Jakarta – Bagi umat muslim, memahami hukum bacaan lam jalalah merupakan hal yang penting dalam membaca Al-Qur’an. Lam jalalah, yang merupakan salah satu jenis tajwid, memiliki peran krusial dalam menjaga ketepatan dan keindahan bacaan kitab suci.
Pentingnya Mempelajari Ilmu Tajwid
Seperti yang dijelaskan dalam buku "Al-Wadhih fi Ahkami at-Tajwid" karya M Isham Muflih al-Qudhat dan diterjemahkan oleh Abdul Majid, mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardhu kifayah. Artinya, jika sebagian umat muslim menguasai ilmu ini, maka kewajiban tersebut telah terpenuhi.
Allah SWT sendiri telah memerintahkan kita untuk membaca Al-Qur’an dengan perlahan dan memperhatikan setiap hurufnya dalam surah Al Muzammil ayat 4:
"Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan."
Kata "tartil" dalam ayat tersebut memiliki makna membaca setiap huruf dengan jelas berdasarkan aturan ilmu tajwid dan menyempurnakan pengucapan kata-kata dalam Al-Qur’an.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk mempelajari ilmu tajwid dari orang-orang yang dianggap lebih baik bacaannya dan paham mengenai tajwid. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Mintalah kalian bacaan Al-Qur’an dari Abdullah bin Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab, Muadz bin Jabal."
Lam Jalalah: Menjaga Ketepatan Lafalan dan Makna
Buku "Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an" karya Mursal Aziz dan Zulkipli Nasution menjelaskan bahwa lam jalalah adalah hukum bacaan lam dalam lafaz "Allah" yang ditemukan di Al-Qur’an. Dengan memahami hukum ini, kita dapat menghindari kesalahan dalam melafalkan dan mencegah perbedaan makna bacaan.
Dua Macam Bacaan Lam Jalalah
Dalam buku "Tajwid Praktis" karya Santrijagad, dijelaskan bahwa terdapat dua macam bacaan lam jalalah:
-
Tafkhim: Lam jalalah tafkhim berlaku pada lafaz "Allah" yang didahului harakat fathah atau dhammah. Cara membacanya dengan membunyikan lam jalalah dengan tebal atau berat, dengan posisi bibir maju.
-
Tarqiq: Tarqiq artinya tipis. Lam jalalah tarqiq berlaku pada lafaz "Allah" yang didahului harakat kasrah. Cara membacanya dengan membunyikan lam jalalah dengan tipis atau ringan, dengan posisi bibir seperti meringis.
Contoh Bacaan Lam Jalalah
Berikut beberapa contoh bacaan lam jalalah tafkhim dan tarqiq dari penggalan ayat suci Al-Qur’an:
- Surah Al Ikhlas Ayat 1:
"قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ"
Dibaca: "Qul huwallahu ahad". Fathah bertemu dengan lafaz "Allah" sehingga termasuk lam jalalah tafkhim.
- Surah Ali Imran Ayat 18:
"شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ"
Dibaca: "Syahidallohu annahu". Fathah bertemu lafaz "Allah" maka termasuk lam jalalah tafkhim.
- Surah An Nasr Ayat 1:
"إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ"
Dibaca: "Idza Jaa anasrullah". Dhammah bertemu dengan lafaz "Allah" sehingga termasuk lam jalalah tafkhim.
- Surah Al Fatihah Ayat 1:
"بِسْمِ اللَّهِ"
Dibaca: "Bismillahi". Kasrah bertemu dengan lafaz "Allah" sehingga termasuk lam jalalah tarqiq.
Kesimpulan
Memahami hukum bacaan lam jalalah merupakan bagian penting dalam mempelajari ilmu tajwid. Dengan memahami dan menerapkannya, kita dapat membaca Al-Qur’an dengan benar, menjaga ketepatan lafal, dan mendapatkan makna yang lebih mendalam dari setiap ayat. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi para pembaca dalam meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an.