• Tentang Kami
  • Berita
  • Inspirasi
  • Harmoni
  • Wisata Halal
  • Warga Net
  • Tim Redaksi
No Result
View All Result
Era Madani
  • Bali
  • Berita
  • Kabar
  • Featured
  • Inspirasi
  • Harmoni
  • Budaya
  • Pariwisata
  • Sejarah
  • Gagasan
  • Warga Net
  • Wisata Halal
Era Madani
  • Tentang Kami
  • Berita
  • Inspirasi
  • Harmoni
  • Wisata Halal
  • Warga Net
  • Tim Redaksi
    animate
No Result
View All Result
Era Madani
No Result
View All Result

Mengenal Roehana Koeddoes, Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2019

admin by admin
in Berita, Kabar, Sejarah
0 0
0
Roehana Koeddoes

Roehana Koeddoes jurnalis perempuan pertama Indonesia asal Sumatera Barat, - Sumbar.antaranews.com

348
SHARES
2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

ERAMADANI.COM, JAKARTA – Jumat (08/11/2019) hari ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dijadwalkan akan memberikan gelar pahlawan nasional kepada Roehana Koeddoes, asal Sumatera Barat.

Dilansir dari Kompas.com, Ia adalah wartawan Indonesia, pada tahun 1911, yang mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang.

Sembari aktif di bidang pendidikan yang disenanginya, ia juga menulis di surat kabar perempuan, yaitu Poetri Hindia. Ketika dibredel pemerintah Belanda.

Ia juga berinisiatif mendirikan surat kabar, bernama Sunting Melayu, yang tercatat sebagai salah satu surat kabar perempuan pertama di Indonesia.

Selain jurnalis, ia juga tercatat sebagai pejuang dan pemberdaya perempuan di tanah kelahirannya, Kota Gadang. Bersama Dewi Santika, ia pernah mendirikan sekolah untuk perempuan.

Dengan ragam sumbangsih yang telah diberikan oleh Roehana Koeddoes di negeri ini. Maka, ia berhak mendapat gelar pahlawan nasional juga, sehingga Pemerintah Kota Padang mengusulkannya ke pusat.

Pengusulan Roehana Koeddoes sebagai pahlawan nasional sebenarnya telah dilakukan sejak 2018 lalu, tetapi baru diangkat pada tahun ini.

Jumaidi selaku Kepala Dinas Sosial Sumbar mengatakan, pihaknya telah menerima surat undangan dari Kementerian Sosial yang ditujukan kepada Gubernur Sumbar Irwan Prayitno untuk menghadiri penganugerahan tersebut.

Kehidupan Awal Roehana Koeddoes

Nagari Koto Gadang Bukittinggi tempat kelahiran Roehana Koeddoes, – Kotogadangnews.com

Roehana Koeddoes dilahirkan pada 20 Desember 1884 di Kota Gadang, Kecamatan Ampek Koto, Kabupaten Agem, Sumatera Barat, dan meninggal di Jakarta, 17 Agustus 1972 pada umur 87 tahun.

Emil Salim dalam artikel, “100 Tahun Pemberdayaan Perempuan” yang dimuat di Harian Kompas, 21 April 2011 silam, menyebutkan bahwa Roehana sejak kecil tumbuh di lingkungan keluarga berpendidikan.

Ayahnya bernama Muhammad Rasyad Maharajja Sutan, merupakan seorang Hoofd Jaksa yang rumahnya dijadikan sebagai tempat sekolah, bermain, membaca buku, majalah, dan surat kabar.

Karena itulah, sejak kecil Roehana mampu berbicara dan menulis dalam bahasa Melayu dan Belanda.

Saat pergi merantau bersama ayahnya, ia mulai bersentuhan dengan dunia luar yang memperkenalkannya dengan berbagai keterampilan dan kerajinan tangan.

Menikah

Pada tahun 1908, Roehana menikah dengan Abdoel Koeddoes, seorang notaris, penulis, dan aktivis pergerakan pada masa itu.

Bersama suaminya, Roehana semakin bersemangat belajar dan mendidik kaum perempuan Kota Gadang. Namun, apa yang dilakukannya justru dianggap telah merusak budi pekerti perempuan Kota Gadang.

Kehidupan sosial Minangkabau yang memberlakukan sistem matrilineal, pewarisan dan kepala keluarga mengikuti garis keturunan ibu dan disandingkan dengan ajaran Islam menumbuhkan pola kehidupan sosial yang sangat protektif terhadap perempuan.

Oleh karena itu, ia dan suaminya terpaksa meninggalkan Kota Gadang dan merantau ke Padang Panjang dan Maninjau masih dalam kawasan Sumbar.

Di Minanjau, ia mendalami agama dan mempelajari kedudukan perempuan dalam Islam kepada Buya Hamka, dan Buya Syekh Abdul Karim bin Amrullah.

Memperjuangkan Perempuan

Perkumpulan Karadjinan (PK) Amai Satia di Koto Gadang, – Pusbana.com

Saat tengah menjalani masa merantau itu, Roehana sempat pulang ke kampung halamannya untuk mendirikan perkumpulan perempuan.

Yang saat itu berusia 27 tahun memimpin sebuah pertemuan yang dihadiri oleh 60 perempuan, empat orang ninik-mamak dan ulama. Pertemuan tersebut menyepakati dibentuknya “Perkumpulan Karadjinan (PK) Amai Satia”

Didirikan pada 11 Februari 1911, Amai artinya adalah ibu dalam dialek Agam. Jadi Amai Setia adalah ibu-ibu yang setia.

Bertujuan untuk memajukan perempuan Kota Gadang dalam berbagai aspek kehidupan yang diketuai oleh Roehana Koeddoes.

PK Amai Setia pun mulai bergerak dengan membangkitkan semangat pemberdayaan perempuan Minangkabau serta membekali mereka dengan ilmu dan ketrampilan.

Roehana Koeddoes Juga Seorang Jurnalis

Surat Kabar Sunting Melayu masa Roehana Koeddoes, – Padangkita.com

Selain memimpin PK Amai Satia, ia juga diminta untuk menjadi penulis tetap yang kemudian menjadi Pemimpin Redaksi Sunting Melayu, sebuah surat kabar perempuan.

Hal itu membuat namanya tercatat dalam sejarah sebagai perempuan pertama Indonesia yang memimpin surat kabar. Melalui surat kabar itu, ia dan PK Amai menarik perhatian pemuka Belanda di Batavia.

Mereka kemudian mengundang Roehana untuk ikut serta dalam Pameran Internasional di Belanda untuk menunjukkan kreativitas hasil kerajinan tangan dari perempuan Kota Gadang yang fasih berbahasa Belanda.

PK Amai pun tercatat telah mendapat sejumlah penghargaan, seperti Bronzen Ster (1941) dan Penghargaan Upakarti dari Presiden Soeharto (1987), dan Penghargaan Kebudayaan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2007). (MYR)

Tags: Amai SetiaGadih MinangIndonesiaindonesia kuIndonesia Majuindonesia rayaIndonesia Tempo DuluJelajahi SejarahJurnalisKASKoto GadangMinangkabauPadangPahlawanPahlawan NasionalPerkumpulan KeradjinanPKPotret BaliPotret DuniaPotret IndonesiaPotret NusantaraRoehana KoeddoesSejarahSejarah IndonesiaSumatera baratSuntiang Melayu
admin

admin

Stay Connected

  • 87.2k Followers
  • 108k Subscribers

Popular Post

  • BEASISWA BAKTINUSA ANGKATAN KEDUA KEMBALI DIBUKA DI UNUD! INI PERSYARATANNYA!

    BEASISWA BAKTINUSA ANGKATAN KEDUA KEMBALI DIBUKA DI UNUD! INI PERSYARATANNYA!

    337 shares
    Share 135 Tweet 84
  • Elkan Baggott Berjaya Bersama Ipswich Town Lawan Wolverhampton Wanderers dalam Carabao Cup

    334 shares
    Share 134 Tweet 84
  • Patung Pantak Keramat Dayak Kanayatn

    850 shares
    Share 342 Tweet 212
  • Manfaat Gelang Rudraksha bagi Umat Hindu

    1419 shares
    Share 568 Tweet 355
  • Biografi ‘Sang Pencerah’ KH. Ahmad Dahlan

    1396 shares
    Share 555 Tweet 347

Follow Our Page

Facebook Twitter Youtube Vimeo Instagram

Category

  • Bali
  • Berita
  • Budaya
  • Featured
  • Gagasan
  • Harmoni
  • Headline
  • Inspirasi
  • Kabar
  • Mancanegara
  • Olahraga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Sejarah
  • Teknologi
  • Uncategorized
  • Warga Net
  • Wisata Halal

Recent News

Denpasar Salurkan Cadangan Beras Pemerintah untuk Ribuan Keluarga Penerima Manfaat

Denpasar Salurkan Cadangan Beras Pemerintah untuk Ribuan Keluarga Penerima Manfaat

September 27, 2023
BEASISWA BAKTINUSA ANGKATAN KEDUA KEMBALI DIBUKA DI UNUD! INI PERSYARATANNYA!

BEASISWA BAKTINUSA ANGKATAN KEDUA KEMBALI DIBUKA DI UNUD! INI PERSYARATANNYA!

September 27, 2023

© 2020 EraMadani - Harmoni dan Inspirasi.

No Result
View All Result
  • TENTANG KAMI
  • BERITA
  • BALI
  • KABAR
  • FEATURED
  • TIM REDAKSI

© 2020 EraMadani - Harmoni dan Inspirasi.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In