Jakarta, 15 Januari 2025 – Visi Indonesia Emas 2045, yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto melalui delapan misi Asta Cita, menempatkan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pilar fundamental. Lebih dari sekadar peningkatan kualitas SDM, Asta Cita menargetkan transformasi menyeluruh di sektor sains, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta pemberdayaan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Ambisius, target pertumbuhan ekonomi 8% pada periode 2028-2029 menuntut SDM yang kompetitif dan adaptif terhadap dinamika global. Dalam mencapai cita-cita tersebut, kolaborasi multi-pihak, termasuk peran strategis organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), menjadi kunci keberhasilan.
NU, organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 31 Januari 1936, telah lama berkontribusi signifikan dalam pembangunan bangsa. Komitmennya untuk memberdayakan umat, menegakkan nilai-nilai keislaman, dan memperjuangkan keadilan sosial sejalan dengan semangat Asta Cita. Peran NU dalam penguatan SDM terlihat nyata melalui berbagai program dan inisiatif, antara lain:
1. Pengembangan Institusi Pendidikan: NU telah mendirikan 34 perguruan tinggi, meliputi universitas, politeknik, dan sekolah tinggi, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Lembaga pendidikan ini berperan vital dalam mencetak generasi muda yang terampil, berilmu, dan berakhlak mulia, sekaligus menjadi pondasi pembangunan SDM yang berkelanjutan. Kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan pasar kerja menjadi fokus utama, memastikan lulusan NU siap bersaing di kancah nasional maupun internasional.
2. Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat: Kontribusi NU dalam bidang kesehatan tak dapat diabaikan. Partisipasi aktif dalam program penanganan stunting, kesehatan ibu dan anak, serta pengurangan angka kematian ibu menunjukkan komitmen nyata NU dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Upaya ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan mendukung terwujudnya Indonesia yang sehat dan sejahtera.
3. Pemberdayaan Tenaga Kerja: Melalui Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi), NU aktif memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan tenaga kerja, khususnya para anggotanya. Sarbumusi berperan sebagai jembatan komunikasi antara pekerja dan pemberi kerja, menjamin terselenggaranya hubungan industrial yang harmonis dan berkeadilan. Program pelatihan dan peningkatan keterampilan yang diselenggarakan Sarbumusi juga meningkatkan daya saing tenaga kerja di pasar kerja yang semakin kompetitif.
4. Penguatan Kaderisasi Ulama dan Pemimpin: NU secara konsisten melakukan program kaderisasi, seperti Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU), Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), dan pengembangan wawasan keulamaan (PWK). Program-program ini bertujuan mencetak kader-kader NU yang handal, memiliki pemahaman agama yang kuat, serta mampu menjadi pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab. Penguatan syuriyah (pengarah/pembina) di berbagai tingkatan NU juga memastikan keberlangsungan program dan visi organisasi.
Menjelang Harlah NU ke-99 pada 16 Januari 2025, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyelenggarakan Sarasehan Ulama dengan tema "Asta Cita dalam Perspektif Ulama NU". Acara ini menjadi wadah penting bagi para ulama, cendekiawan, dan pemangku kepentingan untuk membahas delapan prioritas strategis pemerintahan Prabowo-Gibran, dengan menekankan prinsip maqashid syariah (tujuan syariat) dalam setiap kebijakan publik. Hal ini menegaskan kembali peran NU sebagai mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf, menjelaskan bahwa Sarasehan Ulama bertujuan untuk memperkuat masyarakat dan bekerja sama menuju Indonesia yang lebih baik, sejalan dengan cita-cita Asta Cita. Beliau juga menekankan pentingnya membahas isu-isu krusial seperti kemajuan teknologi, kualitas SDM guru, kekerasan seksual di dunia pendidikan, bullying, dan intoleransi. Pembahasan yang komprehensif dengan melibatkan para menteri terkait menjadi kunci dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sarasehan Ulama yang akan dilaksanakan pada 4 Februari 2025 terbagi dalam tiga sesi. Sesi pertama, bertema "Kolaborasi untuk Penguatan SDM yang Berdaya Saing Tinggi Menuju Indonesia dengan Pertumbuhan Ekonomi Tinggi", akan membahas Asta Cita poin 3 dan 4, dengan menghadirkan Rektor Universitas Indonesia, Prof. Heri Hermansyah, sebagai salah satu narasumber.
Sesi kedua, bertema "Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dengan Memaksimalkan Potensi Lokal yang Fokus pada Hilirisasi, Industrialisasi, Pemerataan Ekonomi, dan Kesejahteraan Rakyat", akan membahas Asta Cita poin 5, 6, dan 8. Mantan Ketua Dewan Pakar TKN-Prabowo Gibran dan Komisaris PT PLN, Burhanuddin Abdullah, akan memberikan kata pengantar dalam sesi ini.
Sesi terakhir, bertema "Memperkokoh Ideologi Pancasila dan Menguatkan Sistem Pertahanan Negara Menuju Masyarakat Indonesia yang Adil, Makmur Tanpa Korupsi", akan membahas Asta Cita poin 1, 2, dan 7. Sesi ini akan dimoderatori oleh Intelektual Muda NU, Dr. Ginanjar Sya’ban, dan menghadirkan narasumber terkemuka seperti Alissa Wahid (Ketua PBNU), KH Afifuddin Muhajir (Wakil Rais Aam PBNU), dan KH Ulil Absar Abdalla (Ketua Lakpesdam PBNU).
Sarasehan Ulama diharapkan menjadi wadah konsolidasi untuk menyatukan gagasan, visi, dan program kerja NU di berbagai tingkatan. Acara ini juga akan disiarkan secara langsung melalui live streaming di detikcom, memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyaksikan dan mengikuti diskusi penting ini. Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, NU optimistis dapat berkontribusi signifikan dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, membangun Indonesia yang adil, makmur, dan berdaya saing tinggi di kancah global. Peran NU sebagai organisasi keagamaan yang memiliki basis massa yang luas dan jaringan yang kuat di berbagai lapisan masyarakat menjadi modal penting dalam mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan Visi Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat, termasuk peran sentral NU dalam membangun SDM yang berkualitas dan berakhlak mulia.