Kematian adalah kepastian bagi setiap insan. Ketika seorang muslim menghembuskan nafas terakhir, keluarga dan masyarakat di sekitarnya memiliki kewajiban untuk menghormati kepergiannya dengan memberikan perlakuan terbaik, salah satunya dengan memandikan jenazah.
Memandikan jenazah bukan sekadar membersihkan jasad, melainkan sebuah bentuk penghormatan terakhir yang penuh makna. Tindakan ini memiliki hukum fardhu kifayah dalam Islam, yang berarti kewajiban ini terpenuhi jika sudah ada satu orang yang melakukannya. Namun, jika tidak ada satupun yang memandikan jenazah, maka seluruh masyarakat di daerah tersebut memiliki tanggung jawab untuk memenuhinya.
Dasar Hukum dan Hikmah Memandikan Jenazah
Hukum memandikan jenazah bersumber dari hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dalam peristiwa seorang lelaki yang meninggal saat berhaji. Rasulullah memerintahkan agar jenazah lelaki tersebut dimandikan menggunakan air dan daun bidara, serta dikafani dengan dua kain ihram. Beliau bersabda, "Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara (sidr) dan kafankanlah dengan dua kain (ihram)." (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Selain sebagai bentuk penghormatan, memandikan jenazah juga memiliki beberapa hikmah, di antaranya:
- Menyucikan jenazah dari hadas besar: Kematian merupakan hadas besar yang mengharuskan jenazah disucikan sebelum dikafani dan disalatkan.
- Membersihkan jenazah dari kotoran: Memandikan jenazah membantu membersihkan kotoran yang menempel di tubuh almarhum/almarhumah.
- Menghilangkan bau: Air dan sabun yang digunakan untuk memandikan jenazah membantu menghilangkan bau yang tidak sedap.
- Menyenangkan jenazah: Memandikan jenazah merupakan salah satu bentuk kasih sayang dan perhatian terakhir yang dapat diberikan kepada almarhum/almarhumah.
Tata Cara Memandikan Jenazah: Langkah demi Langkah Menuju Kesucian
Memandikan jenazah merupakan proses yang sakral dan penuh makna. Berikut adalah tata cara memandikan jenazah yang sesuai dengan tuntunan Islam:
1. Persiapan Memandikan Jenazah
- Mencari Tempat yang Bersih dan Terpisah: Pilihlah tempat yang bersih, tertutup, dan terpisah dari pandangan umum untuk menjaga kehormatan jenazah.
- Menyiapkan Perlengkapan: Siapkan perlengkapan yang dibutuhkan, seperti:
- Air bersih
- Sabun atau detergen yang lembut
- Kain katun yang lembut dan bersih
- Baskom atau wadah untuk menampung air
- Gunting kuku
- Sisir
- Kain kafan
- Wadah untuk membuang air bekas mandi
- Mencari Penolong: Jika jenazah adalah perempuan, maka sebaiknya dimandikan oleh perempuan lain. Jika jenazah adalah laki-laki, maka sebaiknya dimandikan oleh laki-laki lain. Namun, jika tidak ada pilihan lain, maka boleh dimandikan oleh lawan jenis dengan syarat menjaga aurat.
2. Niat Memandikan Jenazah
Sebelum memulai proses memandikan jenazah, umat Islam disarankan untuk mengucapkan niat memandikan jenazah secara khusus. Berikut adalah bacaan niat memandikan jenazah yang diperuntukkan bagi jenazah laki-laki dan perempuan:
a. Niat Memandikan Jenazah Laki-laki:
"Nawaytul ghusla lihadza al mayyiti lillahi ta’ala."
Artinya: "Aku berniat untuk memandikan mayat laki-laki ini karena Allah Ta’ala."
b. Niat Memandikan Jenazah Perempuan:
"Nawaytul ghusla lihadzihi al mayyitati lillahi ta’ala."
Artinya: "Aku berniat untuk memandikan mayat perempuan ini karena Allah Ta’ala."
3. Memulai Proses Memandikan Jenazah
- Menutup Aurat Jenazah: Tutuplah aurat jenazah dengan kain yang bersih dan lembut.
- Memotong Kuku dan Rambut: Potonglah kuku dan rambut jenazah jika diperlukan.
- Menyisir Rambut: Sisir rambut jenazah dengan lembut.
- Membersihkan Lubang Tubuh: Bersihkan lubang tubuh jenazah, seperti hidung, telinga, mulut, dan dubur dengan air bersih dan kapas.
- Memandikan Jenazah: Mandikan jenazah dengan air bersih dan sabun atau detergen yang lembut.
- Jenazah Laki-laki: Dimulai dengan membasuh kepala, kemudian bagian kanan tubuh, lalu bagian kiri tubuh.
- Jenazah Perempuan: Dimulai dengan membasuh kepala, kemudian bagian kiri tubuh, lalu bagian kanan tubuh.
- Mengulangi Proses Mandi: Ulangi proses mandi sebanyak tiga kali.
- Mengeringkan Jenazah: Keringkan jenazah dengan kain katun yang lembut dan bersih.
4. Membalut Jenazah
- Membalut Jenazah dengan Kain Kafan: Balut jenazah dengan kain kafan yang bersih dan putih. Kain kafan sebaiknya terbuat dari bahan yang lembut dan menyerap keringat.
- Menutup Wajah Jenazah: Tutup wajah jenazah dengan kain kafan.
- Meletakkan Jenazah di Keranda: Letakkan jenazah di atas keranda yang bersih dan kokoh.
5. Doa Setelah Memandikan Jenazah
Setelah selesai memandikan jenazah, bacalah doa sebagai berikut:
"Allahummaghfir lahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu."
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, sehatkanlah dia, dan maafkanlah dia."
Syarat Memandikan Jenazah: Menjaga Kesucian dan Kehormatan
Memandikan jenazah merupakan tugas mulia yang tidak bisa dilakukan sembarang orang. Terdapat syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi agar proses ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat agama. Berikut adalah persyaratan yang perlu dipenuhi oleh seseorang yang akan memandikan jenazah:
- Bersih dari hadas: Seseorang yang memandikan jenazah harus dalam keadaan suci dari hadas besar dan kecil.
- Beriman: Seseorang yang memandikan jenazah harus beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
- Berakal sehat: Seseorang yang memandikan jenazah harus berakal sehat dan mampu memahami tata cara memandikan jenazah.
- Berwudhu: Seseorang yang memandikan jenazah sebaiknya berwudhu terlebih dahulu.
- Menjaga Aurat: Seseorang yang memandikan jenazah harus menjaga aurat jenazah dan dirinya sendiri.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Memandikan Jenazah
- Menjaga Kehormatan Jenazah: Selalu jaga kehormatan jenazah dengan menutup auratnya dan menghindari perlakuan yang tidak pantas.
- Berhati-hati dan Lembut: Perlakukan jenazah dengan hati-hati dan lembut, seperti saat mengangkat, membasuh, dan membalutnya.
- Menghindari Pembicaraan yang Tidak Penting: Hindari pembicaraan yang tidak penting dan fokus pada proses memandikan jenazah.
- Membaca Doa: Bacalah doa-doa yang baik untuk jenazah, seperti doa setelah memandikan jenazah.
Memandikan Jenazah: Sebuah Tindakan yang Penuh Makna
Memandikan jenazah merupakan salah satu bentuk penghormatan terakhir yang dapat diberikan kepada almarhum/almarhumah. Tindakan ini memiliki makna yang mendalam, yaitu:
- Menyatakan kasih sayang: Memandikan jenazah merupakan bentuk kasih sayang dan perhatian terakhir yang dapat diberikan kepada almarhum/almarhumah.
- Menghormati kepergian: Memandikan jenazah merupakan cara untuk menghormati kepergian almarhum/almarhumah dan menunjukkan rasa kehilangan.
- Melepas beban: Memandikan jenazah membantu meringankan beban keluarga yang ditinggalkan dan memberikan ketenangan jiwa.
- Mendekatkan diri kepada Allah: Memandikan jenazah merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampunan bagi almarhum/almarhumah.
Kesimpulan
Memandikan jenazah merupakan kewajiban fardhu kifayah dalam Islam yang memiliki hukum dan tata cara yang jelas. Tindakan ini bukan hanya sekadar membersihkan jasad, melainkan sebuah bentuk penghormatan terakhir yang penuh makna. Dengan memahami tata cara dan syarat-syarat memandikan jenazah, kita dapat menjalankan tugas mulia ini dengan penuh kesucian dan kehormatan.