ERAMADANI.COM, Denpasar – Minggu (19/1) pagi ini, suasana Car Free Day di Lapangan Niti Mandala Renon terasa berbeda. Aliansi Komunitas Cluster Jempiring Putih sukses menghadirkan “Pasar Murah Paras Paros Jempiring Putih”, sebuah aksi sosial yang menggabungkan semangat toleransi, budaya, dan kepedulian terhadap sesama.
Acara ini digagas sebagai bentuk kolaborasi lintas agama yang melibatkan tiga simpul besaryang mewakili tiga agama yang berbeda, yaitu Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Bali, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Bali, dan Pecalang Bali. Terbentuknya aliansi Cluster Jempiring Putih sendiri merupakan inisiatif dari Kalijaga Institute Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang terus mengupayakan harmoni di tengah keberagaman masyarakat Bali.
Emma Rosada, Ketua Panitia sekaligus perwakilan PWA Bali, menyampaikan harapan besarnya melalui kegiatan ini.
“Meski kita berbeda agama, suku, dan budaya, kita ingin menunjukkan bahwa perbedaan tidak menghalangi kita untuk berkhidmat kepada umat,” ujarnya.
Penampilan Heboh Barongsai di Tengah Car Free Day
Tidak hanya berfokus pada aspek sosial, acara ini juga menyuguhkan hiburan budaya dengan penampilan Barongsai yang memeriahkan suasana, menyambut tahun baru Imlek 2576 Kongzili. Aksi ini menjadi simbol persatuan sekaligus perayaan keberagaman budaya di Pulau Dewata.
Sebanyak 150 paket sembako murah, yang didukung oleh Bulog, berhasil terdistribusi selama kegiatan. Paket senilai Rp100.000 ini dijual hanya dengan Rp50.000, berisi bahan pokok penting seperti beras, minyak goreng, dan gula. Masyarakat yang hadir pun tampak antusias memanfaatkan kesempatan ini, terutama di tengah tantangan ekonomi yang kian berat.
Aldi Artasujana, perwakilan Matakin Bali, menegaskan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar pasar murah.
“Toleransi bukan hanya soal pertemuan formal, tetapi aksi nyata seperti ini, di mana kita dapat saling berbagi manfaat untuk masyarakat luas,” ungkapnya.
Kegiatan yang telah direncanakan sejak dini hari ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Bahkan, suasana meriah di sekitar Lapangan Renon menarik perhatian pengunjung Car Free Day untuk turut menyaksikan dan berpartisipasi.
Melalui “Pasar Murah Paras Paros Jempiring Putih”, Aliansi Cluster Jempiring Putih berhasil menunjukkan bahwa kebersamaan dapat dirajut dengan indah di tengah perbedaan. Acara ini menjadi pengingat bahwa toleransi bukan hanya konsep, melainkan tindakan nyata yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat. (Einspro Journalism – SMA Muhammadiyah 1)