ERAMADANI.COM, JAWA TIMUR – PT Legong Bali Nusantara asal Jawa Timur ini, kian giat merambah pasar luar negeri sebagai marketnya, dan untuk memperkenalkan produk Nusantara ke kancah internasional.
Sebab, begitu banyak jenis produk makanan di Indonesia, seperti industri kerupuk. Jenis penganan ringan ini bisa dinikmati kapan saja dan di mana saja, dan tidak hanya dikenal masyarakat di Indonesia, melainkan juga di mancanegara.
Di era digital yang semakin memukau ini semakin banyak pula banyak varian kerupuk, mulai dari kerupuk putih, kerupuk bawang, kerupuk udang, kerupuk ikan, hingga kerupuk kulit.
Semua ini tergantung pada bahan yang digunakan. Aromanya yang khas dan rasanya yang gurih menjadikan kerupuk cocok sebagai teman makan nasi atau camilan di segala musim.
Kenali PT Legong Bali Nusantara
Dilansir dari Kumparan.com, salah satu produsen kerupuk yang getol berekpansi ke luar negeri adalah PT Legong Bali Nusantara. Berdiri pada 1976 di Sidoarjo, Jawa Timur.
Tercatat hingga saat ini telah menembus pasar Arab Saudi, Hong Kong, China, Korea, Australia, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Amerika Serikat.
Immanuel Johan Subagio Bhakti, founder dan CEO PT Legong Bali Nusantara, mengaku punya mimpi besar terhadap bisnis yang diharapkan dapat membantu membangun dan meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia ini.
Ia juga berharap dapat terus meningkatkan ekspor produknya, yang saat ini mencapai rata-rata lima kontainer per bulan ke luar negeri
Dari pabrik kedua PT ini, yang dibangun pada tahun 2003 silam, seluruh produknya memang ditujukan untuk pasar ekspor mancanegara.
Distribusi Produk
“Kapasitas produksi kami saat ini mencapai hingga 1.500 ton per tahun,” kata Johan. Tahun 2018-2019, ekspor terbesar ke negeri China sebanyak 40,2%, diikuti Arab Saudi, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura dengan presentase masing-masing 20,3%, 18,8%, 9,1%, dan 7,8%. “Jadi, total ekspor kami ke China mencapai Rp 9 miliar per Agustus 2019 dengan menyasar hotel, restoran, dan kafe di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai,” lanjutnya, bangga.
Selain itu, Legong Bali juga telah menjual kerupuknya di supermarket premium di China, seperti Ole dan Frestmart. Di toko online, kerupuk Legong Bali ada di Tmall.com, JD.com, B2B Baidu, dan sebagainya.
Bahkan pasar Arab Saudi pun telah digarap dengan seksama. Nilai ekspor yang ditorehkan Legong Bali mencapai Rp 4,57 miliar per Agustus 2019.
Total ada 33 jenis produk (item) yang diditribusikan ke sana. “Produk kami dijual di 200 toko Indonesia di seluruh Arab Saudi, di 50 minimarket, supermarket, hingga hypemart seperti Bin Da Wood, HyperPanda, danLuLu,” ujar Johan.
Sementara distribusi di Taiwan telah mencapai Rp 4 miliar per Agustus 2019 dengan jalur distribusi ke pabrik penggorengan dengan produk kerupuk curah atau bulk.
“Kami juga mendistribusikannya ke 300 toko Indonesia/Asia Tenggara di seluruh Taiwan,” katanya. Adapun ekspor ke Hong Kong kini telah senilai Rp 2 miliar dengan 25 item. Jalur distribusinya mencakup ritel jaringan minimarket yang menjual produk makanan Asia Tenggara yang memiliki 25 cabang di seluruh Hong Kong.
Produk Asli dari Indonesia
Menurt Johan, perkembangan ini patut dijaga momentumnya karena produk yang dihasilkan adalah asli dari indonesia. Jenis kerupuk yang diekspor, 80% adalah kerupuk udang, sisanya kerupuk ikan, kerupuk bawang, dan kerupuk singkong.
“Semua bahan produk makanan ini tidak terlalu banyak terpengaruh krisis global maupun resesi. Makanan lebih stabil dibanding produk lain,” ungkapnya gembira.
Ia optimistis, dengan semakin kondusifnya peraturan –kini tidak ada tarif tambahan karena ada Asian-China Free Trade, sehingga tidak mengunakan tax– pihaknya mampu menjaga pertumbuhan bisnis.
“Tahun ini bisa tumbuh 10%, “ ujar Johan yang diwawancarai di Kantor Kementerian Perdagangan RI.
Pada tahun 2019 lalu, nilai ekspor Legong Bali total mencapai Rp 28 miliar. Adapun tahun 2017 sebesar Rp 23 miliar dan tahun 2016 sebesar Rp 20 miliar.
“Jadi, selama tiga tahun terakhir pertumbuhan bisnis kami bisa mencapai lebih dari 10%,” ucap Johan. Pihaknya berusaha terus mengembangkan inovasi demi memenuhi tuntutan pasar global yang semakin beragam. (MYR)