Iblis, jin, dan setan—semua entitas yang durhaka kepada Allah SWT—terus-menerus berupaya menyesatkan manusia dan menjerumuskan mereka ke dalam lembah kejahatan. Upaya jahat ini, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an, akan terus berlanjut hingga hari kiamat. Firman Allah SWT dalam Surat Al-Hijr ayat 39 menegaskan hal ini: "(Iblis berkata), ‘Ya Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, pasti aku akan menjadikan (kejahatan) tampak menarik bagi mereka di bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua.’"
Ayat ini menggarisbawahi tekad iblis untuk menyesatkan umat manusia. Namun, penting untuk memahami bahwa "setan" tidak hanya merujuk pada entitas gaib. Sebagaimana dijelaskan oleh Taofik Yusmansyah dalam bukunya "Aqidah Akhlaq," siapa pun yang mengajak atau melakukan kejahatan dapat disebut setan, termasuk manusia. Sifat musuh manusia yang melekat pada setan juga ditegaskan Allah SWT dalam Surat Fathir ayat 6: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah dia sebagai musuh. Sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka Sa’ir (yang menyala-nyala)."
Ayat ini menguatkan posisi iblis sebagai musuh yang nyata, yang senantiasa berupaya menjerumuskan manusia ke dalam jurang dosa. Namun, di tengah upaya jahat ini, terdapat kelompok manusia tertentu yang justru menginspirasi rasa takut pada iblis. Ketakutan ini bukan semata karena ketaatan mereka kepada Allah SWT, tetapi juga karena keteguhan iman dan amal saleh yang mereka tunjukkan. Keberadaan mereka menjadi bukti nyata bahwa kekuatan iman mampu melawan godaan dan tipu daya setan.
Lima Benteng Pertahanan Terhadap Godaan Iblis:
Berikut ini lima golongan manusia yang, berdasarkan pemahaman Islam, dikenal sebagai kelompok yang ditakuti iblis:
1. Orang Mukmin yang Takut kepada Allah SWT:
Ketakutan yang mendalam kepada Allah SWT merupakan benteng pertahanan yang paling kokoh melawan godaan iblis. Sayyid Quthb dalam karyanya "Fi Zhilalil-Qur’an" merujuk pada Surat Ali Imran ayat 175 yang menjelaskan hal ini. Meskipun ayat tersebut tidak secara eksplisit menyebutkan ketakutan iblis, namun konteksnya menunjukkan bahwa orang yang takut kepada Allah SWT akan terlindungi dari pengaruh jahat setan. Ketakutan kepada Allah SWT bukanlah ketakutan yang melahirkan keputusasaan, melainkan ketakutan yang melahirkan ketaatan dan kehati-hatian dalam menjalani hidup. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang takut kepada Allah, maka Allah akan membuat segala sesuatu merasa takut kepadanya. Barang siapa yang tidak takut kepada Allah, Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu." (HR Baihaqi). Ketakutan kepada Allah SWT menciptakan rasa aman dan perlindungan, sehingga godaan iblis menjadi kurang efektif. Hal ini sejalan dengan Surat Ali Imran ayat 175 yang menegaskan, "Sesungguhnya mereka itu hanya setan-setan yang menakut-nakuti kamu dengan teman-teman mereka, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang yang beriman."
2. Ahli Fikih (Pakar Hukum Islam):
Ilmu pengetahuan agama yang mendalam, khususnya dalam bidang fikih (hukum Islam), menjadi senjata ampuh melawan tipu daya iblis. Ibnu Jauzi dalam "Shaid al-Khatir" menukil riwayat dari Ibnu Abbas yang menyatakan, "Seorang fakih lebih ditakuti setan daripada seribu orang ahli ibadah yang bodoh." Ahli fikih memiliki pemahaman yang komprehensif tentang ajaran Islam, termasuk strategi dan taktik iblis dalam menyesatkan manusia. Mereka mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan, serta memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menanggapi godaan iblis dengan tepat. Kemampuan analitis dan pemahaman yang mendalam tentang agama membuat mereka kebal terhadap manipulasi iblis. Mereka tidak hanya menjalankan ibadah, tetapi juga memahami esensi dan hikmah di balik setiap ibadah tersebut.
3. Orang yang Hatinya Disucikan Allah SWT (Mukhlis):
Keikhlasan dalam beribadah dan menjalani hidup merupakan kunci utama dalam melindungi diri dari godaan iblis. Orang yang mukhlis, yang hatinya bersih dan suci karena keikhlasannya kepada Allah SWT, menjadi target yang sulit bagi iblis. Surat Al-Hijr ayat 39-40 menjelaskan hal ini: "(Iblis berkata), ‘Ya Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, pasti aku akan menjadikan (kejahatan) tampak menarik bagi mereka di bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.’" Keikhlasan menciptakan benteng spiritual yang kuat, membuat iblis kesulitan untuk menembusnya. Keikhlasan bukan sekadar menghindari perbuatan dosa, tetapi juga mencakup niat yang tulus dan murni dalam setiap tindakan.
4. Orang yang Selalu Berdzikir (Mengingat Allah SWT):
Dzikrullah, atau selalu mengingat Allah SWT, merupakan amalan yang sangat efektif dalam melawan godaan iblis. Abdul Wahid dalam "Terhubung dengan Tuhan" menjelaskan pentingnya dzikir sebagai senjata spiritual. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya setan meletakkan moncongnya di hati anak Adam. Jika ia mengingat Allah (dzikrullah) maka setan akan mundur. Dan apabila ia lupa (pada Allah) maka setan akan membisiki (menggoda) hatinya." (HR Baihaqi dan Abu Ya’la). Dzikir menciptakan koneksi spiritual yang kuat dengan Allah SWT, sehingga hati terisi dengan cahaya iman dan terhindar dari bisikan jahat iblis. Dzikir tidak hanya berupa ucapan, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan, di mana setiap tindakan diwarnai dengan kesadaran akan kehadiran Allah SWT.
5. Orang Alim (Berilmu Agama):
Ilmu agama yang luas dan mendalam, bukan hanya sekedar hafalan, tetapi juga pemahaman yang komprehensif, membuat seseorang menjadi sosok yang ditakuti iblis. Syamsul Rijal Hamid dalam "Mutiara Hikmah Islami" menjelaskan bahwa iblis lebih suka menggoda ahli ibadah daripada orang alim. Ibnu Abbas RA meriwayatkan sabda Nabi SAW, "Seorang yang alim jauh lebih ditakuti oleh setan dibandingkan seribu orang ahli ibadah (yang tidak berilmu)." (HR Tirmidzi). Orang alim memiliki kemampuan untuk menganalisis dan memahami tipu daya iblis, sehingga tidak mudah terjerat dalam godaannya. Mereka mampu membedakan antara ajaran Islam yang benar dan ajaran sesat yang disebarluaskan oleh iblis. Ilmu agama tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga untuk membimbing orang lain dan melawan kejahatan.
Kesimpulannya, kelima golongan manusia di atas mewakili kekuatan iman dan ketaatan yang mampu melawan godaan iblis. Ketakutan iblis terhadap mereka bukanlah karena mereka memiliki kekuatan supranatural, melainkan karena kekuatan iman dan amal saleh yang mereka miliki. Dengan meningkatkan keimanan, memperkuat ilmu agama, dan senantiasa berdzikir, kita dapat memperkokoh benteng pertahanan diri terhadap godaan iblis dan meraih ridho Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari tipu daya setan dan membimbing kita ke jalan yang lurus.