Malam Nisfu Syaban, yang jatuh pada tanggal 15 Syaban dalam kalender Hijriah, kembali menjadi momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Tahun ini, berdasarkan Kalender Hijriah Nasional Indonesia 1445 H yang dikeluarkan Kementerian Agama Republik Indonesia, Nisfu Syaban bertepatan dengan tanggal 14 Februari 2025 Masehi. Namun, mengingat perhitungan waktu dalam Islam yang berbasis pada terbenamnya matahari (Maghrib), amal ibadah yang dianjurkan pada malam Nisfu Syaban telah dapat dilaksanakan sejak Kamis, 13 Februari 2025, setelah waktu Maghrib. Perbedaan penanggalan Masehi setiap tahunnya ini disebabkan oleh perbedaan sistem penanggalan Hijriah (lunar) dan Masehi (solar).
Malam Nisfu Syaban, yang secara harfiah berarti "pertengahan bulan Syaban," memiliki kedudukan istimewa dalam ajaran Islam. Bulan Syaban sendiri merupakan bulan kedelapan dalam kalender Hijriah, berada di antara bulan Rajab dan Ramadan. Posisi strategis ini menjadikan Syaban sebagai bulan transisi spiritual, menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Keistimewaan Malam Nisfu Syaban semakin diperkuat oleh hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh At-Thabrani: "Allah SWT melihat kepada semua makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan Syaban, maka Dia memberi ampunan pada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (dengan saudaranya)."
Hadits ini, meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai derajat kesahihannya, tetap menjadi landasan bagi banyak umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan refleksi diri pada malam tersebut. Hadits ini menekankan rahmat dan ampunan Allah SWT yang begitu luas, serta pentingnya membersihkan hati dari sifat-sifat tercela seperti syirik dan permusuhan. Konsep "melihat" dalam hadits ini dapat diinterpretasikan sebagai perhatian dan pengamatan Allah SWT terhadap hamba-Nya, sekaligus menjadi momentum bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Berbagai amalan sunnah dianjurkan untuk dikerjakan pada Malam Nisfu Syaban. Amalan-amalan ini tidak bersifat wajib, namun sangat dianjurkan sebagai bentuk ketaatan dan upaya untuk meraih ampunan Allah SWT. Berikut beberapa amalan yang umum dilakukan, dengan tetap menekankan pentingnya niat ikhlas dan ketaatan semata-mata kepada Allah SWT:
1. Bershalawat Nabi Muhammad SAW: Shalawat merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Melakukan shalat pada malam Nisfu Syaban dianggap lebih utama. Hadits yang menyebutkan keutamaan shalat pada malam Nisfu Syaban, meskipun perlu kajian lebih lanjut mengenai sanad dan derajat kesahihannya, menunjukkan pentingnya mengingat dan meneladani Rasulullah SAW sebagai suri tauladan bagi umat manusia. Shalawat juga merupakan bentuk syukur atas segala nikmat yang telah Allah SWT berikan melalui perantara Nabi Muhammad SAW.
2. Membaca Surah Yasin: Surah Yasin, salah satu surah yang sering dibaca dalam berbagai kesempatan, juga dianjurkan untuk dibaca berulang kali pada malam Nisfu Syaban. Keutamaan membaca Surah Yasin ini sering dikaitkan dengan berbagai harapan, seperti umur panjang, kesehatan, rezeki yang halal dan berlimpah, serta keteguhan iman. Namun, perlu diingat bahwa keutamaan ini tidak terlepas dari keimanan dan keikhlasan dalam membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dengan penuh tadabbur (merenungkan makna) akan lebih bermakna dan memberikan dampak spiritual yang lebih besar.
3. Istighfar (Memohon Ampun): Istighfar merupakan amalan yang sangat penting dalam ajaran Islam. Memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan seorang muslim. Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Penyayang, dan pintu taubat-Nya selalu terbuka bagi hamba-Nya yang bertaubat dengan tulus. Ayat Al-Qur’an dalam Surah Nuh ayat 10, yang menyerukan untuk memohon ampun kepada Allah SWT, menunjukkan betapa pentingnya istighfar dalam kehidupan seorang muslim.
4. Shalat Sunnah Baro’ah: Shalat sunnah Baro’ah, yang jumlah rakaatnya mencapai 100 rakaat, merupakan amalan khusus yang dilakukan pada malam Nisfu Syaban. Shalat ini biasanya dilakukan setelah shalat Maghrib. Hadits yang menyebutkan keutamaan shalat Baro’ah, sebagaimana hadits-hadits sebelumnya, perlu diteliti lebih lanjut mengenai kesahihannya. Namun, amalan ini dapat dimaknai sebagai bentuk intensifikasi ibadah dan ketekunan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jumlah rakaat yang banyak dapat diartikan sebagai simbol ketekunan dan kesungguhan dalam beribadah.
5. Membaca Doa Baro’ah: Doa Baro’ah dibaca setelah melaksanakan shalat sunnah Baro’ah. Doa ini berisikan permohonan kepada Allah SWT agar dihapuskan catatan dosa dan digantikan dengan catatan kebaikan. Doa ini mencerminkan harapan dan keinginan setiap muslim untuk mendapatkan ampunan dan rahmat Allah SWT. Doa ini juga mengandung unsur pengakuan atas kekuasaan Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Penting untuk diingat bahwa semua amalan yang dilakukan pada malam Nisfu Syaban, atau pada malam-malam lainnya, harus dilandasi oleh niat yang ikhlas dan tulus semata-mata karena Allah SWT. Amalan-amalan tersebut merupakan bagian dari upaya manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan sebagai jalan pintas untuk mendapatkan pahala tanpa disertai perubahan perilaku dan perbaikan diri. Malam Nisfu Syaban hendaknya menjadi momentum untuk melakukan introspeksi diri, memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan.
Selain amalan-amalan di atas, amal ibadah lainnya seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, bersedekah, dan memperbanyak ibadah sunnah lainnya juga sangat dianjurkan pada malam Nisfu Syaban. Yang terpenting adalah menjadikan malam Nisfu Syaban sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan dan ketulusan hati. Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita dan mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Amin.