Dalam hiruk pikuk kehidupan, seringkali kita terlena oleh gemerlap duniawi. Namun, di balik hingar bingar itu, terbersit pertanyaan mendasar: apa makna hidup yang sesungguhnya? Para bijak telah memberikan jawaban yang sederhana namun sarat makna: "Ajal adalah yang paling dekat, dan angan-angan adalah yang paling jauh."
Kematian, tak terelakkan, menyapa setiap insan. Kesadaran akan ajal seharusnya menjadi pendorong bagi kita untuk menjalani hidup dengan penuh makna dan ketaatan. Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang mengingat kematian dalam sehari-semalam sebanyak dua puluh kali, akan dikumpulkan bersama para syuhada pada hari kiamat." (HR. as-Syaukani)
Mengingat kematian memiliki manfaat luar biasa. Imam Ghazali mengemukakan bahwa mengingat kematian akan:
- Menjauhkan diri dari kenikmatan dunia yang menipu. Kenikmatan dunia bersifat fana, sementara kehidupan akhirat abadi.
- Mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Dengan merenungkan kematian, kita akan lebih siap menghadapi perjumpaan dengan Sang Pencipta.
- Mengosongkan hati dari hal-hal keduniawian. Fokus kita tertuju pada hal-hal yang kekal, bukan yang fana.
- Meningkatkan kualitas ibadah. Kesadaran akan kematian mendorong kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Orang yang selalu mengingat kematian akan terhindar dari perbuatan maksiat seperti korupsi dan hidup bermewah-mewahan. Dia sadar bahwa semua itu hanyalah tipuan setan, dan kenikmatan dunia bersifat sementara.
Berbeda dengan kematian yang pasti, angan-angan adalah sebuah khayalan yang tak menentu. Panjang angan, atau "thulul amal", adalah kecenderungan untuk terlalu memikirkan dan mencintai dunia. Rasulullah SAW bersabda, "Hati orang yang sudah tua akan senantiasa seperti anak muda dalam menyikapi dua hal: cinta dunia dan panjang angan-angan." (HR. Bukhari)
Panjang angan-angan berdampak buruk karena merusak hati dan mengalihkan fokus dari tujuan hidup yang sebenarnya. Betapa ironisnya jika orang yang sudah tua, seharusnya mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat, justru terjebak dalam cinta dunia dan angan-angan kosong.
Oleh karena itu, selalu mengingat kematian dan menjauhi angan-angan yang sia-sia adalah kunci untuk meraih kebahagiaan sejati. Dengan demikian, kita dapat berkumpul bersama para syuhada di akhirat kelak.
Enam Kalimat Bijak untuk Menjalani Hidup
Seorang bijak pada zaman dahulu berkeliling kota setiap tahun, mengajarkan enam kalimat bijak yang sarat makna:
- "Barangsiapa tidak memiliki ilmu, ia akan terhina di dunia dan di akhirat." Ilmu adalah pondasi kehidupan yang kokoh. Tanpa ilmu, kita akan tersesat dalam kegelapan dan ketidaktahuan.
- "Barangsiapa tidak memiliki sifat sabar, maka ia tak akan selamat dalam beragama." Sabar adalah kunci untuk menghadapi ujian dan cobaan hidup. Dengan sabar, kita dapat meraih kemenangan dan ketenangan jiwa.
- "Orang bodoh amalnya sia-sia." Perbuatan tanpa ilmu bagaikan bangunan tanpa pondasi, rapuh dan mudah runtuh. Ibadah yang benar harus dilandasi dengan ilmu dan pemahaman yang benar.
- "Orang yang tidak bertakwa, tiada kemuliaan di mata Allah SWT." Ketakwaan adalah puncak dari segala kebaikan. Orang yang bertakwa akan mendapatkan ridha Allah SWT dan meraih kemuliaan di dunia dan akhirat.
- "Barangsiapa tiada memiliki kedermawanan, maka ia tidak akan mempunyai bagian apa-apa dari hartanya." Kedermawanan adalah sifat mulia yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang dermawan akan mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT.
- "Barangsiapa tidak takwa, tiada daya di hadapan-Nya." Ketakwaan adalah benteng yang melindungi kita dari segala marabahaya. Orang yang takwa akan mendapatkan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi segala kesulitan.
Menjalankan Perbuatan yang Bermanfaat
Perbuatan yang bermanfaat adalah perbuatan yang menghasilkan hasil yang baik dan berguna bagi sesama. Perbuatan tersebut harus dilandasi dengan niat yang suci dan dilaksanakan dengan penuh keikhlasan.
Ilmu sebagai Pondasi Perbuatan
Perbuatan yang bermanfaat harus berdasarkan ilmu. Ilmu adalah kunci untuk memahami makna hidup dan menjalankan tugas sebagai hamba Allah SWT. Ibadah yang benar harus dilandasi dengan ilmu, agar pelaksanaannya khusyu’ dan diterima di sisi Allah SWT.
Manfaat Sabar
Sabar adalah kunci untuk meraih ketenangan jiwa dan mengatasi segala kesulitan. Orang yang sabar akan terhindar dari kesalahan yang bersumber dari emosi. Manfaat sabar antara lain:
- Gugurnya dosa-dosa.
- Kemenangan dari Allah SWT.
- Mudah melihat sisi baik dari sebuah kejadian.
- Lebih bersyukur dengan apa yang terjadi.
Kedermawanan: Jalan Menuju Kebahagiaan
Kedermawanan adalah sifat mulia yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang dermawan akan mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang dermawan itu dekat dengan-Nya. Dekat dengan syurga, dekat dengan manusia dan jauh dari api neraka dan orang yang bakhil jauh dengan-Nya, jauh dengan syurga, jauh dengan manusia dan dekat dengan api neraka."
Ketakwaan: Puncak Kebahagiaan
Ketakwaan adalah puncak dari segala kebaikan. Orang yang takwa adalah orang yang menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Syekh Abdul al-Jailani dalam bukunya FUTUHAL GHAIB mengatakan tiga hal yang wajib diperhatikan seorang mukmin dalam keadaan apa pun:
- Melaksanakan perintah Allah SWT.
- Menghindari larangan Allah SWT.
- Ridha atas segala ketetapan Allah SWT.
Semoga kita semua terhindar dari perbuatan maksiat dan selalu taat menjalankan perintah Allah SWT. Semoga kita semua dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan selalu mengingat kematian, menjauhi angan-angan yang sia-sia, dan menjalankan perbuatan yang bermanfaat berdasarkan ilmu, sabar, kedermawanan, dan ketakwaan.