ERAMADANI.COM, JAKARTA – Sebuah kabar inovatif datang dari perusahan start-up Grab, yang kabarnya akan menggandeng start-up produsen transportasi penerbangan asal Jerman, Volacopter asal Jerman untuk meluncurkan taksi udara.
Grab sepakat bekerja sama dengan start-up Volocopter itu, untuk melakukan studi kelayakan moda taksi udara di Asia Tenggara. Kolaborasi tersebut bertujuan untuk membantu menyelesaikan masalah mobilitas dan meningkatkan kualitas hidup melalui inovasi teknologi.
Dilansir dari Republika.co.id, Volocopter akan menguji kelayakan layanan taksi udara, uji kelayakan ini sekaligus untuk mengeksplorasi kemungkinan uji penerbangan.
Bersama di dalam kota dengan rute yang menyebar di kota-kota seluruh Asia Tenggara. Mereka juga mengevaluasi penggunaan terbaik untuk taksi udara ini.
Volocopter Luncurkan Taksi Udara
Pada dasarnya, taksi udara ini didesain hanya mengangkut satu penumpang untuk satu kali perjalanan saja, dari tempat asal menuju tujuan.
Moda transportasi masa depan ini digadang-gadang bakal menjadi salah satu solusi menghindari kemacetan, kepadatan penduduk, dan penutupan jalan.
CEO Volocopter, Florian Reuter mengatakan bahwa kemitraan baru ini dapat membantu mengkomersilkan moda trasnportasi ini, di Asia Tenggara yang menjadi salah satu kawasan paling padat di dunia, dan mungkin akan menghubungkan dengan bentuk transportasi umum lainnya.
Kepala usaha Grab, Chris Yeo menambahkan bahwa Grab memiliki data tentang pola lalu lintas regional dan bagaimana pelanggannya untuk membuat layanan transportasi yang relevan dengan komuter.
Sehingga akan memungkinkan mereka untuk memilih opsi perjalanan berdasarkan pada anggaran dan batasan waktu yang diperlukan.
Taksi udara yang memiliki dua tempat duduk ini dirancang khusus untuk penerbangan di dalam kota, dan akan tetap stabil bahkan dengan turbulensi mikro di sekitar gedung pencakar langit.
Transportasi ini, meski terlihat seperti helikopter tetapi beroperasi dengan teknologi drone. Serta dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal, membawa hingga 160 kilogram.
Serta menempuh jarak hingga 30 kilometer dengan kecepatan tertinggi sekitar 100 km/jam. Kendaraan ini juga jauh lebih tenang daripada helikopter.
Kendaraan ini beroperasi dengan baterai yang dapat diisi ulang, dan juga dapat dioperasikan oleh pilot menggunakan joystick atau dari jarak jauh. (MYR)