Jakarta, 1 Februari 2025 – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi yang tinggi kepada Nahdlatul Ulama (NU) dalam rangka peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102. Dalam pernyataan resmi yang diterima redaksi, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., menegaskan peran krusial NU dalam perjalanan sejarah Indonesia, baik dalam perjuangan kemerdekaan maupun dalam pembangunan bangsa pasca-kemerdekaan. Ucapan selamat ini bukan sekadar formalitas, melainkan refleksi atas kontribusi nyata NU yang telah terpatri dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia.
Haedar Nashir secara khusus menekankan peran NU dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia menyebut NU sebagai pilar penting dalam merawat keberagaman dan persatuan di tengah dinamika sosial-politik yang kerap diwarnai perbedaan dan tantangan. "NU, dengan semangat kebersamaan yang tinggi, telah berhasil merawat keutuhan NKRI dari berbagai rintangan. Komitmen ini telah memastikan Indonesia tetap berdiri teguh sebagai negara dan bangsa yang majemuk, menjunjung tinggi semboyan Bhineka Tunggal Ika," tegas Haedar. Pernyataan ini bukan sekadar pujian, melainkan pengakuan atas peran moderasi beragama yang selama ini diusung NU dalam menjaga harmoni antarumat beragama di Indonesia.
Lebih jauh, Haedar mengapresiasi konsistensi NU dalam mengamalkan ajaran Ahlussunah Waljamaah (Aswaja) sebagai landasan dalam membangun toleransi beragama dan berbangsa. Menurutnya, NU telah berhasil menciptakan iklim kehidupan beragama yang rukun dan damai di tengah keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Keberhasilan ini, menurut Haedar, merupakan bukti nyata bagaimana NU mampu menerjemahkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil-‘alamin dalam kehidupan sehari-hari. "NU tidak hanya mampu merawat kebudayaan umat, tetapi juga telah membumikan ajaran Islam yang moderat dan inklusif di Nusantara," tambahnya. Hal ini menunjukkan bagaimana NU berhasil menyelaraskan ajaran agama dengan konteks budaya lokal, sehingga Islam di Indonesia tetap relevan dan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kontribusi NU dalam pembangunan bangsa juga mendapat sorotan khusus dari Haedar. Ia menyinggung peran penting pesantren sebagai lembaga pendidikan yang telah melahirkan generasi bangsa yang cinta tanah air dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal. Melalui jaringan pesantren yang luas, NU telah berhasil menumbuhkan ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama bangsa), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia). Ketiga pilar ukhuwah ini, menurut Haedar, merupakan kunci utama dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini menunjukkan bagaimana NU tidak hanya fokus pada pendidikan keagamaan, tetapi juga pada pendidikan karakter dan pembentukan jati diri bangsa yang berakhlak mulia.
Keberhasilan NU dalam membangun jaringan pendidikan dan dakwah yang luas juga dikaitkan Haedar dengan tema Harlah ke-102 NU tahun ini, yaitu "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat". Haedar menilai tema tersebut sangat relevan dengan peran dan kontribusi NU selama ini. Ia melihat NU sebagai organisasi yang senantiasa beradaptasi dengan perkembangan zaman, namun tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar yang telah diwariskan para pendiri. Hal ini menunjukkan bagaimana NU mampu menyeimbangkan antara menjaga tradisi dan melakukan inovasi untuk menghadapi tantangan masa depan.
Lebih lanjut, Haedar menyampaikan harapan agar NU dapat terus melanjutkan kiprahnya dalam menyebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil-‘alamin, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ia juga mendoakan agar NU senantiasa diberikan keberkahan dan kekuatan dalam menjalankan misinya untuk membangun peradaban yang lebih baik. "Semoga Allah SWT melimpahkan berkah-Nya bagi kelangsungan kehadiran dan peran berkesinambungan NU dalam menebar Islam yang rahmatan lil-‘alamin di Indonesia dan ranah global," tutup Haedar. Doa ini bukan sekadar ungkapan harapan, melainkan pengakuan atas peran besar NU dalam membangun peradaban Islam yang moderat dan toleran di dunia.
Pernyataan Haedar Nashir ini mencerminkan hubungan harmonis dan saling menghargai antara Muhammadiyah dan NU sebagai dua organisasi Islam terbesar di Indonesia. Ucapan selamat dan apresiasi yang disampaikan bukan hanya sebagai bentuk silaturahmi, tetapi juga sebagai pengakuan atas kontribusi besar NU dalam membangun bangsa dan negara. Dalam konteks kebangsaan yang semakin kompleks, kerja sama dan sinergi antarorganisasi keagamaan, seperti Muhammadiyah dan NU, menjadi sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera. Pernyataan ini juga menggarisbawahi pentingnya peran organisasi keagamaan dalam membangun peradaban yang berlandaskan nilai-nilai agama yang moderat dan inklusif.
Selain itu, pernyataan ini juga menyoroti pentingnya peran pendidikan pesantren dalam membentuk karakter bangsa. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan, telah terbukti mampu mencetak generasi bangsa yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Kontribusi pesantren dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas patut diapresiasi dan terus didukung. Hal ini juga menunjukkan bagaimana NU mampu mengintegrasikan pendidikan agama dengan pendidikan umum, sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang mumpuni dan berkarakter.
Lebih luas lagi, pernyataan ini juga menggarisbawahi pentingnya peran organisasi keagamaan dalam menjaga keutuhan NKRI. Dalam konteks Indonesia yang majemuk, peran organisasi keagamaan dalam membangun toleransi dan kerukunan antarumat beragama sangatlah krusial. Keberhasilan NU dalam merawat keberagaman dan persatuan di tengah perbedaan merupakan contoh nyata bagaimana organisasi keagamaan dapat berperan aktif dalam menjaga stabilitas dan keamanan nasional. Hal ini juga menunjukkan bagaimana NU mampu mengelola perbedaan dan keberagaman sebagai kekuatan, bukan sebagai sumber konflik.
Kesimpulannya, ucapan selamat Harlah ke-102 NU dari Muhammadiyah bukan hanya sekadar ungkapan formalitas, tetapi merupakan pengakuan atas peran dan kontribusi nyata NU dalam perjalanan sejarah Indonesia. Pernyataan ini juga menegaskan pentingnya kerja sama dan sinergi antarorganisasi keagamaan dalam membangun bangsa dan negara. Harapannya, kerjasama dan saling menghargai antar organisasi Islam di Indonesia akan terus terjalin untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera. Semoga NU terus berkiprah dalam menyebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil-‘alamin dan menjadi teladan bagi organisasi keagamaan lainnya di dunia.