Jakarta – Ketika langit mendung kelabu, bumi kering kerontang, dan harapan akan turunnya hujan semakin menipis, umat Islam memiliki senjata pamungkas: shalat istisqa. Shalat ini, yang artinya memohon hujan, merupakan bentuk permohonan kepada Allah SWT agar Dia menurunkan rahmat-Nya dalam bentuk air yang menyegarkan.
Dalil tentang shalat istisqa termaktub dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari, yang menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW yang mengajak para sahabatnya keluar untuk memohon hujan. Beliau memimpin shalat dua rakaat bersama mereka, membaca Al-Quran dengan suara lantang, dan setelah melepas kain selendang, mengangkat kedua tangannya seraya berdoa memohon hujan sambil menghadap kiblat.
Wahbah Az Zuhaili, dalam karyanya "Terjemah Fiqhul Islam wa Adillathuhu", menjelaskan bahwa istisqa secara bahasa berarti meminta hujan. Dalam konteks syariat, istisqa merupakan permohonan kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan ketika semua makhluk membutuhkannya.
Kemarau Panjang, Doa Bersama
Shalat istisqa biasanya dilakukan ketika kemarau panjang melanda, dan tetesan hujan yang dinanti tak kunjung datang. Allah SWT berfirman dalam Surah Hud ayat 52:
"Wahai kaumku, mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya! Niscaya Dia akan menurunkan untukmu hujan yang sangat deras, menambahkan kekuatan melebihi kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang-orang yang berdosa."
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dia selalu siap mengabulkan doa hamba-Nya, terutama ketika mereka memohon dengan penuh ketulusan dan disertai penyesalan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
Tata Cara Shalat Istisqa: Langkah Demi Langkah
Berikut tata cara shalat istisqa yang dapat dikerjakan oleh umat Islam, seperti yang dijelaskan dalam buku "Fiqh Al-‘Ibadat, ‘Ilmiyyan ‘Ala Madzhabi Al-Imam Asy-Syafi’i" karya Syaikh DR Alauddin Za’tari:
-
Niat:
"Ushallii sunnatal Istisqaa’i rak’ataini imaaman/makmuuman lillaahi Ta’aala."
Artinya: "Aku berniat mengerjakan salat sunnah Istisqa sebanyak dua rakaat, sebagai imam/makmum, karena Allah Ta’ala."
-
Takbiratul Ihram:
Memulai shalat dengan mengucapkan takbiratul ihram: "Allahu Akbar."
-
Membaca Doa Iftitah:
Membaca doa iftitah, seperti yang biasa dibaca dalam shalat sunnah lainnya.
-
Membaca Surat Al-Fatihah:
Membaca surat Al-Fatihah dengan khusyuk dan suara yang jelas.
-
Membaca Surat Lainnya:
Membaca surat pendek dari Al-Quran, seperti surat Al-A’la, Al-Qariah, atau surat lainnya yang sesuai.
-
Ruku’ dan I’tidal:
Melakukan ruku’ dan i’tidal seperti dalam shalat lainnya.
-
Sujud:
Melakukan sujud dua kali, dengan khusyuk dan penuh konsentrasi.
-
Duduk di antara Dua Sujud:
Duduk di antara dua sujud, membaca tasbih dan doa.
-
Bangun dari Sujud:
Bangun dari sujud dan kembali berdiri untuk melakukan rakaat kedua.
-
Rakaat Kedua:
Mengulangi langkah-langkah dari nomor 3 hingga 9, dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek lainnya.
-
Tasyahhud Akhir:
Membaca tasyahhud akhir dan salam.
Doa Istisqa: Kata-kata Harapan dan Permohonan
Shalat istisqa tidak hanya tentang gerakan fisik, tetapi juga tentang hati yang khusyuk dan penuh harap. Doa yang dipanjatkan dalam shalat ini menjadi inti dari permohonan kepada Allah SWT.
Berikut beberapa doa shalat istisqa yang dapat diamalkan:
-
Doa Versi Pertama:
"Allaahumasqinaa ghaitsan mughiitsan naafi’an ghairu dhaarin ‘aajilan ghairu aajilan. marii-an"
Artinya: "Ya Allah turunkanlah kepada kami hujan yang menyejukkan, menggembirakan dan membawa manfaat serta tidak membawa mudharat, dengan segera tanpa ditunda." (HR Abu Dawud, Hakim, dan Baihaqi)
-
Doa Versi Kedua:
"Allaahumas qi ‘ibaadaka wa bahaa-imika, wan syur rah- mataka wa ahyi baldakal mayyit."
Artinya: "Ya Allah, hujanilah hamba-hamba-Mu dan juga binatang-binatang-Mu, tebarkanlah kasih sayang-Mu, dan hidupkanlah negeri-Mu yang mati (gersang) ini." (HR Abu Dawud)
-
Doa Versi Ketiga:
"Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Arrahmaanir rahiim. Maaliki yaumid diin. Laa ilaaha illaallaahu yaf’alu maa yuriid, allaahumma antallaahu laa ilaaha illaa anta, antal ghaniyyu wa nahnul fuqaraa’, anzil ‘alainal ghait- sa, waj’al maa anzalta lanaa quwwatan wa ballaaghan ilaa hiinin."
Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan, (Al-Fatihah 2-4). Tiada Tuhan selain Allah Yang Melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Ya Allah, Engkau Allah yang tiada Tuhan selain Engkau. Engkau kaya dan kami tidak memiliki apa-apa. Turunkanlah hujan kepada kami. Dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan kepada kami sebagai kekuatan yang menembus waktu." (HR. Abu Dawud dan Hakim)
Melengkapi Shalat Istisqa dengan Amalan Lainnya
Shalat istisqa bukan hanya ritual semata, melainkan juga bentuk pengakuan atas kekuasaan Allah SWT dan permohonan ampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Untuk melengkapi shalat istisqa, umat Islam dianjurkan untuk melakukan beberapa amalan lainnya, seperti:
- Bertaubat: Menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
- Bersedekah: Memberikan harta kepada orang-orang yang membutuhkan, sebagai bentuk kepedulian dan berbagi rezeki.
- Meminta Doa: Meminta doa kepada orang-orang saleh dan ulama, agar doa mereka menjadi wasilah untuk dikabulkan oleh Allah SWT.
- Berdoa dengan Khusyuk: Memanjatkan doa dengan penuh khusyuk dan keyakinan kepada Allah SWT, memohon agar Dia menurunkan hujan dengan segera.
- Membaca Al-Quran: Membaca Al-Quran dengan penuh tadabbur, terutama surat-surat yang berkaitan dengan hujan dan rahmat Allah SWT.
- Berdzikir: Mengingat Allah SWT dengan penuh rasa syukur dan memohon perlindungan-Nya.
- Bersabar: Bersabar dalam menghadapi cobaan kemarau dan tetap optimis bahwa Allah SWT akan segera menurunkan hujan.
Hikmah di Balik Shalat Istisqa
Shalat istisqa bukan hanya tentang memohon hujan, tetapi juga mengandung hikmah yang mendalam:
- Mendekatkan Diri kepada Allah SWT: Shalat istisqa menjadi momen untuk merenungkan kebesaran Allah SWT dan memohon pertolongan-Nya.
- Menumbuhkan Rasa Syukur: Ketika hujan turun, umat Islam diharapkan dapat merasakan nikmat Allah SWT dan bersyukur atas karunia-Nya.
- Mempererat Ukhuwah Islamiyah: Shalat istisqa dilakukan secara berjamaah, sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dan rasa solidaritas antar umat Islam.
- Mengajarkan Kesabaran: Kemarau panjang mengajarkan umat Islam untuk bersabar dan tetap optimis dalam menghadapi cobaan.
- Meningkatkan Kesadaran Lingkungan: Shalat istisqa mengingatkan umat Islam akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan memanfaatkan air dengan bijak.
Penutup
Shalat istisqa merupakan salah satu bentuk ibadah yang penuh makna. Di tengah kekeringan dan kesulitan, shalat ini menjadi bukti iman dan harapan kepada Allah SWT. Dengan memohon hujan dengan khusyuk, disertai amal saleh dan doa yang tulus, umat Islam berharap Allah SWT akan menurunkan rahmat-Nya dan menghidupkan kembali bumi yang kering kerontang.