Yerusalem, Israel – Selama lebih dari satu dekade, sebuah prasasti kuno yang ditemukan di situs arkeologi Ophel, Yerusalem, telah membingungkan para ahli. Ukiran misterius pada sebuah guci, yang diperkirakan berasal dari era pemerintahan Nabi Sulaiman (Raja Salomo dalam tradisi Yahudi), akhirnya berhasil dipecahkan, mengungkap hubungan dagang dan budaya yang signifikan antara Kerajaan Nabi Sulaiman di Israel kuno dengan Kerajaan Saba di Yaman. Temuan ini, yang dipublikasikan pada Januari 2023 dalam Jerusalem Journal of Archaeology, menawarkan wawasan baru yang signifikan tentang dinamika politik dan ekonomi di Timur Tengah pada masa Alkitab.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Daniel Vainstub dari Ben-Gurion University of the Negev, mengungkapkan bahwa prasasti tersebut ditulis dalam aksara Arab Selatan Kuno, khususnya dalam bahasa Sabaean. Ini merupakan penemuan yang mengejutkan, karena merupakan contoh tertua aksara Arab Selatan Kuno yang ditemukan di wilayah Israel. Lebih mengejutkan lagi, teks singkat tersebut hanya terdiri dari dua kata: "ladanum 5".
Kata "ladanum" merujuk pada getah aromatik dari tanaman Cistus ladanifer, sejenis tanaman yang menghasilkan resin wangi yang digunakan secara luas dalam pembuatan parfum dan dupa di zaman kuno. Angka "5" kemungkinan besar menunjukkan jumlah atau satuan ukuran dari labdanum yang tersimpan dalam guci tersebut. Meskipun sederhana, arti prasasti ini memiliki implikasi yang jauh lebih luas.
Penemuan ini bukan hanya mengungkap penggunaan bahasa Sabaean di Israel pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman, tetapi juga memberikan bukti kuat tentang hubungan perdagangan yang erat antara kedua kerajaan. Kerajaan Saba, yang terletak di wilayah Yaman modern, terkenal sebagai penghasil utama rempah-rempah, dupa, dan parfum. Sementara itu, Kerajaan Nabi Sulaiman menguasai rute perdagangan penting yang melintasi Gurun Negev dan menuju pelabuhan-pelabuhan di Mediterania, menjadikannya jalur distribusi utama untuk komoditas mewah tersebut ke pasar regional dan internasional.
"Wadah itu dibuat secara lokal, dan prasasti tersebut diukir oleh penutur Saba yang memegang posisi terkait dengan perdagangan dupa," jelas Dr. Vainstub kepada Live Science. Hal ini menunjukkan adanya interaksi langsung antara penduduk lokal dan pedagang atau pekerja dari Kerajaan Saba yang terlibat dalam perdagangan komoditas bernilai tinggi ini. Kehadiran guci bertuliskan bahasa Sabaean di Ophel, salah satu pusat pemerintahan dan aktivitas ekonomi di Yerusalem kuno, menegaskan peran penting Kerajaan Saba dalam jaringan perdagangan regional pada masa itu.
Temuan ini diperkuat oleh penemuan pecahan tembikar di sekitar lokasi guci yang ditemukan pada tahun 2012. Pecahan-pecahan tersebut memberikan bukti tambahan tentang hubungan erat antara kedua kerajaan, menunjukkan adanya pertukaran budaya dan ekonomi yang intensif. Dr. Vainstub menekankan bahwa ini bukan sekadar hubungan perdagangan biasa, tetapi sebuah interaksi yang mendalam yang mencerminkan integrasi budaya dan ekonomi antara Kerajaan Nabi Sulaiman dan Kerajaan Saba.
"Ini adalah bukti lain dari ikatan perdagangan dan budaya yang luas antara Israel di bawah Raja Solomon dan Kerajaan Sheba," kata Dr. Vainstub, menegaskan pentingnya temuan ini dalam konteks pemahaman sejarah hubungan antar kerajaan di kawasan tersebut. Studi ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kompleksitas jaringan perdagangan dan diplomasi pada masa itu, menunjukkan bahwa Kerajaan Nabi Sulaiman bukanlah entitas yang terisolasi, tetapi terintegrasi dalam jaringan perdagangan dan budaya yang luas di Timur Tengah.
Penemuan ini juga memiliki implikasi yang signifikan bagi studi Alkitab dan sejarah Timur Dekat Kuno. Selama berabad-abad, kisah-kisah tentang kekayaan dan pengaruh Kerajaan Nabi Sulaiman telah menjadi subjek penelitian dan interpretasi yang beragam. Temuan ini memberikan bukti arkeologis yang konkret untuk mendukung narasi historis tentang hubungan erat antara Kerajaan Nabi Sulaiman dan Kerajaan Saba, yang selama ini sebagian besar didasarkan pada teks-teks keagamaan dan literatur sejarah.
Prasasti tersebut, meskipun singkat, memberikan jendela kecil ke dalam kehidupan sehari-hari di Yerusalem kuno, menunjukkan aktivitas perdagangan yang ramai dan interaksi antar budaya yang dinamis. Kehadiran pedagang Sabaean di Yerusalem, yang terlibat dalam penanganan dan pencatatan komoditas berharga seperti labdanum, menunjukkan tingkat integrasi ekonomi dan sosial yang signifikan antara kedua kerajaan.
Lebih jauh lagi, penemuan ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru yang menarik bagi para peneliti. Bagaimana tepatnya jaringan perdagangan ini berfungsi? Apa peran spesifik pedagang Sabaean di Yerusalem? Apakah ada bukti arkeologis lebih lanjut yang dapat ditemukan untuk mendukung hubungan ini? Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi fokus penelitian lebih lanjut, dan temuan ini diharapkan akan memicu penelitian lebih lanjut untuk mengungkap lebih banyak detail tentang hubungan antara Kerajaan Nabi Sulaiman dan Kerajaan Saba.
Nabi Sulaiman dalam Perspektif Islam:
Dalam konteks Islam, Nabi Sulaiman AS (alaihis salam) dihormati sebagai salah satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib diimani. Ia dikenal karena kebijaksanaan, kekuasaan, dan kekayaannya yang luar biasa. Menurut silsilah para nabi, Nabi Sulaiman AS adalah putra Nabi Daud AS (alaihis salam). Kisah Nabi Sulaiman AS dan Ratu Balqis dari Kerajaan Saba diceritakan secara detail dalam Al-Qur’an surah An-Naml, menceritakan tentang kekuasaan Nabi Sulaiman AS yang mampu menundukkan Ratu Balqis dan kerajaannya.
Kisah ini menggambarkan hubungan antara Nabi Sulaiman AS dan Kerajaan Saba, menunjukkan kekuasaan dan pengaruh Nabi Sulaiman AS yang meluas hingga ke Jazirah Arab. Meskipun Al-Qur’an tidak secara eksplisit menyebutkan perdagangan labdanum, kisah ini menunjukkan adanya interaksi dan hubungan yang kuat antara Kerajaan Nabi Sulaiman dan Kerajaan Saba, sesuai dengan bukti arkeologis yang baru ditemukan.
Temuan arkeologis ini memberikan konteks historis yang berharga untuk memahami kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan kitab suci lainnya. Ia menunjukkan bahwa kisah-kisah tersebut bukan hanya narasi religius, tetapi juga mencerminkan realitas historis dan interaksi antar kerajaan di Timur Tengah kuno.
Kesimpulannya, penemuan prasasti Sabaean di Ophel merupakan penemuan yang sangat signifikan. Ia bukan hanya mengungkap hubungan perdagangan yang erat antara Kerajaan Nabi Sulaiman dan Kerajaan Saba, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang dinamika politik, ekonomi, dan budaya di Timur Tengah pada masa Alkitab. Temuan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antar disiplin ilmu, di mana arkeologi dan studi Alkitab dapat saling melengkapi untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang sejarah masa lalu. Penelitian lebih lanjut diharapkan akan mengungkap lebih banyak detail tentang hubungan yang kaya dan kompleks antara kedua kerajaan ini, menambah pemahaman kita tentang dunia kuno.