ERAMADANI.COM, – Langit Australia masih nampak merah merona akibat hebatnya kebakaran hutan yang melanda Negara tersebut. Kejadian ini terjadi pada Jumat pekan lalu (03/01/2020).
Dilansir dari Detik.com, api tersebut membakar sebagian hutan Australia Selatan karena suhunya mencapai 40 derajat C (104 F) di sebagian besar negara bagian.
Kejadian ini membuat pihak berwenang mendesak warga Australia untuk mengevakuasi diri dari beberapa bagian timur negara bagian yaitu New South Wales dan Victoria.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kebakaran hutan yang akan berulang atau terus terjadi di luar dugaan dan kendali.
Penyebab Langit Australia Masih Merah Membara

Dilansir dari Tirto.id, Penyabab kebakaran hutan di Australia sangat kompleks. Padahal mereka mengenal manajemen kebakaran hutan dan pentingnya kebakaran dalam meregenerasi tanah.
Kebakaran ini terjadi karena beberapa sebab, dari rokok yang dibuang sembarangan hingga sambaran petir yang menyebabkan pembakaran.
Namun, hal itu juga didukung beberapa faktor lain, seperti kurangnya hujan dan kelembaban tanah yang rendah. Kondisi tersebut memungkinkan api kecil untuk membesar dalam waktu cepat.
Ditambah dengan suhu tinggi dan angin kencang yang dialami Australia dalam beberapa bulan terakhir, kebakaran kecil ini dapat menjadi besar.
Dewan Iklim, organisasi iklim independen yang didanai masyarakat, menyatakan kondisi kebakaran hutan sekarang lebih berbahaya daripada masa lalu, dengan musim kebakaran yang lebih panjang, kekeringan, dan tanah yang lebih kering serta suhu panas yang meningkat.
Kebakaran ini melepaskan karbon dioksida, gas rumah kaca, ke atmosfer. Gas, yang hanya membentuk sebagian kecil dari total gas di atmosfer akan memerangkap panas.
Para ahli memperingatkan satu abad atau lebih akan diperlukan untuk menyerap karbon dioksida yang dilepaskan.
Akibat Kebakaran Hutan Australia

Kebakaran besar ini, telah menghancurkan lebih dari 1.500 rumah dan merenggut 23 nyawa sejauh ini. Angka itu diprediksi akan naik.
Tak hanya itu dahsyatnya kebakaran ini, menyebabkan musnahnya habitat hewan-hewan liar asli Australia seperti kanguru, koala, burung, reptil, dan lain-lain.
Tercatat sejak kebakaran pertama bulan September tahun lalu, ratusan rumah telah hilang, lebih dari lima juta hektar hutan dan lahan pertanian hangus, serta 24 orang tewas.
Ahli ekologi dari University of Sydney memperkirakan hampir setengah miliar mamalia, burung, dan reptil mati sejak kebakaran dimulai.
Diprediksi jumlah hewan yang jadi korban kebakaran ini mencapai 480 juta, termasuk 8.000 koala. jumlah ini belum bisa dipastikan sampai api berhasil dipadamkan. (MYR)