Jakarta – Dalam dunia Islam, suluk merupakan sebuah konsep yang erat kaitannya dengan ilmu tasawuf dan tarekat. Lebih dari sekadar ajaran, suluk merupakan sebuah perjalanan spiritual yang ditempuh oleh seorang Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, perjalanan ini tidaklah semudah mengikuti aturan-aturan syariat yang umum. Suluk menuntut pendalaman batiniah, sebuah perjalanan yang menelusuri relung terdalam jiwa manusia.
Suluk: Jalan Menuju Makrifat
Dalam bahasa tasawuf, suluk diartikan sebagai jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, atau dengan kata lain, cara untuk mencapai makrifat, yaitu pengetahuan dan pengenalan yang mendalam tentang Tuhan. Istilah ini kemudian berkembang menjadi sebuah kegiatan khusus yang dilakukan oleh seorang salik (orang yang melakukan suluk) untuk mencapai keadaan mental atau maqam tertentu.
Secara etimologi, kata suluk berasal dari bahasa Arab "salaka yasluku" yang memiliki makna memasuki, melalui jalan, bertindak, dan memasukkan. Kata ini merujuk pada perjalanan spiritual yang dilakukan oleh seorang salik untuk mencapai tujuan akhir, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Perjalanan Kebenaran Menuju Allah
Para sufi memandang suluk sebagai perjalanan kebenaran menuju Allah SWT. Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Nuh ayat 20 dan surah An-Nahl ayat 69:
"Agar kalian dapat berangkat (suluk) kian kemari di jalan-jalan yang luas." (QS Nuh: 20)
"Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah (suluklah!) jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)." (QS An-Nahl: 69)
Ayat-ayat tersebut menggambarkan suluk sebagai sebuah perjalanan yang membutuhkan tekad dan ketekunan. Seorang salik harus berani melangkah keluar dari zona nyaman dan menjelajahi jalan-jalan yang luas untuk mencapai tujuan akhir.
Mencapai Maqam Tertentu
Suluk merupakan proses yang bertahap. Seorang salik akan melewati berbagai maqam (tingkatan spiritual) dalam perjalanannya. Maqam-maqam ini seperti pos-pos pemberhentian yang menandai perkembangan spiritual seorang salik.
Beberapa maqam yang umum dilalui dalam suluk antara lain:
- Tobat: Menyesali dosa dan bertekad untuk tidak mengulanginya.
- Zuhud: Menjauhkan diri dari duniawi dan fokus pada hal-hal yang bersifat spiritual.
- Sabar: Mampu menahan diri dari godaan dan kesusahan.
- Tawakkal: Berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
- Ridha: Menerima dengan ikhlas segala ketentuan Allah SWT.
- Mahabbah: Mencintai Allah SWT dengan sepenuh hati.
- Makrifat: Pengetahuan dan pengenalan yang mendalam tentang Allah SWT.
Fana’ dan Ittihad: Larut dalam Cinta
Puncak dari perjalanan suluk adalah mencapai fana’ dan ittihad. Fana’ berarti hilangnya diri dalam Allah SWT, sementara ittihad berarti persatuan dengan Allah SWT. Dalam keadaan ini, seorang salik telah mencapai kesatuan jiwa dengan Tuhan, sehingga kehendaknya sejalan dengan kehendak Allah SWT.
Latihan Mental dan Spiritual
Untuk mencapai maqam-maqam tersebut, seorang salik melakukan berbagai latihan mental dan spiritual. Beberapa contohnya adalah:
- Meningkatkan Ibadah: Memperbanyak ibadah seperti sholat, zikir, dan membaca Al-Quran.
- Melatih Diri: Mengurangi makan dan tidur, menyendiri, bertafakur, dan berzikir.
Suluk dan Tarekat
Suluk memiliki hubungan yang erat dengan tarekat. Tarekat merupakan sebuah organisasi spiritual yang bertujuan untuk membimbing para salik dalam perjalanan spiritual mereka.
Hukum Suluk dalam Islam
Hukum suluk dalam Islam tidaklah dilarang selama jalan dan cara yang ditempuh tidak menyimpang dari syariat. Namun, perlu diingat bahwa suluk menuntut upaya yang lebih keras dan tekun dibandingkan dengan amalan syariat lainnya.
Pentingnya Bimbingan Mursyid
Karena suluk menyangkut sisi batin manusia, tidak semua orang mampu mengamalkannya. Untuk itu, seorang salik membutuhkan bimbingan seorang mursyid (guru spiritual) yang berpengalaman. Mursyid berperan penting dalam membimbing para muridnya, mengawasi mereka, dan memahami kondisi hati mereka agar dapat memberikan tuntunan lahir dan batin yang tepat.
Macam-macam Suluk
Suluk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Suluk Ibadah: Jalan yang ditempuh untuk memperbaiki pelaksanaan syariat dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah menyempurnakan ibadah yang dilakukan.
- Suluk Riyadhah: Jalan yang ditempuh untuk memperbaiki akhlak dengan mengerjakan segala kekurangan dalam tingkah laku. Suluk ini dilakukan dengan menahan syahwat, bertapa, mengurangi makan dan minum, tidur, serta mengurangi pembicaraan yang tidak baik.
- Thariqul Khidmah wa Bazlul Jah: Pendidikan yang diberikan oleh mursyid untuk berbuat kebaikan terhadap manusia. Melalui suluk ini, salik diajarkan untuk menyembunyikan kemegahan atau kedudukan yang dimilikinya agar dapat menjalin hubungan yang akrab dengan masyarakat.
- Thariqul Mujahidat wa Ruku bil Ahwal: Ajaran yang diberikan mursyid untuk melatih agar salik tidak menjadi pengecut dalam menghadapi peperangan melawan kezaliman. Tujuannya adalah agar salik dapat menjadi pahlawan yang pemberani untuk mempertahankan kedaulatan nusa dan bangsa, serta kesejahteraan umat.
Kesimpulan
Suluk merupakan sebuah perjalanan spiritual yang menuntut tekad dan ketekunan. Perjalanan ini menelusuri relung terdalam jiwa manusia untuk mencapai kedekatan dengan Allah SWT. Dengan bimbingan mursyid yang berpengalaman, seorang salik dapat menempuh jalan suluk dengan aman dan mencapai tujuan akhir, yaitu persatuan jiwa dengan Tuhan.