Hari Jumat, hari yang istimewa bagi umat Islam, menyimpan keutamaan dan rahmat yang tak terhingga. Di hari ini, Allah SWT menciptakan Adam, di hari ini pula Adam wafat, dibangkitkan, dan dinaikkan ke langit. Rasulullah SAW sendiri menuturkan, "Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i).
Keistimewaan ini mendorong umat Islam untuk memperbanyak amal sholeh di hari Jumat, salah satunya dengan menjalankan adab sunnah salat Jumat. Amalan ini tidak hanya sebatas menunaikan salat Jumat, melainkan mencakup serangkaian tata cara dan perilaku yang dianjurkan Rasulullah SAW. Berikut 9 adab sunnah salat Jumat yang bisa kita amalkan:
1. Memperbanyak Shalawat:
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat. Maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat kalian akan ditunjukkan kepadaku." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i). Para sahabat bertanya, "Bagaimana ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah?" Nabi bersabda:"Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa’i).
Memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW di hari Jumat menjadi bentuk penghormatan dan kecintaan kita kepada beliau. Shalawat ini juga menjadi perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di akhirat kelak.
2. Datang Awal ke Masjid:
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang berangkat Jumat di awal waktu, maka ia seperti berkurban dengan unta. Siapa yang berangkat Jumat di waktu kedua, maka ia seperti berkurban dengan sapi. Siapa yang berangkat Jumat di waktu ketiga, maka ia seperti berqurban dengan kambing yang bertanduk. Siapa yang berangkat Jumat di waktu keempat, maka ia seperti berqurban dengan ayam. Siapa yang berangkat Jumat di waktu kelima, maka ia seperti berqurban dengan telur."
Hadits ini menunjukkan keutamaan datang awal ke masjid untuk menunaikan salat Jumat. Semakin awal kita datang, semakin besar pahala yang kita dapatkan, layaknya berkurban dengan hewan yang lebih bernilai. Selain itu, datang awal juga memungkinkan kita untuk mendapatkan tempat yang lebih baik di masjid dan mendengarkan khutbah dengan lebih khusyuk.
3. Berwudhu saat Berangkat ke Masjid:
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang berwudhu, lalu memperbagus wudhunya, kemudian ia mendatangi (shalat) Jumat, kemudian (di saat khotbah) ia betul-betul mendengarkan dan diam, maka dosanya antara Jumat saat ini dan Jumat sebelumnya ditambah tiga hari akan diampuni." (HR. Muslim).
Berwudhu sebelum berangkat ke masjid lebih utama daripada berwudhu di masjid. Wudhu yang bersih dan sempurna menandakan kesucian hati dan jiwa, mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah dengan khusyuk.
4. Mandi:
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa berwudhu pada hari Jumat, maka itu baik. Namun, barangsiapa mandi ketika itu, maka itu lebih afdhol." (HR. An-Nasai, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Mandi di hari Jumat dianjurkan sebagai bentuk kesucian dan kebersihan diri. Mandi juga dapat menghilangkan kotoran dan bau badan, sehingga kita dapat menunaikan salat Jumat dengan lebih nyaman dan khusyuk.
5. Menggunakan Wewangian:
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu shalat sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan mendengarkannya, maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat berikutnya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Menggunakan wewangian seperti minyak wangi atau minyak rambut di hari Jumat merupakan sunnah yang dianjurkan. Wewangian dapat menambah keharuman dan kesucian diri, serta memberikan ketenangan dan kejernihan jiwa.
6. Salat Tahiyatul Masjid:
Dari Jabir bin ‘Abdillah RA, ia berkata: "Sulaik Al Ghothofani datang pada hari Jumat dan Rasulullah sedang berkhotbah. Ia masuk dan langsung duduk. Rasulullah pun berkata pada Sulaik: "Wahai Sulaik, berdirilah dan kerjakan shalat dua rakaat (tahiyyatul masjid), persingkat shalatmu (agar bisa mendengar khotbah).’ Lalu, beliau bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian menghadiri shalat Jumat dan imam berkhotbah, tetaplah kerjakan shalat sunnah dua rakaat dan persingkatlah." (HR. Bukhari Muslim).
Salat tahiyatul masjid merupakan salat sunnah dua rakaat yang dikerjakan ketika memasuki masjid. Di hari Jumat, dianjurkan untuk mengerjakan salat tahiyatul masjid sebelum khutbah dimulai, meskipun imam sedang berkhotbah. Salat ini dilakukan dengan singkat agar tidak mengganggu khutbah.
7. Tidak Berbicara saat Khutbah:
Rasulullah SAW bersabda: "Jika engkau berkata pada sahabatmu pada hari Jumat: ‘Diamlah, khotib sedang berkhotbah!’ Sungguh engkau telah berkata sia-sia.’" (HR. Bukhari Muslim).
Hadits ini menunjukkan bahwa berbicara saat khutbah Jumat tidak diperbolehkan, meskipun niatnya baik. Waktu khutbah adalah waktu yang tepat untuk mendengarkan nasihat dan petunjuk dari khatib, sehingga kita dapat mengambil hikmah dan manfaat dari khutbah tersebut.
8. Tidak Memeluk Lutut Ketika Duduk:
Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin mengungkapkan: "Dimakruhkan memeluk lutut pada hari Jumat saat khatib berkhotbah. Sebabnya, hal itu dapat menyebabkan tertidur sehingga luput dari mendengarkan khutbah dan khawatir pula hal itu dapat membatalkan wudhu."
Sahl bin Mu’ad bin Anas mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah duduk sambil memegang lutut pada saat shalat Jumat ketika imam sedang berkhotbah." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi).
Memeluk lutut saat khutbah dapat menyebabkan kita merasa nyaman dan tertidur, sehingga kita kehilangan kesempatan untuk mendengarkan khutbah dengan seksama.
9. Salat Sunnah Setelah Salat Jumat:
Dalam hadits disebutkan: "Jika Ibnu Umar melaksanakan salat Jumat, setelahnya ia melaksanakan salat dua rakaat di rumahnya. Lalu ia berkata bahwa Rasulullah biasa melakukan seperti itu." (HR Muslim).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian salat Jumat, maka lakukanlah salat setelahnya empat rakaat." (HR. Muslim).
Imam Nawawi mengatakan bahwa salat sunat ba’diyah Jumat ini dilaksanakan minimal dua rakaat dan sempurnanya adalah empat rakaat. Sebaik-baik melaksanakannya adalah di rumah. Jika ingin melaksanakannya di masjid, hendaknya memisah antara salat Jumat dan salat sunat ini dengan cara berpindah tempat saat melaksanakannya. Sabda Nabi: "Janganlah menyambung satu salat dengan salat yang lain, sebelum kita berbicara atau pindah dari tempat salat." (HR Muslim).
Salat sunnah ba’diyah Jumat merupakan salat sunnah yang dikerjakan setelah salat Jumat. Salat ini dapat menambah pahala dan keberkahan di hari Jumat.
Menjelajahi Makna dan Keutamaan Adab Sunnah Salat Jumat:
Melalui 9 adab sunnah ini, Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menunaikan salat Jumat dengan penuh kesucian, khusyuk, dan ketaatan. Adab-adab ini bukan sekadar tata cara, melainkan mengandung makna dan keutamaan yang mendalam:
- Menunjukkan penghormatan dan kecintaan kepada Rasulullah SAW: Memperbanyak shalawat, datang awal ke masjid, dan mendengarkan khutbah dengan khusyuk merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.
- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan: Melalui wudhu, mandi, dan menggunakan wewangian, kita membersihkan diri dan jiwa, mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah dengan penuh kesucian dan ketakwaan.
- Mendapatkan pahala dan keberkahan: Menjalankan adab sunnah salat Jumat merupakan amalan yang dianjurkan dan dijanjikan pahala dan keberkahan oleh Allah SWT.
- Menjadi Muslim yang lebih baik: Dengan menjalankan adab sunnah salat Jumat, kita dapat menjadi Muslim yang lebih baik, yang taat kepada Allah SWT dan meneladani Rasulullah SAW.
Kesimpulan:
Adab sunnah salat Jumat merupakan anugerah yang tak ternilai bagi umat Islam. Dengan menjalankan adab-adab ini, kita dapat menunaikan salat Jumat dengan lebih khusyuk, mendapatkan pahala dan keberkahan, serta menjadi Muslim yang lebih baik. Semoga Allah SWT memberikan kita taufik dan hidayah untuk senantiasa menjalankan adab sunnah salat Jumat dan mendapatkan ridho-Nya.