Nabi Nuh AS, seorang utusan Allah SWT yang diutus kepada kaum yang zalim, dikenal sebagai sosok yang penuh kesabaran dan syukur. Kisahnya, yang terukir dalam lembaran suci Al-Qur’an, menjadi inspirasi bagi umat manusia hingga kini.
Syukur yang Mendarah Daging
Sifat syukur Nabi Nuh AS termaktub dalam Al-Qur’an surat Al Isra ayat 3: "(Wahai) keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur."
Syukur Nabi Nuh AS bukan sekadar ucapan formal, melainkan terpatri dalam setiap aspek kehidupannya. Ia selalu memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diterimanya, baik itu makanan, minuman, pakaian, maupun segala hal yang terkait dengan dirinya.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik melalui jalur periwayatan yang sahih, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang mengucapkan syukur setelah memakan sesuatu dan mengucapkan syukur setelah meminum sesuatu." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, Tirmidzi, dan Nasa’i.
Keteladanan dalam Setiap Aktivitas
Nabi Nuh AS tidak hanya bersyukur dengan ucapan, tetapi juga dengan perbuatan. Para tabi’in seperti Qatadah As-Sadusi dan Ibrahim An-Nakha’i meriwayatkan bahwa Nabi Nuh AS selalu membaca basmalah ketika memakai pakaian dan membaca hamdalah ketika melepasnya. Begitu pula saat makan dan minum, ia selalu memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT.
Ketika minum, ia akan membaca hamdalah sambil mengucap, "Segala puji hanya milik Allah yang telah memberiku minum dalam keadaan memiliki nafsu minum, dan merasakan nikmatnya, dan sehat."
Pertama Kali Mengucapkan Bismillah
Nabi Nuh AS juga dikenal sebagai nabi pertama yang mengucapkan bismillah. Dalam Tafsir Qashashi karya Syofyan Hadi, disebutkan bahwa Nabi Nuh AS dan umatnya mengucapkan bismillah saat hendak memasuki bahtera. Hal ini termaktub dalam surat Hud ayat 41: "Dia (Nuh) berkata, "Naiklah kamu semua ke dalamnya (bahtera) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Syukur: Ungkapan Terima Kasih yang Mendalam
Syukur merupakan ungkapan terima kasih yang tulus dari seorang hamba kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan. Rasa syukur ini dapat menggerakkan seseorang untuk taat kepada Allah SWT, baik dalam hati, ucapan, maupun perbuatan.
Ungkapan syukur haruslah tulus dari hati, diwujudkan dalam ucapan dan perbuatan. Seperti yang tertuang dalam syair, "Aku bersyukur atas semua kenikmatan yang diberikan, dengan tiga cara, melalui tanganku, lisanku, dan hatiku."
Usia Nabi Nuh AS: Kisah Panjang dan Menginspirasi
Kisah Nabi Nuh AS yang paling terkenal adalah tentang bahtera besar yang menyelamatkan orang-orang beriman dari azab banjir bandang.
Menurut Ibnu Katsir, para ahli kitab berpendapat bahwa Nabi Nuh AS berusia enam ratus tahun ketika menaiki bahtera. Ibnu Abbas juga menyebutkan hal yang sama, dengan tambahan bahwa Nabi Nuh AS hidup selama 350 tahun setelah banjir bandang.
Namun, riwayat ini diragukan kebenarannya. Jika dikaitkan dengan dalil Al-Qur’an, riwayat ini tidak dapat diterima. Surat Al Ankabut ayat 14 dengan jelas menyatakan bahwa Nabi Nuh AS tinggal bersama kaumnya selama seribu tahun kurang lima puluh tahun sebelum banjir bandang terjadi: "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim."
Jika riwayat Ibnu Abbas yang menyebutkan Nabi Nuh AS diangkat sebagai Rasul pada usia 480 tahun dan hidup selama 350 tahun setelah banjir bandang benar, maka total usianya akan mencapai 1.780 tahun.
Makam Nabi Nuh AS: Perdebatan dan Pencarian
Mengenai makam Nabi Nuh AS, Ibnu Jarir dan Al-Azraqi meriwayatkan dari Abdurrahman bin Sabith bahwa makamnya terletak di dalam Masjidil Haram. Riwayat ini dianggap sebagai riwayat yang paling kuat dan diunggulkan dibandingkan dengan riwayat lain yang menyebutkan bahwa makamnya terletak di sebuah lahan di negeri yang kini dikenal sebagai Karki Nuh.
Penutup
Kisah Nabi Nuh AS mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran dan syukur dalam menghadapi cobaan hidup. Ia adalah teladan bagi kita semua, bahwa dengan kesabaran dan syukur yang tulus, kita dapat melewati segala rintangan dan meraih ridho Allah SWT.
Semoga kisah Nabi Nuh AS dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan dan untuk selalu berikhtiar dalam menjalankan perintah-Nya.