Jakarta, Republika.co.id — Sepekan menjelang Pilpres Amerika Serikat, kedua kandidat, Kamala Harris dan Donald Trump, beradu argumen dalam kampanye akbar terakhir mereka. Kedua calon presiden ini menawarkan janji-janji manis dan saling serang dalam pidato penutup kampanye, yang menjadi kesempatan terakhir untuk meyakinkan publik sebelum hari pencoblosan.
Meskipun ini merupakan pidato penutup kampanye, kedua calon masih akan terus berkeliling dan berkampanye, khususnya di negara-negara bagian yang dianggap krusial dan menentukan hasil Pilpres.
Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat, memilih Gedung Putih sebagai lokasi pidato penutup kampanyenya pada Selasa (29/10). Gedung Putih memiliki makna simbolis yang kuat, mengingat Trump pernah berpidato di sana sebelum para pendukungnya menyerbu Gedung Kapitol AS pada 6 Januari 2021. Pemilihan lokasi ini dianggap sebagai strategi Harris untuk mengingatkan publik tentang kekerasan dan ancaman terhadap demokrasi yang terjadi di masa pemerintahan Trump.
Sementara itu, Donald Trump, calon dari Partai Republik, memilih Madison Square Garden, salah satu arena terkemuka dunia di Kota New York, sebagai lokasi pidato penutup kampanyenya pada Ahad (27/10). Pemilihan lokasi ini menunjukkan kekuatan dan popularitas Trump di kota metropolitan yang sering dianggap sebagai basis Partai Demokrat.
Dalam pidatonya, Kamala Harris menekankan tema persatuan, kekuatan, dan kepemimpinan yang bersifat inklusif. Ia menyerukan kepada masyarakat Amerika untuk bersatu dalam mengatasi tantangan yang dihadapi negara, seperti pandemi Covid-19, krisis ekonomi, dan perubahan iklim. Harris juga menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia, keadilan sosial, dan kesetaraan gender.
"Kita harus bersatu untuk mengatasi tantangan yang dihadapi negara kita. Kita harus menyatukan bangsa ini dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang," ujar Harris dalam pidatonya.
Harris juga menyerang rekam jejak Trump dalam menangani pandemi Covid-19, mengatakan bahwa Trump telah gagal melindungi rakyat Amerika dari virus mematikan tersebut. Ia juga menegaskan bahwa Trump adalah ancaman bagi demokrasi Amerika dan menyerukan kepada publik untuk menolak kepemimpinan Trump yang dianggap menakutkan dan berbahaya.
"Trump telah gagal melindungi rakyat Amerika dari pandemi Covid-19. Ia telah mengorbankan nyawa orang-orang dan merusak ekonomi kita. Kita tidak bisa membiarkan Trump menghancurkan negara kita lagi," tegas Harris.
Di sisi lain, Donald Trump menekankan tema kekuatan ekonomi, keamanan nasional, dan kepemimpinan yang kuat. Ia menyerukan kepada masyarakat Amerika untuk mendukung program-programnya yang dianggap berhasil dalam meningkatkan ekonomi Amerika dan memperkuat posisi Amerika di kancah internasional. Trump juga menegaskan komitmennya untuk melindungi Amerika dari ancaman terorisme dan meningkatkan keamanan nasional.
"Saya telah membuat Amerika lebih kuat dan lebih sejahtera. Saya telah menciptakan jutaan lapangan kerja dan menurunkan pajak. Saya telah memperkuat militer kita dan melindungi Amerika dari ancaman terorisme," ujar Trump dalam pidatonya.
Trump juga menyerang rekam jejak Harris dalam politik, mengatakan bahwa Harris adalah politikus yang tidak berpengalaman dan tidak mampu memimpin negara. Ia juga menegaskan bahwa Harris adalah bagian dari partai Demokrat yang dianggap merusak Amerika dan menyerukan kepada publik untuk menolak kepemimpinan Harris yang dianggap lemah dan tidak kompeten.
"Harris adalah politikus yang tidak berpengalaman dan tidak mampu memimpin negara. Ia adalah bagian dari partai Demokrat yang telah menghancurkan Amerika. Kita tidak bisa membiarkan Harris menghancurkan negara kita," tegas Trump.
Kedua calon presiden ini juga saling menyerang dalam hal kebijakan dan program yang mereka usung. Harris menyerang program Trump yang dianggap merugikan rakyat Amerika, seperti pembatasan imigrasi, penurunan pajak bagi orang kaya, dan penarikan Amerika dari Perjanjian Iklim Paris. Trump menyerang program Harris yang dianggap merugikan ekonomi Amerika, seperti kenaikan pajak, peningkatan pengeluaran pemerintah, dan pengaturan yang dianggap menghalangi pertumbuhan ekonomi.
"Program Trump telah merugikan rakyat Amerika. Ia telah menurunkan standar hidup rakyat Amerika dan menghancurkan lingkungan kita. Kita harus menolak program Trump yang merugikan ini," ujar Harris.
"Program Harris akan menghancurkan ekonomi Amerika. Ia akan menaikkan pajak, meningkatkan pengeluaran pemerintah, dan menghalangi pertumbuhan ekonomi. Kita harus menolak program Harris yang merugikan ini," ujar Trump.
Kampanye akbar terakhir ini menunjukkan bahwa Pilpres Amerika 2024 akan menjadi pertarungan yang sangat ketat dan menarik. Kedua calon presiden ini akan terus berkampanye hingga hari pencoblosan dan melakukan segala usaha untuk meyakinkan publik agar memilih mereka. Hasil Pilpres Amerika 2024 akan mempengaruhi masa depan Amerika dan dunia secara keseluruhan.
Berikut adalah beberapa poin penting dari kampanye akbar terakhir Trump dan Harris:
- Obral Janji: Kedua calon presiden ini menawarkan janji-janji manis kepada publik Amerika. Harris menekankan tema persatuan, kekuatan, dan kepemimpinan yang bersifat inklusif. Trump menekankan tema kekuatan ekonomi, keamanan nasional, dan kepemimpinan yang kuat.