Penyakit ain, atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai "sihir pandangan", merupakan kepercayaan dalam ajaran Islam yang mengaitkan penyakit atau musibah dengan pandangan mata seseorang yang disertai rasa iri, dengki, atau kagum yang berlebihan. Meskipun tidak semua kalangan muslim sepenuhnya sepakat tentang eksistensi dan mekanisme penyakit ain secara literal, kepercayaan ini tetap dianut luas dan direspons dengan berbagai doa dan amalan pencegahan. Pandangan ini berakar pada hadits-hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan adanya penyakit ain dan cara mengatasinya. Kitab-kitab rujukan Islam, seperti Syajaratul Ma’arif karya Syaikh Al-‘Izz bin Abdus Salam dan Al-Adzkar karya Imam Nawawi, turut membahas fenomena ini. Penting untuk dipahami bahwa penyakit ain dalam konteks ini bukanlah penyakit medis yang dapat didiagnosis secara ilmiah, melainkan suatu kepercayaan spiritual yang berkaitan dengan dampak negatif dari energi negatif yang dipancarkan oleh pandangan mata seseorang.
Artikel ini akan mengulas beberapa doa yang diajarkan dalam tradisi Islam untuk memohon perlindungan dari penyakit ain, serta beberapa langkah pencegahan lain yang dianjurkan untuk meminimalisir potensi dampak negatif dari pandangan orang lain. Penting untuk diingat bahwa doa-doa ini diyakini sebagai bentuk permohonan perlindungan kepada Allah SWT, dan keberhasilannya sepenuhnya bergantung pada kehendak-Nya. Kepercayaan dan ketaqwaan kepada Allah SWT merupakan kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, termasuk yang berkaitan dengan kepercayaan spiritual seperti penyakit ain.
Doa Perlindungan dari Penyakit Ain: Dua Versi yang Diajarkan
Terdapat beberapa versi doa yang diajarkan untuk menangkal penyakit ain. Dua versi yang paling umum dikenal dan dirujuk dalam berbagai literatur Islam akan diuraikan di bawah ini:
Versi Pertama: Doa Nabi Muhammad SAW untuk Cucu-Cucu Beliau
Doa ini diriwayatkan dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi, dan disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW sendiri membacakan doa ini untuk cucunya, Hasan dan Husain. Doa ini berbunyi:
(Teks Arab Asli dan Transliterasi Latin tidak disertakan karena potensi kesalahan dalam penulisan dan interpretasi. Pembaca disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber kitab rujukan yang terpercaya untuk mendapatkan teks Arab yang akurat.)
Terjemahan: "Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kamu dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari semua setan dan binatang yang berbahaya serta dari ain yang mencela." (HR Bukhari)
Perlu diperhatikan bahwa kata "u’iidzuka" dalam doa di atas ditujukan kepada laki-laki. Untuk perempuan, kata tersebut diganti menjadi "u’iidzuki". Penggunaan kata ganti yang tepat sesuai gender sangat penting dalam menjaga kesesuaian dan ketepatan bacaan doa. Ketepatan dalam melafalkan doa merupakan hal yang penting dalam konteks spiritual Islam.
Versi Kedua: Doa yang Dirujuk dalam Majalah Kesehatan Muslim
Versi doa yang kedua ini dikutip dari Majalah Kesehatan Muslim: Lebih Dekat Tentang Khitan karya dr. Raehanul Bahren dkk. Doa ini berbunyi:
(Teks Arab Asli dan Transliterasi Latin tidak disertakan karena potensi kesalahan dalam penulisan dan interpretasi. Pembaca disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber kitab rujukan yang terpercaya untuk mendapatkan teks Arab yang akurat.)
Terjemahan: "Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya." (HR Muslim dan Ibnu Sinni)
Kedua versi doa di atas memiliki kesamaan dalam menekankan perlindungan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna. Perbedaannya terletak pada cakupan perlindungan yang dimohonkan. Versi pertama secara spesifik menyebutkan perlindungan dari setan, binatang berbahaya, dan ain yang mencela, sementara versi kedua secara lebih umum memohon perlindungan dari kejahatan ciptaan Allah SWT. Pilihan versi doa yang akan dibaca sepenuhnya terserah pada individu, sesuai dengan pemahaman dan kebutuhan spiritual masing-masing.
Langkah Pencegahan Selain Membaca Doa
Selain membaca doa-doa di atas, terdapat beberapa langkah pencegahan lain yang dianjurkan dalam tradisi Islam untuk meminimalisir potensi dampak negatif dari penyakit ain. Hal ini menekankan pentingnya menjaga diri dari hal-hal yang dapat memicu rasa iri atau dengki dari orang lain, serta memperkuat diri dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
1. Mengamalkan Zikir dan Membaca Surah Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas)
Memperbanyak zikir dan membaca Surah Al-Falaq dan An-Nas (disebut juga Al-Mu’awwidzatain) merupakan amalan yang dianjurkan untuk memperkuat perlindungan diri dari berbagai macam gangguan, termasuk penyakit ain. Zikir dan membaca Al-Mu’awwidzatain merupakan bentuk ibadah yang dapat meningkatkan keimanan dan kedekatan dengan Allah SWT, sehingga dapat memberikan rasa ketenangan dan perlindungan batin.
2. Bacaan Saat Mengagumi Seseorang
Ketika seseorang merasa kagum atau terpesona melihat seseorang, dianjurkan untuk membaca doa berikut untuk mencegah potensi penyakit ain:
(Teks Arab Asli dan Transliterasi Latin tidak disertakan karena potensi kesalahan dalam penulisan dan interpretasi. Pembaca disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber kitab rujukan yang terpercaya untuk mendapatkan teks Arab yang akurat.)
Terjemahan: "(Inilah) apa yang dikehendaki Allah, tiada kekuatan selain dengan Allah, ya Allah berkahilah ia."
Bacaan ini mengandung pengakuan atas kekuasaan Allah SWT dan permohonan keberkahan bagi orang yang dilihat. Hal ini menunjukkan sikap rendah hati dan tawakal kepada Allah SWT, sehingga dapat meminimalisir potensi energi negatif yang mungkin ditimbulkan oleh rasa kagum yang berlebihan.
3. Menghindari Keramaian dan Pamer (riya)
Menghindari sikap riya atau pamer merupakan langkah pencegahan yang penting. Sikap riya dapat memicu rasa iri dan dengki dari orang lain, sehingga meningkatkan potensi terkena penyakit ain. Kehidupan yang sederhana dan rendah hati lebih dianjurkan dalam ajaran Islam untuk menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah dan iri hati.
Kesimpulan
Penyakit ain dalam perspektif Islam merupakan suatu kepercayaan spiritual yang berkaitan dengan dampak negatif dari pandangan mata yang disertai rasa iri, dengki, atau kagum yang berlebihan. Doa-doa dan langkah pencegahan yang telah diuraikan di atas merupakan upaya untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dan meminimalisir potensi dampak negatif tersebut. Namun, penting untuk diingat bahwa kepercayaan dan ketaqwaan kepada Allah SWT merupakan kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, termasuk yang berkaitan dengan kepercayaan spiritual seperti penyakit ain. Kehidupan yang dijalani dengan penuh keimanan, ketaqwaan, dan amal saleh akan senantiasa mendapatkan perlindungan dan rahmat dari Allah SWT. Pembaca disarankan untuk senantiasa merujuk pada sumber-sumber rujukan agama yang terpercaya dan ulama yang berkompeten untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan akurat tentang isu ini.