Jakarta, 4 Januari 2025 – Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) tahun ini akan menjadi momentum penting bagi organisasi Islam terbesar di Indonesia untuk merefleksikan perjalanan panjangnya sekaligus merumuskan strategi masa depan. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menyiapkan rangkaian kegiatan monumental, dengan Kongres Pendidikan dan Kongres Keluarga Maslahat NU sebagai dua agenda utama yang akan membentuk pilar pembangunan bangsa.
Kedua kongres ini, menurut Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), akan menjadi wahana strategis untuk membahas dua isu krusial yang selama ini menjadi fokus perhatian dan kiprah NU: pendidikan dan keluarga. "Kedua kongres ini akan membahas agenda kemasyarakatan utama yang menjadi domain NU, yaitu pendidikan dan penguatan keluarga di tingkat akar rumput," tegas Gus Yahya dalam jumpa pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2025).
Kongres Pendidikan NU: Membangun Generasi Emas Indonesia
Kongres Pendidikan NU akan menjadi forum strategis bagi para pemangku kepentingan di sektor pendidikan, khususnya yang berafiliasi dengan NU, untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Skala dan jangkauan pendidikan NU yang luar biasa – meliputi lebih dari 40.000 lembaga pendidikan yang terdiri dari 13.000 Raudhatul Athfal (RA), 26.000 pesantren, 10.000 madrasah dan sekolah, serta 300 perguruan tinggi – menuntut adanya evaluasi menyeluruh dan sinergi yang lebih kuat.
Kongres ini diharapkan mampu menghasilkan peta jalan yang komprehensif untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan global. Diskusi akan difokuskan pada berbagai aspek, mulai dari kurikulum yang relevan dan inovatif, peningkatan kualitas guru dan tenaga pendidik, akses pendidikan yang merata, hingga pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Para peserta kongres, yang terdiri dari para akademisi, praktisi pendidikan, tokoh agama, dan perwakilan lembaga pendidikan NU, akan bertukar pikiran dan pengalaman untuk merumuskan solusi yang efektif dan terukur.
Tantangan yang dihadapi sektor pendidikan Indonesia sangat kompleks, mulai dari kesenjangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, kualitas pendidikan yang masih belum merata, hingga rendahnya daya saing lulusan Indonesia di tingkat global. Kongres Pendidikan NU diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi permasalahan tersebut dan menciptakan sistem pendidikan yang lebih berkualitas dan berdaya saing.
Kongres Keluarga Maslahat NU: Memperkuat Pondasi Masyarakat
Selain pendidikan, keluarga menjadi pilar penting lainnya yang menjadi fokus perhatian NU. Kongres Keluarga Maslahat NU akan membahas upaya memperkuat institusi keluarga sebagai pondasi utama masyarakat yang kokoh dan harmonis. Melalui kongres ini, diharapkan akan tercipta rekomendasi-rekomendasi yang efektif untuk memperkuat peran keluarga dalam membangun masyarakat yang lebih baik, beradab, dan sejahtera.
PBNU telah menunjukkan komitmennya dalam memperkuat keluarga melalui Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU). Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, GKMNU telah melibatkan sekitar dua juta keluarga di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, dengan pembentukan Satuan Tugas GKMNU di tingkat provinsi, kabupaten, hingga desa. Keberhasilan program ini menjadi landasan penting untuk menyelenggarakan Kongres Keluarga Maslahat NU, yang akan memberikan wadah bagi aspirasi dan evaluasi program tersebut.
Kongres ini akan menjadi arena untuk membahas berbagai isu krusial yang berkaitan dengan keluarga, seperti peningkatan kualitas parenting, penguatan peran perempuan dalam keluarga, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, dan pentingnya pendidikan karakter dalam keluarga. Para peserta kongres akan berdiskusi dan merumuskan strategi untuk memperkuat peran keluarga dalam membangun masyarakat yang lebih baik, sekaligus mengatasi berbagai permasalahan sosial yang berkaitan dengan keluarga.
Gus Yahya juga mengungkapkan rencana penyelenggaraan "Festival Keluarga Indonesia" sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka Harlah ke-102 NU. Festival ini diharapkan dapat menjadi ajang untuk memperkuat silaturahmi antar keluarga, mempromosikan nilai-nilai keluarga yang positif, dan menginspirasi masyarakat untuk membangun keluarga yang harmonis dan sejahtera.
Rangkaian Harlah ke-102 NU: Momentum Konsolidasi dan Aksi Nyata
Kedua kongres tersebut merupakan bagian integral dari rangkaian kegiatan Harlah ke-102 NU yang akan berlangsung mulai 16 Januari 2025. Rangkaian kegiatan akan dimulai dengan kick off pada 16 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 16 Rajab 1446 Hijriah. Kongres Pendidikan NU akan berlangsung selama dua hari, pada 18-19 Januari 2025, diikuti oleh Kongres Keluarga Maslahat NU pada 25-26 Januari 2025.
Selain kedua kongres tersebut, rangkaian Harlah ke-102 NU juga akan dimeriahkan oleh berbagai kegiatan lain, termasuk Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) PBNU. Puncak acara akan diselenggarakan pada 5 Februari 2025 di Istora Senayan, Jakarta. Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum konsolidasi internal NU sekaligus menjadi ajang untuk memperkuat peran NU dalam pembangunan bangsa.
Harlah ke-102 NU bukan hanya sekedar perayaan hari lahir, tetapi juga menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang NU dalam memperjuangkan kemerdekaan, memajukan pendidikan, dan memperkuat persatuan bangsa. Melalui kedua kongres ini, NU berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun fondasi pendidikan dan keluarga Indonesia yang lebih kokoh, sekaligus mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berakhlak mulia. Dengan demikian, NU terus konsisten dalam menjalankan peran sebagai organisasi Islam yang moderat, inklusif, dan berperan aktif dalam pembangunan nasional. Harlah ke-102 NU menjadi tonggak penting dalam perjalanan panjang NU untuk terus berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.