ERAMADANI.COM, DENPASAR – Tepat pada Sabtu, 27 Februari 2021 besok, Kota Denpasar genap berusia 233 tahun. Perjalanan panjang telah kota ini lalui hingga akhirnya menjadi kota seperti yang kita lihat sekarang. Lika-liku dan masa demi masa telah menjadi bagian sejarah salah satu kota di Pulau Dewata ini.
“Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan” merupakan visi yang Kota Denpasar pilih untuk terus memajukan, mengembangkan, dan mengkreatifkan kota ini.
Sementara visi itu didukung dengan tetap memegang teguh motto “Purradhipa Bhara Bhavana” yang berarti ‘Kewajiban Pemerintah Adalah Meningkatkan Kemakmuran Rakyat’, sehingga kota ini tumbuh dengan kedharmaan yang tulus.
Sejarah telah mencatat, kota ini telah berjuang hingga tepat pada besok usianya telah mencapai lebih dari dua abad.
Nah, ambilah bagian sebagai saksi perjalanan panjang Kota Denpasar dengan memasang twibbon peringatan ulang tahun kota dengan julukan Kota Parijs van Bally ini.
Logo HUT kali ini yang didesain khusus dengan tetap membawa marwah Kota Denpasar bisa kalian unduh dengan mengeklik kata unduh berikut ini. UNDUH.
Sementara twibbonnya bisa kalian unduh di sini. Kalian bisa memilih twibbon yang kalian suka, karena ada tiga pilihan twibbon menarik yang telah tersedia.
Salah satu contoh twibbon menarik untuk kamu gunakan dalam rangka memeriahkan HUT Kota Denpasar ke-233. - (eramadani.com).
Buruan kalian pasang juga!
Melihat Sejarah Kota Denpasar
Melansir denpasarkota.go.id, dalam sejarahnya, Denpasar adalah sebuah taman.
Meski sebuah taman, tapi bukan seperti taman pada umumnya, lantaran merupakan taman kesayangan dari Raja Badung pada waktu itu, Kyai Jambe Ksatrya.
Saat itu, Kyai Jambe Ksatrya tinggal di Puri Jambe Ksatrya, yang kini menjadi Pasar Satria.
Taman itu kemudian mendapat sebutan sebagai Denpasar. Namun, nama Denpasar belum merujuk pada kota tertentu.
Sementara Puri Denpasar sendiri pernah hancur di bawah tangan kolonialisme Belanda pada peristiwa Perang Puputan Badung.
Bangunan bekas Puri Denpasar itu kemudian hanya termanfaatkan sebagai kantor Asisten Residen Bali Selatan dan juga Kontroleur Badung.
Adapun yang membangun ulang Puri Denpasar ialah Cokorda Alit Ngurah yang pada tahun 1929 menjadi Regent Badung.
Namun, lantaran lokasi Puri Denpasar yang baru merupakan bekas lokasi dari Puri Jambre Ksatrya, masyarakat Bali justru menyebutnya sebagai Puri Satria hingga sekarang.
Kata “Denpasar” dan Artinya
Nama Denpasar sendiri terdiri atas dua kata yaitu “den” yang berarti ‘utara’ dan “pasar” yang berarti ‘pasar’.
Adapun nama itu untuk taman tersebut, mengingat lokasinya yang terletak di utara pasar. Kini taman tersebut menjadi Jaya Sabha, rumah jabatan untuk Gubernur Bali.
Secara administratif, Kota Denpasar resmi sebagai sebuah kota pada tahun 1788.
Sementara itu, pembentukan kota ini mengalami proses yang panjang, bahkan sejak Pulau Bali masih ditinggali oleh kerajaan-kerajaan.
Kota Denpasar didirikan oleh I Gusti Ngurah Made Pemecutan yang merupakan keturunan dari Puri Pemecutan.
Nama Denpasar muncul pada saat wilayah yang dahulunya disebut sebagai wilayah Badung ini dipimpin oleh dua kerajaan yaitu Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya.
Saat itu terdapat dua puri yang menandakan adanya dua pemerintahan yaitu Puri Alang Badung dan Puri Pemecutan.
Pemimpin kedua pemerintahan itu sebenarnya keturunan yang sama, yaitu Kyai Jambe Pula.
Sementara terkait wilayah, wilayah barat Tukad Badung di bawah pemerintahan Puri Pemecutan. Sebelah timur Tukad Badung di bawah pemerintahan Puri Jambe Ksatrya. (ITM)