Bedugul, Bali – Di tengah keindahan alam Bali yang terkenal dengan dominasi pura dan budaya Hindu, berdiri tegak sebuah masjid megah yang menjadi oase spiritual bagi umat Muslim di kawasan Bedugul: Masjid Besar Al Hidayah. Lebih dari sekadar tempat ibadah, masjid ini merupakan bukti nyata harmoni antarumat beragama dan cerminan perkembangan arsitektur Islam di tengah masyarakat Bali yang plural. Dibangun pada tahun 1927 oleh ulama lokal yang dihormati, Tuan Guru Alimun, Masjid Al Hidayah menyuguhkan panorama yang memukau, memadukan keindahan arsitektur dengan pesona alam Bali yang luar biasa.
Berlokasi di atas bukit, Masjid Al Hidayah menawarkan pemandangan Danau Beratan yang memesona dan siluet Gunung Agung yang gagah perkasa sebagai latar belakangnya. Tiga kubah biru yang menawan menghiasi bangunan dua lantai ini, menciptakan harmoni visual yang menenangkan. Keindahan tersebut bukan hanya sekadar pemandangan mata; ia juga merupakan representasi dari keberkahan dan kedamaian yang dipancarkan oleh tempat ibadah ini. Bagi para wisatawan yang mengunjungi Pura Ulun Danu Beratan, salah satu ikon wisata Bali, Masjid Al Hidayah menjadi tempat perhentian yang ideal untuk menunaikan ibadah salat dengan suasana yang tenang dan damai.
Sejarah Masjid Al Hidayah pun sarat makna. Awalnya, masjid ini hanya berupa langgar sederhana yang terletak di dekat Danau Beratan, bangunan satu lantai yang sederhana namun penuh dengan nilai spiritual. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan jumlah jamaah, masjid ini mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan. Renovasi besar dilakukan pada tahun 1948 dan 1978, yang kemudian mengubahnya menjadi masjid dua lantai yang megah seperti yang terlihat saat ini. Foto-foto lama yang menunjukkan kondisi masjid sebelum renovasi menjadi saksi bisu perjalanan panjang dan perkembangan masjid ini dalam melayani kebutuhan spiritual umat Muslim di Bedugul.
Masjid Al Hidayah bukan hanya sekadar bangunan fisik; ia juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi masyarakat Muslim setempat. Di dalam masjid yang tenang, umat Muslim menjalankan ibadah salat dengan khusyuk, menciptakan suasana spiritual yang mendalam. Saat ini, populasi Muslim di Bedugul tercatat sekitar 900 kepala keluarga, atau kurang lebih 3.000 jiwa. Jumlah ini menunjukkan pentingnya keberadaan Masjid Al Hidayah sebagai tempat berkumpul dan beribadah bagi komunitas Muslim di kawasan tersebut.
Lebih dari itu, Masjid Al Hidayah menjadi simbol nyata kerukunan antarumat beragama di Bedugul. Kehidupan berdampingan yang harmonis antara umat Muslim dan mayoritas penduduk Hindu di wilayah ini terwujud dalam semangat "Nyama Beraya" atau "semua bersaudara". Saling menghormati, menjaga, dan membantu satu sama lain menjadi kunci keberhasilan hidup berdampingan yang damai dan rukun. Keberadaan Masjid Al Hidayah sebagai tempat ibadah yang aman dan nyaman menjadi bukti nyata dari toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Bali.
Memahami pentingnya kemandirian ekonomi untuk mendukung keberlangsungan kegiatan masjid, sejak tahun 2000, Masjid Al Hidayah mengembangkan konsep wakaf produktif. Konsep ini diwujudkan melalui berbagai usaha yang dikelola secara profesional, seperti penyediaan lahan parkir yang luas dan nyaman bagi para pengunjung, berbagai usaha kuliner yang menyediakan makanan dan minuman halal, toilet umum yang bersih dan terawat, toko kelontong yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, hingga kedai kopi yang menawarkan suasana santai bagi para pengunjung. Selain itu, masjid ini juga menyediakan jasa penyewaan ruang serbaguna yang dapat digunakan untuk berbagai acara, serta penginapan ramah Muslim yang memberikan kenyamanan bagi para pengunjung yang datang dari luar daerah. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masjid, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Keberadaan Masjid Al Hidayah di Bedugul bukan hanya sekadar menjawab kebutuhan spiritual umat Muslim, tetapi juga menjadi daya tarik wisata religi yang unik. Keindahan arsitektur masjid yang memadukan unsur-unsur Islam dengan keindahan alam Bali, dipadukan dengan suasana yang damai dan tenang, menjadikan masjid ini sebagai destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Para pengunjung dapat menikmati keindahan Danau Beratan dan Gunung Agung sambil merasakan kedamaian spiritual di dalam masjid.
Masjid Al Hidayah juga menjadi contoh nyata bagaimana sebuah tempat ibadah dapat menjadi pusat kegiatan sosial dan ekonomi yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Melalui konsep wakaf produktif, masjid ini mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah tempat ibadah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah semata, tetapi juga dapat berperan aktif dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Keberadaan Masjid Al Hidayah di Bedugul merupakan bukti nyata dari keberagaman dan toleransi di Indonesia. Masjid ini menjadi simbol harmoni antarumat beragama dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun kerukunan dan persatuan. Keindahan arsitektur, panorama alam yang menakjubkan, dan kegiatan sosial yang bermanfaat menjadikan Masjid Al Hidayah sebagai permata arsitektur Islam di Bali yang patut dijaga dan dilestarikan. Lebih dari itu, Masjid Al Hidayah menjadi bukti nyata bahwa keindahan dan kedamaian dapat tercipta melalui persatuan dan kerukunan antarumat beragama. Ia menjadi destinasi yang tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga kedamaian spiritual dan pesan toleransi yang berharga bagi semua pengunjungnya. Masjid Al Hidayah, sebuah permata tersembunyi di Bali yang layak untuk dikunjungi dan dihargai.