Ucapan "Bismillahhirrahmanirrahim" atau basmalah, lebih dari sekadar formula verbal bagi umat Muslim. Ia merupakan manifestasi tauhid, pengakuan akan keesaan Allah SWT sebagai sumber segala berkah dan perlindungan. Praktik mengucapkan basmalah sebelum menyantap makanan, sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW, memiliki keutamaan yang melampaui aspek ritual semata, menjangkau dimensi spiritual dan bahkan fisik, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadits dan literatur Islam.
Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Al-Khatib, "Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan bismillah, maka amalan tersebut terputus (kurang) keberkahannya," menunjukkan pentingnya basmalah sebagai pembuka jalan bagi keberkahan dalam segala aktivitas, termasuk yang sekilas tampak sepele seperti makan. Kalimat singkat ini, yang terdiri dari tiga nama agung – Allah, Ar-Rahman, dan Ar-Rahim – sebagaimana diuraikan dalam buku "Rahasia Kedahsyatan Basmalah Berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah" karya Sulistyawati Khairu, merupakan "al-ismul al-‘azham," nama Allah yang paling agung. Penggunaan basmalah sebelum makan, karenanya, bukan hanya sekadar tata krama, melainkan penghormatan dan penyerahan diri kepada Sang Pencipta sebelum menerima nikmat-Nya.
Keutamaan membaca basmalah sebelum makan dijelaskan secara rinci dalam berbagai sumber rujukan Islam. Buku "Penuntun Makan Minum Cara Rasul" karya M. Zaka Alfarisi, misalnya, menekankan bahwa mengucapkan basmalah mendatangkan berkah pada makanan yang dikonsumsi. Lebih dari itu, hadits-hadits Nabi SAW menunjukkan bahwa basmalah menjadi benteng perlindungan dari gangguan makhluk halus, khususnya setan. Hadits yang diriwayatkan Ath-Thabrani, "Barang siapa yang ingin agar setan tidak bisa ikut makan di sampingnya, tidak bisa ikut beristirahat, dan tidak bisa ikut bermalam, maka hendaklah ia mengucap salam saat masuk ke dalam rumahnya dan membaca bismillah saat ia makan," dengan tegas menghubungkan pembacaan basmalah dengan pencegahan kehadiran setan saat makan.
Penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini dapat ditemukan dalam kitab "Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa’il wa thuruq wa Amaliyah" karya Raghib As Sirjani (terjemahan Andi Muhammad Syahrir). Kitab ini menguraikan bahwa membaca bismillah saat makan memberikan kekuatan untuk melawan pengaruh setan. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad, menjelaskan hal ini secara gamblang: "Jika seseorang kalian masuk ke dalam rumahnya dan ia menyebut nama Allah ketika memasukinya dan ketika makan, maka setan berkata, ‘Tidak ada tempat bermalam dan tidak ada makanan bagi kalian.’ Namun jika ia masuk ke dalam rumahnya tanpa menyebut nama Allah, maka setan berkata, ‘Kalian mendapatkan tempat bermalam,’ dan jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, maka setan berkata, ‘Kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.’" Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya basmalah sebagai penolak gangguan setan, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun saat makan. Kehadiran setan, dalam konteks ini, bukan hanya sekadar mitos, melainkan representasi dari pengaruh negatif yang dapat mengganggu ketenangan dan keberkahan hidup.
Abdullah Zulfidar Akaha, dalam karyanya "165 Kebiasaan Nabi SAW," menambahkan narasi yang memperkuat dampak ketidakhadiran basmalah saat makan. Beliau menceritakan kisah seorang sahabat Nabi yang lupa mengucapkan basmalah sebelum makan. Ketika ia baru mengingatnya setelah hampir menghabiskan makanannya, Nabi SAW tertawa dan bersabda, "Sesungguhnya tadi setan turut makan bersamanya, tetapi setelah dia menyebut nama Allah, setan itu langsung memuntahkan isi perutnya." (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i). Kisah ini bukan sekadar cerita tetapi merupakan ilustrasi yang kuat mengenai dampak spiritual dari memperhatikan atau mengabaikan sunnah ini. Setan, dalam konteks ini, melambangkan pengaruh-pengaruh negatif yang dapat mengurangi berkah dan keselamatan dalam kehidupan.
Dari berbagai hadits dan literatur yang telah diuraikan, jelaslah bahwa mengucapkan basmalah sebelum makan memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar kebiasaan atau adab makan. Ia merupakan bentuk pengakuan atas nikmat Allah SWT, permohonan perlindungan dari gangguan makhluk halus, dan upaya untuk mendapatkan keberkahan dalam setiap suapan makanan yang dikonsumsi. Keutamaan ini bukanlah sekadar klaim religius tanpa bukti, melainkan diperkuat oleh berbagai riwayat hadits yang shahih dan dijelaskan dalam berbagai kitab referensi Islam.
Lebih jauh lagi, praktik mengucapkan basmalah sebelum makan dapat diinterpretasikan sebagai bentuk syukur dan penghargaan terhadap karunia Allah. Makanan bukanlah sekadar bahan untuk mempertahankan hidup, melainkan anugerah yang harus disyukuri. Dengan mengucapkan basmalah, kita mengakui bahwa semua yang kita miliki, termasuk makanan, berasal dari Allah SWT. Hal ini menumbuhkan rasa syukur dan menghindari sikap takabbur atau merasa berdiri sendiri tanpa pertolongan Allah.
Selain aspek spiritual, mengucapkan basmalah juga dapat memiliki dampak psikologis yang positif. Dengan mengingat Allah SWT sebelum makan, kita akan lebih tenang dan khusyuk dalam menikmati makanan. Hal ini dapat mencegah kita dari makan dengan tergesa-gesa atau dengan pikiran yang kacau. Makan dengan tenang dan khusyuk juga berdampak positif bagi kesehatan pencernaan.
Dalam konteks sosial, mengucapkan basmalah sebelum makan juga merupakan bentuk pendidikan karakter bagi generasi muda. Dengan mengajarkan anak-anak untuk selalu mengucapkan basmalah sebelum makan, kita menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang baik pada diri mereka. Hal ini akan membentuk karakter mereka menjadi lebih berakhlak mulia dan menghargai nikmat Allah.
Kesimpulannya, mengucapkan basmalah sebelum makan bukanlah sekadar ritual kosmetik dalam agama Islam. Ia merupakan amalan yang sarat dengan makna spiritual, psikologis, dan sosial. Ia merupakan bentuk pengakuan atas keesaan Allah, permohonan perlindungan dari gangguan setan, dan upaya untuk mendapatkan keberkahan dalam hidup. Dengan memperhatikan sunnah ini, kita tidak hanya memperoleh manfaat spiritual, tetapi juga mendapatkan ketenangan batin dan kesehatan jasmani. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mengucapkan basmalah sebelum makan sebagai bentuk syukur dan taqarrub kepada Allah SWT. Wallahu a’lam bishawab.