ERAMADANI.COM, DENPASAR – Anggota DPD RI Dapil Bali, Bambang Santoso melirik sektor pertanian untuk meningkatkan ekonomi Bali, lantaran masa depan pariwisata Bali di masa pandemi Covid-19 masih belum menampakkan titik terang.
Dalam kunjungan kerjanya ke Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Bambang Santoso mencermati data statistik perkembangan di Bali pada masa pandemi Covid-19 yang belum juga usai sampai saat ini.
Komite IV DPD RI dalam kunjungan kerjanya itu memfokuskan pada APBN tahun 2021, termasuk di dalamnya terkait dengan pendapatan pajak, dana perimbangan, dana desa, dan keuangan terkait lainnya.
Penting bagi Komite IV DPD RI untuk menerima masukan dari BPS mengenai perekonomian, baik secara makro maupun secara mikro khususnya yang terjadi di Bali.
“Melihat pertumbuhan ekonomi yang mengkhawatirkan, untuk itu kami mencari informasi dari BPS yang akan kami bawa ke pusat untuk dicarikan solusi bagi Provinsi Bali,” kata Bambang Santoso.
Dialog bersama anggota DPD RI Dapil Bali dengan Kepala BPS Provinsi Bali membahas data yang lebih rinci terkait kondisi daerah masing-masing.
Hal itu dimaksudkan sebagai masukan untuk pembahasan rancangan APBN.
Mencari Inovasi Menumbuhkan Ekonomi Bali
Bali yang bertumpu pada pariwisata ternyata tidak tangguh menghadapi krisis akibat dampak dari wabah Covid-19.
Oleh karena itu, perlu inovasi agar ekonomi Bali bisa tumbuh dan bangkit kembali.
Beberapa potensi di Bali seperti pertanian dapat dijadikan salah satu pijakan untuk membawa ekonomi bisa tumbuh kembali. Hal itu untuk merespon kebutuhan pasar
Namun, tetap perlu selektif dalam pemilihan model pertanian seperti apa yang bagus dan sesuai dengan karakter Bali.
“Jangan bertumpu pada sektor pariwisata saja, ada sektor pertanian yang bisa dijadikan potensi untuk bisa membawa perekonomian Bali tumbuh kembali,” ujarnya.
Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho beserta jajarannya secara luas memaparkan Data Sosial Ekonomi Strategis di Provinsi Bali.
Data itu meliputi pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, inflasi, dan ketenagakerjaan.
Laju pertumbuhan ekonomi Bali tercatat tumbuh negatif -10,98% pada triwulann II (April s.d Juni
2020) (Y o Y).
Oleh karenanya, tidak bisa dipungkiri bahwa kontraksi ekonomi terjadi begitu hebat di Bali akibat pandemi Covid-19.
Tiga Sektor yang Perlu Difokuskan
Mengamati data hasil riset dan pengamatan lapangan terkait jumlah penderita Covid-19 yang terus mengalami peningkatan.
Seyogyanya kebijakan anggaran 2021 pemerintah tetap memfokuskan diri pada 3 sektor utama.
Ketiga sektor utama itu ialah kesehatan, ekonomi, dan juga sosial.
Penting dan perlu bagi Pemerintah Bali meningkatkan sektor selain pariwisata yang diharapkan mampu menjadi sektor penyeimbang kekuatan ekonomi di Bali.
Sektor penyeimbang itu dapat melalui sektor pertanian, perkebunan, hortikultura, dan perikanan (laut dan darat).
Dengan demikian, perlu perhatian dari pemerintah untuk menyorot aspek permodalan sampai pemasaran yang dimuat dalam RAPBN.
Hal itu diperlukan lantaran sumbangan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian semester I tahun 2020 kembali mendekati sumbangan di tahun 2014 (14,65%), yaitu sebesar 14,62% artinya stabil.
Ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian masih sangat bisa dijadikan tumpuan strategis di masa pandemi Covid-19.
Guna membantu meningkatkan ekonomi Bali, seperti industri Bio Farma.
Apabila sektor-sektor ini dikelola dengan baik akan membantu pertumbuhan ekonomi sesuai yang dicanangkan oleh pemerintah, khususnya di Bali. (ZAN)