Jakarta, 17 November 2024 – Kehidupan rumah tangga idealnya dijalin atas dasar kasih sayang, saling pengertian, dan ketaatan kepada Allah SWT. Namun, terkadang tanpa disadari, beberapa perilaku istri dapat merusak keharmonisan tersebut dan bahkan berpotensi mendatangkan murka Allah. Bukan sekadar masalah perbedaan pendapat atau pertengkaran kecil, melainkan tindakan-tindakan yang secara fundamental melanggar prinsip-prinsip keagamaan dan etika berumah tangga. Berlandaskan ajaran Islam, beberapa perbuatan istri yang perlu diwaspadai dan dihindari diuraikan sebagai berikut:
1. Mengabaikan Kewajiban Mengurus Rumah Tangga: Rumah tangga merupakan tanggung jawab bersama suami dan istri. Namun, peran istri dalam mengelola rumah tangga, termasuk mengurus anak-anak dan mengelola keuangan rumah tangga (jika disepakati), memiliki porsi yang signifikan. Mengabaikan kewajiban ini bukan sekadar masalah kemalasan atau ketidakmampuan, tetapi juga mencerminkan kurangnya komitmen terhadap janji suci pernikahan. Islam mengajarkan pentingnya kerjasama dan pembagian peran yang seimbang dalam rumah tangga, di mana istri memiliki peran krusial dalam menciptakan suasana rumah yang nyaman, harmonis, dan kondusif bagi pertumbuhan keluarga. Mengabaikan peran ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi suami, menimbulkan konflik, dan bahkan berdampak negatif pada perkembangan anak-anak. Dari sudut pandang agama, mengabaikan kewajiban ini dapat dianggap sebagai bentuk ketidaktaatan dan pengingkaran terhadap amanah yang telah diberikan Allah SWT.
Lebih jauh lagi, pengabaian ini tidak hanya berdampak pada kehidupan rumah tangga secara langsung, tetapi juga dapat berdampak pada psikologis suami. Suami yang pulang ke rumah dengan harapan mendapatkan ketenangan dan kenyamanan, akan merasa kecewa dan terbebani jika mendapati rumah dalam keadaan berantakan, makanan tidak tersedia, dan anak-anak tidak terurus. Kekecewaan ini dapat memicu stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat merusak hubungan suami istri dan menimbulkan masalah yang lebih serius. Oleh karena itu, menjalankan kewajiban mengurus rumah tangga dengan penuh tanggung jawab merupakan bagian penting dari menjaga keharmonisan rumah tangga dan meraih ridho Allah SWT.
2. Menolak Memenuhi Hak Suami: Dalam Islam, hak dan kewajiban suami istri diatur secara seimbang. Salah satu hak suami yang penting adalah pemenuhan kebutuhan biologisnya. Menolak pemenuhan hak ini tanpa alasan yang syar’i (misalnya, karena sakit atau keadaan darurat) merupakan tindakan yang dapat merusak keharmonisan rumah tangga dan menimbulkan dosa. Sikap ini menunjukkan kurangnya kepatuhan terhadap ajaran agama dan kurangnya penghargaan terhadap suami sebagai kepala keluarga. Keengganan yang berkelanjutan dapat menimbulkan ketegangan emosional dan bahkan dapat menjadi penyebab perselingkuhan.
Penting untuk dipahami bahwa pemenuhan hak suami bukan sekadar kewajiban fisik, tetapi juga merupakan bentuk ibadah dan ekspresi kasih sayang. Islam mengajarkan pentingnya menjaga keharmonisan hubungan suami istri, dan pemenuhan kebutuhan biologis merupakan salah satu pilar penting dalam menjaga keharmonisan tersebut. Oleh karena itu, istri hendaknya memahami pentingnya pemenuhan hak suami dan menjalankannya dengan penuh kesadaran dan kerelaan, sekaligus menjaga kesehatan dan kebersihan diri. Komunikasi yang terbuka dan jujur antara suami istri sangat penting dalam mengatasi masalah yang mungkin timbul terkait hal ini.
3. Berkata Kasar dan Tidak Menghormati Suami: Bahasa yang kasar dan tidak sopan dapat merusak hubungan antarmanusia, termasuk dalam hubungan suami istri. Islam mengajarkan pentingnya menjaga adab dan akhlak yang baik dalam berkomunikasi, terutama dalam lingkungan keluarga. Menghina, mencaci maki, atau berbicara dengan nada tinggi kepada suami merupakan tindakan yang tidak terpuji dan dapat melukai perasaan suami. Perilaku ini tidak hanya merusak keharmonisan rumah tangga, tetapi juga menunjukkan kurangnya rasa hormat dan penghargaan terhadap suami sebagai kepala keluarga.
Lebih dari sekadar menjaga lisan, menghormati suami juga berarti menghargai pendapat dan keputusan suami, kecuali jika bertentangan dengan ajaran agama. Sikap yang rendah hati dan penuh kasih sayang akan lebih efektif dalam membangun komunikasi yang positif dan produktif. Menciptakan lingkungan rumah yang penuh dengan rasa hormat dan saling menghargai akan menciptakan suasana yang nyaman dan harmonis bagi seluruh anggota keluarga. Ingatlah bahwa Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang berakhlak mulia dan menjaga lisannya.
4. Membangkang dan Tidak Mendengarkan Nasehat Suami: Suami sebagai kepala keluarga memiliki tanggung jawab untuk membimbing dan melindungi keluarganya. Oleh karena itu, istri hendaknya mendengarkan nasehat dan petunjuk suami, kecuali jika bertentangan dengan ajaran agama. Membangkang dan menolak nasehat suami menunjukkan kurangnya kepatuhan dan rasa hormat. Sikap ini dapat menimbulkan konflik dan merusak keharmonisan rumah tangga. Islam mengajarkan pentingnya saling menghormati dan menghargai pendapat satu sama lain dalam keluarga.
Namun, penting untuk dibedakan antara membangkang dan memberikan masukan. Istri berhak memberikan masukan dan pendapatnya, asalkan disampaikan dengan cara yang santun dan penuh hormat. Komunikasi yang efektif dan saling mendengarkan adalah kunci dalam menyelesaikan perbedaan pendapat dan mencapai kesepakatan bersama. Membangun komunikasi yang sehat dan saling menghargai akan menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang.
5. Mengadu Domestik kepada Orang Lain: Mengadu permasalahan rumah tangga kepada orang lain, terutama kepada keluarga atau kerabat, dapat memperkeruh suasana dan memperburuk masalah. Islam mengajarkan pentingnya menyelesaikan masalah dalam keluarga secara internal dan menjaga rahasia rumah tangga. Mengumbar aib keluarga kepada orang lain merupakan tindakan yang tidak terpuji dan dapat merusak nama baik keluarga. Lebih dari itu, mengadukan masalah rumah tangga kepada orang lain dapat menimbulkan fitnah dan perselisihan yang lebih besar.
Menjaga kerahasiaan rumah tangga merupakan bagian penting dari menjaga keharmonisan keluarga. Jika terjadi masalah, hendaknya diselesaikan secara musyawarah dan mufakat antara suami istri. Mencari solusi bersama akan lebih efektif daripada mengadu kepada orang lain yang mungkin tidak memahami sepenuhnya permasalahan yang terjadi. Mencari solusi bersama juga menunjukkan komitmen untuk menjaga keutuhan rumah tangga dan membangun hubungan yang lebih kuat. Jika masalah sudah terlalu besar dan tidak dapat diselesaikan sendiri, mencari bantuan dari konselor keluarga atau tokoh agama yang terpercaya dapat menjadi pilihan yang bijak.
Kesimpulannya, keharmonisan rumah tangga merupakan tanggung jawab bersama suami dan istri. Mengelola rumah tangga dengan baik, menjaga komunikasi yang sehat, dan saling menghormati merupakan kunci dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Menghindari lima perbuatan di atas merupakan langkah penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga dan meraih ridho Allah SWT. Ingatlah bahwa membangun rumah tangga yang bahagia membutuhkan komitmen, kesabaran, dan usaha yang terus menerus dari kedua belah pihak. Saling memaafkan, saling mendukung, dan saling mendoakan merupakan kunci utama dalam membangun keluarga yang harmonis dan diberkahi Allah SWT. Semoga uraian di atas dapat menjadi renungan dan panduan bagi para istri dalam menjaga keharmonisan rumah tangga dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.