Jakarta – Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan iklim tropis, kerap menghadapi fenomena cuaca ekstrem, salah satunya angin kencang. Kejadian ini tak hanya menimbulkan kerusakan infrastruktur dan kerugian materiil, tetapi juga mengancam keselamatan jiwa. Dalam menghadapi situasi penuh tantangan ini, umat Islam memiliki pedoman rujukan berupa doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagai permohonan perlindungan dan rahmat dari Allah SWT. Praktik berdoa ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga manifestasi keimanan dan upaya untuk meredam kecemasan di tengah bencana alam.
Ayat Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 164, yang seringkali dikaitkan dengan fenomena alam seperti angin, menjadi pengingat akan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dalam mengatur alam semesta. Ayat tersebut berbunyi:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan."
Ayat ini secara eksplisit menyebut "pengisaran angin", menunjukkan betapa angin, yang terkadang membawa dampak destruktif, tetap berada dalam kendali dan pengaturan Ilahi. Pemahaman ini menjadi landasan spiritual bagi umat Islam untuk senantiasa bergantung kepada Allah SWT dalam menghadapi berbagai ujian, termasuk bencana alam seperti angin kencang.
Berpijak pada ajaran dan teladan Rasulullah SAW, beberapa doa khusus dapat diamalkan ketika angin kencang melanda. Berikut beberapa doa tersebut, dirangkum dari berbagai sumber rujukan, termasuk buku "Panduan Lengkap Shalat, Doa, Zikir & Shalawat" karya Ustaz Enjang Burhanudin Yusuf, yang dikaji dan disajikan dengan pendekatan jurnalistik yang teliti dan akurat:
1. Doa Angin Kencang Versi Pertama:
Doa ini merupakan doa ringkas namun sarat makna, mencerminkan permohonan perlindungan dan harapan akan kebaikan dari Allah SWT. Doa ini berbunyi (dalam Bahasa Arab dan transliterasi Latin):
اللهم إني أسألك خيرها وأعوذ بك من شرها
Allahumma inni as’aluka khairahaa wa a’uudzubika min syarriha
Artinya: "Ya Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu kebaikan angin ini, serta aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya." (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Hadits ini menunjukkan keteladanan Rasulullah SAW dalam menghadapi fenomena alam. Beliau tidak hanya pasif menerima, tetapi juga aktif memohon perlindungan dan kebaikan dari Allah SWT. Doa ini mengajarkan kita untuk senantiasa optimis di tengah kesulitan, yakin bahwa Allah SWT akan memberikan jalan keluar dan perlindungan. Kebaikan dan keburukan angin, dalam konteks ini, tidak hanya merujuk pada dampak fisiknya, tetapi juga pada konsekuensi spiritual dan dampaknya terhadap kehidupan manusia.
2. Doa Angin Kencang Versi Kedua:
Doa versi kedua ini lebih komprehensif, mencakup permohonan kebaikan yang lebih luas, tidak hanya dari angin itu sendiri, tetapi juga dari segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Doa ini berbunyi (dalam Bahasa Arab dan transliterasi Latin):
اللهم إني أسألك خيرها وخير ما فيها وخير ما أرسلت به وأعوذ بك من شرها وشر ما فيها وشر ما أرسلت به
Allahumma inni as’aluka khairahaa wa khaira maa fiiha wa khaira maa ursilat bihi wa a’uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiiha wa syarri maa ursilat bihi.
Artinya: "Ya Allah, sungguh aku mohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan apa yang ada padanya, dan kebaikan pada tujuan angin ini dihembuskan. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, keburukan apa yang ada padanya, dan keburukan tujuan angin ini dihembuskan." (HR Muslim dan Tirmidzi)
Perlu diperhatikan bahwa doa ini tidak hanya memohon kebaikan dari angin secara langsung, tetapi juga kebaikan dari segala sesuatu yang mungkin dibawa atau ditimbulkan oleh angin tersebut. Ini menunjukkan pemahaman yang lebih luas dan komprehensif tentang dampak angin terhadap kehidupan manusia. Begitu pula dengan permohonan perlindungan, yang mencakup berbagai aspek potensial keburukan yang mungkin ditimbulkan. Doa ini mengajarkan kita untuk memiliki perspektif yang holistik dan berhati-hati dalam menghadapi potensi bahaya.
3. Doa Angin Kencang Versi Ketiga:
Doa versi ketiga ini bersumber dari hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidina Abu Hurairah RA dan Sayyidah Aisyah RA. Hadits ini menekankan pentingnya sikap bijak dan penuh keimanan dalam menghadapi angin dan fenomena alam lainnya. Hadits tersebut berbunyi (dalam Bahasa Arab dan transliterasi Latin, dengan terjemahan yang lebih lengkap):
Dari Sayyidina Abu Hurairah RA beliau berkata: "Aku mendengar Nabi SAW bersabda: ‘Angin adalah bagian dari pemberian Allah, bisa membawa rahmat dan juga bisa membawa azab. Jika kalian melihatnya, jangan mencelanya, mohonlah kepada Allah kebaikannya dan berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.’"
(Terjemahan hadits ini tidak diberikan secara lengkap dalam teks sumber, namun poin pentingnya adalah ajakan untuk memohon kebaikan dan berlindung dari keburukan angin).
Sayyidah Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW, ketika melihat awan hitam di langit, beliau langsung meninggalkan pekerjaan, meskipun sedang salat, kemudian berucap:
"اللهم إني أعوذ بك من شرها"
Allahumma inni a’uudzu bika min syarriha (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan awan ini).
Dan ketika turun hujan, beliau berucap:
"اللهم صيباً نافعاً"
Allahumma shayyiban naafi’an (Ya Allah turunkanlah hujan yang membawa manfaat dan kesenangan).
Doa-doa ini menunjukkan sikap Rasulullah SAW yang selalu bergantung kepada Allah SWT dalam menghadapi berbagai kondisi cuaca. Beliau mengajarkan kita untuk tidak hanya pasif menerima, tetapi juga aktif memohon perlindungan dan rahmat. Sikap ini mencerminkan keimanan yang kuat dan kepercayaan penuh kepada kekuasaan Allah SWT.
4. Doa Angin Kencang Versi Keempat:
Doa versi keempat ini lebih spesifik, memohon agar angin kencang tidak menimbulkan kerusakan dan memberikan manfaat bagi alam sekitar. Doa ini berbunyi (dalam Bahasa Arab dan transliterasi Latin):
اللهم حولها علينا ولا علينا، اللهم على الآكام والجبال والظهور وبُطون الأودية ومَنابت الشجر
Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allahumma ‘alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.
Artinya: "Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan." (HR Bukhari)
Doa ini menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Permohonan agar angin kencang tidak merusak menunjukkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap keselamatan manusia dan lingkungan. Permohonan agar hujan turun di tempat-tempat tertentu menunjukkan harapan akan manfaat dan keberkahan bagi alam sekitar. Doa ini mengajarkan kita untuk memiliki perspektif yang lebih luas dan peduli terhadap kesejahteraan seluruh makhluk ciptaan Allah SWT.
Kesimpulannya, doa-doa saat angin kencang yang diajarkan oleh Rasulullah SAW bukan hanya sekadar ungkapan verbal, melainkan juga refleksi dari keimanan yang mendalam dan permohonan perlindungan kepada Allah SWT. Doa-doa ini mengajarkan kita untuk bersikap bijak, optimis, dan penuh tanggung jawab dalam menghadapi gejolak alam, serta senantiasa berharap pada rahmat dan perlindungan-Nya. Di tengah ketidakpastian dan ancaman bencana, doa menjadi benteng spiritual yang memberikan ketenangan dan kekuatan bagi umat Muslim untuk melewati masa-masa sulit. Lebih dari itu, doa-doa ini juga mengajarkan nilai-nilai keimanan, kepedulian, dan kesadaran akan kekuasaan Allah SWT dalam mengelola alam semesta.