ERAMADANI.COM, ROMA – Demam Liga Champions Eropa yang memenangkan Liverpool F.C menjadi juara Sabtu (01/06/2019) kemarin masih jadi sorotan. Salah satunya kiprah Mohamed Salah di dalamnya.
Kemenangan The Reds Sabtu dari Tottenham Hotspur di eksekusi oleh tendangan pinalti Mohamed Salah pada menit ke ‘2 dan Divock Origi di menit ’87.
Prestasi Mohamed Salah tersebut mempengaruhi Islamophobia di negara-negara Eropa.
Islamophobia atau ketakutan terhadap Islam / Muslim (orang yang beragama Islam) kerap terjadi di negara-negara Eropa itu sendiri.
Tak terkecuali di negara-negara besar seperti Inggris dan sekitarnya. Stereotip ini muncul terkait maraknya aksi teror yang mengatasnamakan Islam di Eropa maupun dunia.
Namun tampaknya, Islamophobia ini kian meredam akibat prestasi Mohamed Salah di kancah olahraga sepak bola Internasional paling bergengsi di Eropa tersebut.
Dilansir dari CNN Indonesia, tingkat Islamophobia di Inggris utamanya di kalangan pendukung team sepakbola Liverpool menurun.
Mohamed salah adalah pemain sepakbola muslim asal Mesir yang punya andil besar atas kemenangan Liverpool dalam Liga Champions untuk kali ke 6.
Satu gol yang dicetaknya pada gelaran final di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid tersebut melambungkan namanya hingga makin populer di kalangan penggemar Liverpool.
Observasi Kasus Islamophobia
Lembaga studi dari Immigration Policy Lab (IPL) membuat survei terhadap penurunan tingkat islamophobia dengan sampling media sosial.
IPL mengklaim telah melakukan survei di 936 distrik di Merseyside yang merupakan markas Liverpool.
Total 8.060 fan The Reds di kota itu dijadikan sebagai khusus dalam survei eksperimen.
Sedangkan penelitian itu juga mengobservasi secara seksama sekitar 15 juta cuitan Twitter dari Kerajaan Inggris.
Survei tersebut menjadi bagian untuk menguji efek kedatangan dan popularitas Salah di Liverpool dengan tingkat islamofobia di antara para fan klub itu.
Hasilnya cukup mengejutkan karena ujaran kebencian terkait islamophobia di Merseyside mengalami penurunan signifikan dengan kehadiran Salah di klub itu.
“Kami temukan bahwa distrik di Merseyside mengalami penurunan 18,9 persen dalam sejumlah alat uji statistik terkait kejahatan ujaran kebencian, sementara tidak ditemukan efek yang sama untuk kejahatan lainnya.”
“Para fans Liverpool FC telah mengurangi unggahan Tweet anti-Muslim turun dari 7,2 persen menjadi 3,4 persen Tweet tentang Muslim dibandingkan para fans tim top Inggris lainnya,” tulis laporan tersebut.
IPL kemudian melansir bahwa hasil dari survei eksperimen itu kemungkinan karena seiring kian dikenalnya Islam di sana.
“Penemuan kami mengindikasikan anutan yang berasal dari kelompok minoritas justru menampilkan informasi yang lebih manusiawi tentang minoritas tersebut kepada masyarakat yang lebih luas,” tulis IPL. (IAA)