Pulau Seribu Pura.
Saat virus corona menyebar di seluruh negara di dunia, pariwisata Bali merasakan pukulan paling hebat, sehingga Pemerintah Provinsi Bali menutup seluruh penerbangan sementara waktu dari dan ke China.
Padahal, jika dilihat dari sebelum sebelum, China adalah negaga yang menyumbang wisatawan mancanegara paling banyak ke Pulau Bali.
Tak hanya Negeri Tirai Bambu saja, tetapi banyak negara-negara di dunia juga menerbitkan peringatan perjalanan (travel warning) untuk wisatawan.
Sebab, hal ini kekhawatiran penularan virus corona. Bali pun terkena imbas dari semua peringatan perjalanan wisatawan yang akan berwisata.
Bali Tidak akan Menganaktirikan Wisatawan Lokal
Dilansir dari CNNIndonesia.com, Cok Ace mengatakan, saat ini Bali kelimpungan melirik wisawatawan lokal, seraya berjanji tidak akan menomorduakan wisatawan lokal.
“Kami mengarah sekarang ke tamu domestik. Ketika kami sering atau ketergantungan dengan tamu mancanegara terlalu tinggi. Kami sering terlalu abai terhadap kemampuan atau potensi domestik kita. Padahal, jumlahnya besar sekali,” ungkapnya di Denpasar, Selasa (11/03/2020).
Ia berharap geliat pariwisata Bali di era 1980-an bisa terulang. Kala itu, wisatawan lokal datang berbondong-bondong ke Bali menggunakan mobil.
Ia bersama Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Pengurus Daerah (Pengda) Bali mengajak pecinta otomotif atau wisatawan yang senang bepergian menggunakan mobil untuk datang ke Bali.
“Kalau tol Denpasar-Gilimanuk sudah selesai, maka dapat dipastikan akan lebih banyak wisatawan lokal yang datang ke Bali. Kami harap ke sana, ini kami siapkan dari sekarang,” tandasnya.
Sejak virus corona mewabah, 1-2 bulan terakhir, pengusaha di Bali mengaku bisnis lesu. Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) Regional Bali bilang beberapa perusahaan sudah menerapkan cuti tanpa digaji atau tdak dibayar.
Sekretaris FSPM Bali Ida I Dewa Made Rai Budi Darsana mengatakan perusahaan sudah meminta kepada para pekerja untuk cuti tanpa bayaran selama 5 hari hingga 15 hari. “Kebijakan seperti ini sangat lah tidak adil bagi para pekerja,” ujarnya di Denpasar, Ahad (08/03/2020).
Dimata Rai, sejumlah perusahaan sudah bereaksi dengan memberlakukan cuti tanpa dibayar kepada para kariyawan atau stafnya.
“Kami minta hal ini dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan memberi solusi-solusi terbaik kepada pengusaha agar pekerjanya tidak sampai dijadikan korban atas situasi ini,” tuturnya. (MYR)