Kematian, sebuah kepastian bagi setiap insan, menandai bukan akhir perjalanan, melainkan permulaan fase baru: alam kubur. Alam baka ini, menurut keyakinan umat Islam, merupakan ujian selanjutnya setelah kehidupan duniawi. Di sanalah, manusia akan dihadapkan pada pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, dan menerima balasan atas amal perbuatannya selama hidup di dunia; berupa nikmat surgawi atau siksa neraka yang pedih. Oleh karena itu, memahami amalan-amalan yang dapat meringankan atau bahkan menyelamatkan dari siksa kubur menjadi hal yang krusial bagi setiap muslim. Berbagai hadis dan pendapat ulama memberikan petunjuk berharga mengenai hal ini.
Berdasarkan kajian literatur, termasuk buku "Ensiklopedia Kiamat" karya Umar Sulaiman al-Asygar dan fatwa dari Ma’had UIN Suska yang dirujuk dari karya Ali bin Muhammad Abul Hasan Nuruddin Al-Mala Al-Harawi Al-Qari, serta sejumlah kitab lain, setidaknya terdapat lima amalan yang dipercaya dapat menjadi penyelamat dari siksa kubur. Amalan-amalan ini bukan jaminan mutlak terbebas dari siksa, namun merupakan upaya maksimal untuk meraih ridho Allah SWT dan mempersiapkan diri menghadapi alam selanjutnya. Penting untuk diingat bahwa keimanan yang teguh dan ketaatan yang konsisten kepada ajaran Islam tetap menjadi fondasi utama keselamatan di akhirat.
1. Wudhu: Kebersihan Jasmani dan Rohani sebagai Benteng Perlindungan
Amalan wudhu, yang lebih dari sekadar membersihkan diri secara fisik, memiliki dimensi spiritual yang mendalam dalam Islam. Wudhu merupakan syarat sahnya sholat, namun manfaatnya meluas hingga alam kubur. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Thabraniy, al-Hakim, al-Tirmidziy, dan al-Ashabaniy dari sahabat Abdurrahman bin Samrah, mengungkapkan keajaiban wudhu dalam melindungi dari siksa kubur. Meskipun redaksi hadis tersebut beragam dan perlu ditelaah lebih lanjut oleh para ahli hadis untuk memastikan kesahihan dan derajatnya, inti pesan hadis tersebut tetap relevan dan mengindikasikan pentingnya menjaga kebersihan diri sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Hadis lain yang diriwayatkan oleh Al-Thabari, yang menceritakan mimpi tentang seorang muslim yang terhindar dari azab kubur berkat wudhunya, semakin memperkuat pandangan ini. Kebersihan jasmani yang diwujudkan melalui wudhu, diyakini mencerminkan kebersihan rohani, yang pada gilirannya menjadi benteng perlindungan dari siksa kubur.
2. Dzikir: Membangun Kedekatan dengan Allah SWT sebagai Sumber Kekuatan
Dzikir, yaitu mengingat dan menyebut nama Allah SWT, merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Keutamaan dzikir tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia, namun juga meluas hingga alam kubur. Hadis riwayat Tirmizi menyebutkan bahwa dzikir kepada Allah SWT merupakan amalan yang paling baik, paling suci, paling mampu mengangkat derajat, dan lebih utama daripada berinfak harta maupun berperang di jalan Allah. Lebih lanjut, Mu’adz bin Jabal RA menegaskan bahwa tidak ada sesuatu yang lebih mampu menyelamatkan seseorang dari siksa kubur selain dzikir kepada Allah SWT. Pendapat Al-Hafizh Taqiyuddin al-Jurjani dalam bukunya, "Yang Bangkrut dan Yang Untung di Alam Kubur," menjelaskan bahwa memperbanyak dzikir menciptakan kedekatan dan kebersamaan dengan Allah SWT. Kedekatan ini menjadi sumber kekuatan spiritual yang menerangi jalan menuju akhirat, melindungi dari kesempitan, dan memberikan pencerahan di alam kubur. Dzikir, dengan demikian, bukan hanya sekadar ucapan, melainkan manifestasi keimanan dan ketaatan yang berdampak signifikan pada kehidupan setelah kematian.
3. Ribath: Bersiaga di Jalan Allah sebagai Bentuk Pengorbanan Tertinggi
Ribath, dalam konteks ini, merujuk pada kegiatan bersiaga di perbatasan negara Islam untuk menjaga keamanan dan melindungi umat muslim dari serangan musuh. Ibnu Qudamah menjelaskan definisi ribath ini. Hadis riwayat Muslim menyebutkan keutamaan ribath yang luar biasa. Sehari semalam beribadah dalam bentuk ribath, menurut hadis tersebut, lebih baik daripada puasa dan sholat sunnah selama sebulan penuh. Lebih mengejutkan lagi, seorang murabith (orang yang melakukan ribath) yang meninggal dunia saat bertugas akan terus mendapatkan pahala, diberi rezeki di surga, dan terbebas dari pertanyaan malaikat di kubur. Hal ini menunjukkan bahwa pengorbanan dan perjuangan di jalan Allah SWT, yang diwujudkan dalam bentuk ribath, memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi-Nya, bahkan hingga memberikan perlindungan di alam kubur. Amalan ini menekankan pentingnya pengabdian dan pengorbanan demi tegaknya agama Islam.
4. Membaca Al-Qur’an: Cahaya Ilahi yang Menerangi Jalan Menuju Akhirat
Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, mengandung berbagai ayat dan surat yang memiliki keutamaan luar biasa. Salah satu amalan yang disarankan untuk menghindari siksa kubur adalah membaca surat Al-Mulk setiap malam sebelum tidur. Hadis riwayat An-Nasa’i menyebutkan keutamaan surat Al-Mulk yang disebut juga sebagai "Al-Maani’ah" (yang mencegah azab kubur). Membaca surat ini secara rutin, diyakini dapat menjadi perisai dari siksa kubur. Buku "Biografi dan Akidah Imam Al-Muzani" karya Abu Utsman Kharisman juga menguatkan pandangan ini. Al-Qur’an, sebagai kalam Allah SWT, memiliki kekuatan spiritual yang mampu menerangi jalan menuju akhirat dan melindungi dari berbagai kesulitan, termasuk siksa kubur. Membacanya dengan penuh keimanan dan pemahaman akan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan dunia dan akhirat.
5. Sholat: Tiang Agama dan Penyelamat dari Siksa Kubur
Sholat, sebagai tiang agama Islam, memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Keutamaan sholat tidak hanya terbatas pada kehidupan dunia, namun juga meluas hingga alam kubur. Hadis riwayat Abu Musa al-Madini, yang menceritakan mimpi Rasulullah SAW, menyebutkan kisah seseorang yang terhindar dari siksa kubur berkat amalan sholatnya. Buku "Hakekat Ruh" karya Ibnul Qayyim al-Jauzi juga membahas hadis ini. Sholat, sebagai bentuk ibadah langsung kepada Allah SWT, diyakini mampu memberikan syafaat dan perlindungan di alam kubur. Ketaatan dalam menjalankan sholat lima waktu, dengan penuh khusyuk dan keikhlasan, merupakan manifestasi keimanan yang kuat dan menjadi bekal berharga dalam menghadapi ujian di alam kubur.
Kesimpulannya, lima amalan di atas—wudhu, dzikir, ribath, membaca Al-Qur’an (khususnya surat Al-Mulk), dan sholat—merupakan amalan-amalan yang dianjurkan untuk mempersiapkan diri menghadapi alam kubur. Amalan-amalan ini, berdasarkan hadis-hadis dan pendapat ulama, diyakini dapat memberikan perlindungan dan meringankan siksa kubur. Namun, penting untuk diingat bahwa keselamatan di akhirat sepenuhnya berada di tangan Allah SWT. Keimanan yang teguh, ketaatan yang konsisten, dan amal saleh yang berkesinambungan merupakan kunci utama meraih ridho Allah SWT dan keselamatan di akhirat. Semoga uraian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya mempersiapkan diri menghadapi alam kubur dan meraih keselamatan di sisi Allah SWT.