ERAMADANI.COM, DENPASAR – Kontribusi luar biasa Abu Ja’far Muhammad bin Muhammad Al-Husayn Al-Khurasani Al-Khazin mencakup berbagai ilmu hingga akhirnya dikenal sebagai astronom.
Al-Khazin dilahirkan di wilayah Marv, Khurasan, Iran, merupakan satu dari sekian banyak ilmuwan yang telah lama dilupakan. Namanya baru mencuat kembali pada masa belakangan ini.
Beragam observasi sudah dilakukanya mulai dari rumus matematika hingga pengamatan posisi beberapa bintang dan galaksi bahkan sudah dituangkanya dalam bentuk buku.
Harian Online Republika dalam rubik Khazanah Kamis (16/10/2019) ini sedang menyoroti kisah Al-Khazin sebagai kontennya.
Dilansir dari situs nasional tersebut, buku yang berjudul Az Zaij al- Mu’tabar as Sanjari memuat catatan pengamatan astronomi yang dikerjakannya, yang berhasil menetapkan penghitungan kemiringan ekliptika.
Sumbangsih Al-Khazin
Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem koordinat tertentu.
Ekliptika pada benda langit merupakan suatu bidang edar berupa garis khayal yang menjadi jalur lintasan dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata surya.
Kontribusi lain dalam bidang astronomi adalah gagasan pengukuran progresif dalam menentukan gerakan planet, yang memberikan wawasan baru tentang sistem tata surya.
Walaupun Ia memiliki kesimpulan berbeda dengan model tata surya yang pertama kali dikenalkan oleh Ptolemeus seorang ilmuan asal Yunani
Ia berpendapat bahwa matahari berputar mengelilingi pusat alam semesta pada satu jalur sirkuler. Ilmu tersebut sempat menjadi pegangan para ahli astronomi untuk beberapa waktu.
Melalui tulisannya yang berjudul Sirr al-Alamin, Al-Khazin ia mengembangkan lebih jauh gagasan dari Ptolemeus yang terdapat pada buku Planetary.
Ia mengukir prestasi gemilang melalui karya karyanya, salah satu yang berpengaruh adalah buku berjudul Zij as Safa’ih, yang dipersembahkan untuk gurunya Ibnu Al-Amid.
Buku itu membahas tentang peralatan astronomi untuk mengukur ketebalan udara dan gas sejenis aerometer.
Aerometer sendiri merupakan alat untuk mengukur suhu udara dan pembuka jalan terciptanya termometer kelak.
Pakar Matematika
Selain astronomi dia juga berkontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan matematika. Khususnya tentang rumus untuk mengetahui permukaan segitiga sebagai fungsi sisi-sisinya.
Ia mengambil metode penghitungan setiap sisi kerucut, sehingga berhasil memecahkan bentuk persamaan x3+a2b=cx2 hingga kini persamaan itu sangat terkenal.
Sayangnya, buku Seri Ilmuwan Muslim pengukir sejarah tersebut tak banyak tersisa. Sekian banyak teks dan risalah ilmiah Al-Khazin masih belum ditemukan hingga saat ini.
Sumbangsih lain adalah tentang penentuan azimut atau ukuran sudut arah kiblat dengan memakai peralatan tertentu. (MYR)