Jakarta – Nabi Ishaq AS, salah satu dari 25 nabi dan rasul yang kisah hidupnya termaktub dalam Al-Qur’an, merupakan sosok yang dikenal dengan keteladanan dan dakwahnya yang lembut. Ia adalah putra dari Nabi Ibrahim AS dan saudara kandung Nabi Ismail AS. Kelahirannya menjadi bukti nyata kuasa Allah SWT yang maha perkasa.
Kelahiran yang Menakjubkan di Usia Senja
Dalam kitab Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir, tercatat bahwa Nabi Ishaq AS lahir ketika Nabi Ibrahim AS telah mencapai usia 100 tahun. Kelahirannya terpaut 14 tahun dengan saudara kandungnya, Nabi Ismail AS. Ibunda Nabi Ishaq AS adalah Siti Sarah, yang kala itu telah menginjak usia 90 tahun. Kegembiraan menyelimuti Siti Sarah saat menerima kabar gembira tentang kelahiran Ishaq AS di usia senjanya.
Allah SWT berfirman dalam Surah Ash-Shaffat ayat 112-113:
"Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata."
Kelahiran Nabi Ishaq AS merupakan bukti nyata janji Allah SWT yang tidak pernah ingkar. Sebelumnya, Siti Sarah dinyatakan mandul dan tidak dapat melahirkan seorang anak. Namun, atas kuasa Allah SWT, ia dan Nabi Ibrahim AS dianugerahi Ishaq AS di usia senja mereka.
Akhlak Mulia dan Dakwah yang Menawan
Sejak kecil, Nabi Ishaq AS telah menunjukkan ciri-ciri kenabian. Akhlaknya sangat mulia dan ia gemar membantu orang-orang yang membutuhkan di sekitarnya. Ia tumbuh menjadi lelaki jujur dan bertanggung jawab, membantu Nabi Ibrahim AS dalam berdagang dan berdakwah di negeri Syam.
Dalam berdakwah, Nabi Ishaq AS dikenal dengan penyampaiannya yang lembut dan menawan. Ia pandai memikat hati orang, bersikap ramah, dan ajaran yang disampaikan terasa bermanfaat bagi pendengarnya.
Keluarga Sakinah dan Warisan Dakwah
Menginjak usia dewasa, Nabi Ishaq AS menikah dengan wanita bernama Rifqah. Setelah 10 tahun pernikahan, mereka dikaruniai dua orang anak yaitu Aishu dan Ya’qub AS. Ya’qub AS, yang kelak menjadi seorang nabi, mewarisi semangat dakwah Nabi Ishaq AS dan menyebarkan ajaran tauhid.
Wafatnya Nabi Ishaq AS dan Warisan Keteladanan
Nabi Ishaq AS wafat di Hebron, Palestina, pada usia 180 tahun. Jenazahnya dimakamkan bersama Nabi Ibrahim AS. Ya’qub AS dan Aishu-lah yang memakamkan jenazah Nabi Ishaq AS.
Kisah Nabi Ishaq AS menjadi bukti nyata bahwa Allah SWT memberikan rahmat dan kasih sayang kepada hamba-Nya. Ia juga menjadi inspirasi bagi umat manusia untuk senantiasa berbuat baik, berakhlak mulia, dan menyebarkan ajaran kebaikan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.
Pesan Keteladanan dari Kisah Nabi Ishaq AS
Kisah Nabi Ishaq AS mengandung banyak pesan keteladanan bagi umat manusia, di antaranya:
- Keteladanan dalam Ketaatan dan Kesabaran: Kelahiran Nabi Ishaq AS di usia senja Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah menjadi bukti keteladanan dalam ketaatan dan kesabaran. Mereka tidak putus asa dalam memohon kepada Allah SWT dan akhirnya dikaruniai anak yang mulia.
- Keteladanan dalam Akhlak Mulia: Nabi Ishaq AS dikenal dengan akhlaknya yang mulia, jujur, bertanggung jawab, dan gemar membantu orang lain. Sikapnya ini menjadi teladan bagi kita untuk senantiasa berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.
- Keteladanan dalam Dakwah yang Lembut: Nabi Ishaq AS menyampaikan dakwah dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Ia pandai memikat hati orang dan membuat ajaran yang disampaikan terasa bermanfaat. Hal ini menjadi teladan bagi para da’i untuk menyampaikan pesan kebaikan dengan penuh hikmah dan kesabaran.
- Keteladanan dalam Keharmonisan Keluarga: Nabi Ishaq AS memiliki keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Ia mencintai dan menyayangi istri dan anak-anaknya. Hal ini menjadi teladan bagi kita untuk membangun keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang.
- Keteladanan dalam Kesabaran dan Keikhlasan: Nabi Ishaq AS menerima takdir Allah SWT dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Ia tidak pernah mengeluh atas cobaan yang datang padanya. Sikapnya ini menjadi teladan bagi kita untuk senantiasa bersabar dan ikhlas dalam menghadapi segala cobaan hidup.
Penutup
Kisah Nabi Ishaq AS merupakan sumber inspirasi dan teladan bagi umat manusia. Ia mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan, kesabaran, akhlak mulia, dakwah yang lembut, keharmonisan keluarga, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah Nabi Ishaq AS dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.